webnovel

Bab 8 - Berangkat Kembali Mondok

dipagi hari sekitar pukul 04.30,udara sejuk masuk melalui celah celah ventilasi kamar ku,udara yang dingin menyeruak menyentuh kulit ku yang tidak terbaluti oleh selimut.

ku tarik selimut yang berada di bawah kaki ku hingga menutupi seluruh tubuh ku yang kedinginan,namun karena aku sudah menentukan waktu alarm ku untuk bangun subuh,akhirnya dering alarm handphone ku berbunyi "kring,kring,kring!!" begitu nyaring bunyi nya.

tangan ku mencoba menggapai letak suara dering alarm yang nyaring itu,lalu mematikan nya karena di rasa aku masih ingin tertidur karena cuaca sangat dingin saat itu.

tiba tiba ada suara ketukan pintu dari luar kamar ku "Tok,tok,tok!!" aku mencoba untuk tidak menghiraukan nya dan masih menutup mata ku.

lalu terdengar suara emak dibalik pintu itu "Mei, bangun nak,subuh! ayo sholat subuh berjamaah!" sahut emak dari luar kamar ku.

namun karena aku masih merasa malas untuk bangun dan beraktivitas ,aku masih menutup mata dan tak menghiraukan ajakan emak.

lalu emak kembali mengetuk pintu "tok,tok,tok!!" lalu membuka kan pintu kamar ku, dan melihat diriku yang masih terbaluti oleh selimut yang tebal.

"astagfirulloh Mei, ayo bangun subuh!" sambil membuka kan selimut tebal itu dari tubuh ku dan langsung melipat nya agar aku bangun dari tempat tidurku.

"hhhuuuuaaa,iya mak,habis nya dingin banget,jadi Mei malas bangun" jawab ku sambil menguap.

"kalau nguap tutup Mei!" ucap emak padaku,karena aku menguap tanpa menutupi mulut ku.

"hehe,iya mak,kak Malik sama kak Mira sudah di mushola?" aku bertanya sambil duduk di kasur dan masih belum membuka mata.

"iya,makanya cepet,ambil wudhu sekarang!" sambil membereskan tempat tidur ku yang berantakan.

lalu aku berdiri dan berjalan menuju toilet untuk berwudu, seperti biasa sebelum berwudu aku memakai sabun wajah lalu menggosok gigi dan dilanjutkan berwudu.

Aku berjalan kembali menuju kamar,dan terlihat pemandangan kamar yang sudah rapi dibereskan oleh emak.akupun mengambil mukena dan sajadah lalu bergegas pergi ke mushola di rumah ku.

karena keluargaku sudah menunggu untuk berjamaah sholat subuh. saat sedang menggelar kan sajadah kak Malik berkata "aduh,tuan putri baru bangun,dari tadi nunggu udah satu jam Mei,kamu nanti di pondok jangan malu maluin ya,masa santri bangun nya siang!" ejek nya padaku.

"ih,lagian baru jam 5 subuh,belum terlambat lah kak! kak Malik lebay deh!" jawab ku.

"sudah sudah,ayo sholat" lerai abah pada kami.

kami pun berdiri dan melanjutkan sholat subuh berjamaah.

setelah sholat subuh,kami saling bersalaman dan pergi beraktivitas seperti biasa nya.aku dan kak Mira membantu emak untuk membereskan rumah. Sedangkan Emak menyiapkan makanan untuk sarapan kami.

lalu kak Malik yang melanjutkan tadarus bersama abah di Mushola.

"Kak,Seperti biasa yah kayak kemarin?!" ucap ku pada Kak Mira.

"iya,boleh dek!" jawab nya padaku.

kami pun mulai bekerja di rumah,sedangkan emak sudah mulai memasak.

Kak Mira menyapu lantai dan mencuci baju,lalu aku mengepel lantai dan mencuci piring.

Sekitar pukul 7 pagi,akhirnya pekerjaan kami selesai. Kak Malik dan abah pun sudah menunggu di meja makan untuk sarapan pagi bersama. Aku dan kak Mira pun membantu untuk menyiapkan makanan ke meja makan setelah emak selesai memasak.

Hal inilah yang akan sangat aku rindukan di rumah saat aku di pondok nanti. Saat setelah makan, kami pun sedikit berbincang tentang keberangkatan ku nanti sore ke pondok.

Abah mengawali perbincangan itu dengan berkata, "Mei, barang yang kamu butuhkan di pondok sudah siap semua?" ucap nya.

"Alhamdulillah sudah semua abah." Jawabku sambil membereskan piring.

"Awas loh, jangan malu maluin di sana, kakak kan tiap hari kesana ngaji juga! masa mau mondok bangun kesiangan," Kak Malik berkata dengan suara ledekan.

"Mana mungkin, Mei kan sudah besar, apalagi kalau di pondok kesiangan lah ga mungkin, pasti bakalan rajin dia." Ternyata kak Mira membelaku.

Aku tersenyum, dibela oleh kak Mira, karena mungkin dulu ia juga seperti itu di pondok. Malu untuk bangun kesiangan, malahan lebih rajin disana.

Perbincangan itu selesai saat meja makanan sudah bersih dan rapih. Kak Malik pergi ke teras rumah dengan Abah untuk sekedar meneguk kopi hitam dan sebatang rokok.

Sedangkan kak Mira sedang berkemas karena nanti malam suaminya akan menjemputnya pulang. Aku mencuci piring bekas makan tadi, dan Emak pergi ke kamar untuk mengambil uang untuk pergi ke pasar karena stok untuk memasak sudah habis di masak tadi.

Aku melihat Emak sedang berganti baju dan memakai kerudung, lalu aku bertanya "Mak, mau ke pasar ya?" ucapku seraya bersemangat.

"Iya, mau ke pasar, beli stok makanan sama bumbu dapur untuk masak nanti malam."

Seketika wajah ku tidak bersemangat mendengar hal itu, "Kenapa kamu? wajah nya di tekuk." tanya Emak sambil merapihkan kerudungnya.

"Mei sedih, nanti malam Mei gak di rumah lagi!" menjawab sambil cemberut.

"Ya gak apa apa Mei, nanti juga disana pasti banyak teman, lebih asik di sana." Emak menghibur ku dengan perkataan itu, Namun seperti nya tak berhasil. Aku masih merasa sedih.

"Ya sudah, Mei ikut ke pasar yuk bantu Emak belanja!" ternyata Emak tidak kehabisan cara untuk menghiburku , seketika aku pun senang mendengar hal itu.

"Yeee, ya sudah, Mei ganti baju dulu ya mak!" bergegas menuju kamar dan berganti baju.

Lalu Emak menunggu di teras rumah sambil ikut berbincang dengan Abah dan kak Malik. Saat aku sudah selesai mengganti baju ku, aku berlari kecil karena tak sabar ingin segera pergi ke pasar dengan Emak.

Entah kenapa itu sangar membahagiakan aku waktu itu.

"Emak hayu!!" teriak ku dari dalam rumah.

"Ampun itu anak." ucap kak Malik sambil menggelengkan kepala, Emak dan Abah hanya tertawa saat itu.

Lalu kami berangkat menaiki angkutan umum sampai ke pasar. Disana aku membantu Emak membawakan belanjaan yang hampir hampir memenuhi genggaman tangan ku.

Emak membeli sayur, telur, ikan, dan bumbu dapur lainnya. "Mei kayaknya sudah cukup belanjaannya, yuk kita pulang, sudah hampir dzuhur kamu harus sholat terus tidur dulu!" ucap Emak, aku hanys mengangguk dengan wajah yang lesu. Karena di pasar aku di ajak berkeliling untuk dari pedagang ke pedagang lainnya.

Sesampainya di rumah aku langsung duduk di ruang tamu karena kelelahan, ternyata tepat sekali adzan dzuhur berkumandang. Emak berkata, "Mei langsung bersih bersih ya, sholat langsung tidur! nanti Emak bangunkan saat adzan asar!" seru nya dari dapur.

"Iya mak." Jawabku lemas Sambil berdiri dan berjalan menuju Toilet. Aku membersihkan badan dan mengambil air wudhu, Setelah itu sholat.

Selesai solat aku membaringkan badan ku ke kasur yang rasanya dingin, tidak sempat melepaskan mukena aku langsung menutup mataku saat itu juga.

hembusan angin sejuk hari itu masuk melalui ventilasi kamar, suara anak tetangga yang sedang bermain berlarian yang tadinya terdengar jelas, perlahan tidak terdengar karena aku sudah tertidur sangat pulas.

Lalu suara ketukan pintu terdengar "Tok tok tok!!!" Aku kaget, membuka mata dan terbangun dari tidurku. Terdengar suara Emak membangunkan ku dari balik pintu "Mei, bangun sudah asar, ayo sholat terus siap siap kamu buat berangkat ke pondok!"

Ternyata tidurku memakan waktu yang cukup lama, tanpa sadar sudah pukul 15.30 waktu nya adzan asar.

"Iya mak, Mei sudah bangun," ucapku sambil menggisik gisik mata.

Aku beranjak dari tempat tidur ku dan langsung mandi dan mengambil air wudhu. Setelah selesai sholat asar aku bersiap mengganti baju gamis abaya hitam yang rapih dan memakai kerudung berwarna coklat muda.

Aku melihat sekeliling kamar ku dan bergumam "Aku akan sangat rindu suasana di rumah dan kamar ku." sambil mengangkat tas yang sudah di siapkan kemarin.

Aku keluar kamar dan menutup pintu, terlihat semua sudah siap mengantarku ke pondok. Kak Malik berinisiatif membawakan tas yang berisi baju dan barang lainnya ke atas Motor. Karena perjalanan tidak begitu jauh, kami berangkat memakai motor.

Sedang kan kak Mira tidak ikut, ia bertugas menjaga rumah saat itu sambil menunggu suami nya yang sudah dalam perjalanan dari Jakarta.

"Mira, jaga rumah ya, Kita antar dulu Mei, assalamualaikum !" seru Emak dari pagar rumah. "Iya mak hati hati, waalaikumussalam!"

Sekitar 15 menit perjalanan kami sampai di pondok Ar-Raudah, Suasana sore yang sejuk dan ramai anak anak yang menunggu adzan magrib sambil bermain di halaman pesantren yang cukup luas.

"Assalamualaikum," ucap kami dari luar rumah pemilik pesantren.

"Waalaikumsalam, silahkan masuk! 'Abi, ini ada tamu' Silahkan duduk Pak, Bu!" ucap umi mempersilahkan masuk dan memanggil Ustadz Khoerudin pemilik pesantren itu.

Setelah kami duduk bersamaan di ruang tamu, Abah mengawali pembicaraan "Begini Ustadz, kami sebagai orang tua Mei, ingin menitipkan putri kami untuk tholabul 'ilmi di pesantren ini," ucapnya.

"Alhamdulillah, Pak Bu, saya senang bila bisa menjaga amanah ini dari Bapak dan Ibu, insya allah niat baiknya Mei berada di sini dipermudah oleh Allah swt." Jawab Ustadz khoerudin.

Setelah perbincangan itu Abah dan Emak berpamitan kepada Ustadz dan istrinya, Lalu berpamitan pula pada ku. sedangkan kak Malik menunggu diluar bersama teman kamar nya di pondok ini.

"Jaga diri baik baik ya, belajar yang betul, Emak Abah pamit dulu." ucap emak sambil mengelus pundak ku. Aku hanya mengangguk dengan mata yang berkaca kaca ingin menangis, Namun ku tahan.

Aku pun bersalaman dan memastikan Emak Abah sudah pergi. Saat Emak dan Abah sudah jauh dari pandangan, tak sadar aku meneteskean air mata lalu cepat menghapus dengan tangan ku.