webnovel

KISAH PIALA DUNIA QATAR 2022

IDMPO Website Game Online Terpercaya

roma_malt · スポーツ
レビュー数が足りません
1 Chs

KISAH KELAM DI BALIK GEMERLAPNYA PIALA DUNIA QATAR 2022

Hai semuanya, kita ketemu kembali dengan kami dan di tentunya pada artikel yang berbeda, ya disini kita akan membahas dan akan sedikit membuka mengenai Kisah Kelam DI Balik Gemerlap dan Megahnya Piala Dunia Qatar 2022.

Pada Tahun ini FIFA menetapkan bahwa Qatar yang akan menjadi tuan rumah dlam pesta Sepak Bola terbesar dan paling bergensi pada saat ini, dan bisa dikatakan bahwa Piala Dunia Tahun ini menjadi Piala Dunia Yang termahal dalam sejarah Dunia, dan yang perlu pembaca ketahui dibalik dari Megah, Mewah dan Gemerlapnya Piala Dunia Qatar 2022 ada kisah kelam yang tak banyak orang tahu mengenai itu.

Kisah kelam dibalik gemerlapnya piala dunia yaitu terdapat 6.500 pekerja imigran yang tewas dalam proyek pembangunan stadion yang ada di Qatar saat ini, yang sebagaimana di ketahui dimana setelah Qatar mengetahui bahwa Qatar resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia, Qatar Resmi melakukan pengembangan Infrastruktur raksasa. demi meyambut para penonton dari segala penjuru dunia.

Dibalik kemegahan yang ditawarkan Qatar untuk Piala Dunia 2022, terdapat isu yang beredar terkait kematian ribuan buruh tersembunyi dibalik layar. The Washington Post mencatat, 6.500 pekerja migran telah meninggal dalam proses pembangunan infrastruktur Piala Dunia 2022 sejak Qatar ditunjuk menjadi tuan rumah pada tahun 2010 silam.

Dikutip dari The Washington Post, Building and Wood Workers atau BWI yang merupakan serikat pekerja untuk membangun stadion Piala Dunia 2022 menyebutkan jika otoritas Qatar membuat sistem kerja yang rumit. Sistem yang dinamakan Kafala ini mengatur pekerja tidak dapat berganti pekerjaan tanpa izin dari majikan mereka. Hal ini berdampak pada kesehatan dan keselamatan pekerja dalam membangun stadion untuk acara Piala Dunia 2022.

Para pekerja ini terdiri dari imigran Asal Selatan terutama India, Nepal, Bangladesh, Pakistan dan juga Sri Lanka. Kebanyakan mereka menjadi korban meninggal sejak 2010 hingga 2020 lalu. Rupanya penyebab utama meninggalnya para pekerja tersebut lantaran beberapa hal. Di antaranya upah pekrja yang tidak dibayarkan. Akibatnya para pekerja menanam hutang dan mengalami depresi tingkat tinggi. Kemudian ada pula penggusuran secara paksa. Para pejabat Qatar melancarkan aksi gusur paksa kepada imigran tersebut pada malam hari dan bahkan mematikan listrik gedung sebagai upaya untuk segara pergi dari tempat tinggal mereka.

Ditambah sistem Kafala yang dijelaskan di atas, yang mengharuskan pekerja menyita paspor dan dokumen imigrasi oleh pemberi kerja yang membuat para buruh migram menjadi tidak leluasa hingga terikat dengan pemberi kerja.

Sementara itu, Selama 12 tahun ini, Qatar telah menbangun hotel, jalan, stadion, dan pembangunan lainnya dengan melibatkan 90% dari seluruh pekerja yang ada, merupakan buruh tenaga migran yang berasal dari luar negeri. "Dengan pekerja migran yang merupakan lebih dari 90% tenaga kerja negara itu, jelas bahwa beban pelaksanaan proyek-proyek ini akan sangat dipikul oleh semua orang yang melakukan perjalanan ke Qatar dengan harapan mendapatkan penghidupan yang lebih baik," dikutip dari Amnesty Internasional.

Amnesty Internasional memaparkan pelecehan dan eksploitasi tenaga kerja di Qatar mencakup tiga hal. Pertama, terkait gaji dan tunjangan yang tidak dibayarkan, serta upah yang dibayar terlalu rendah dari selayaknya.

Dijelaskan bahwa pencurian upah adalah salah satu pelanggaran paling umum yang dihadapi oleh pekerja imigran di Qatar. Amnesty Internasional mencatat, sejak tahun 2010, terdapat ribuan pekerja imigran di Qatar meninggal secara mendadak tanpa diketahui penyebabnya. Para buruh yang meninggal telah melewati serangkaian test kesehatan sebelum datang ke Qatar. Dan kematian dini yang misterius itu terbukti masih ada hubungannya dengan kondisi kerja yang tidak aman.

Sayangnya, pihak yang berwenang di Qatar tidak menemukan hal tersebut, sehingga penyebab kematian ribuan buruh imigran menjadi gelap. Selain dua poin yang tadi, pekerja imigran di Qatar dipaksa bekerja dengan jam kerja yang panjang. Tidak ada hari libur, atau gaji akan dipotong. Setiap harinya, para buruh bekerja selama 12 jam. Selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, mereka bekerja tanpa hari libur.