webnovel

Eps 2 Pegasus

Karia langsung kembali menyetel Cermin tersebut dimana terlihat adegan disebut Desa. sudut kamera sedang melihat desa tersebut. Tubuh Karia juga sudah sangat terluka, bahkan kedua tangannya hanya bisa ditutup oleh kain dari pakaian, tindakan tersebut untuk menutup luka.

Pada awal adegan tidak begitu masalah, kamera menunjukan bahwa para Elf sedang melakukan patroli, tetapi adegan mengerikan langsung muncul setelah hal tersebut.

Para Elf langsung mengarahkan senjata pada Karia, setiap Elf muda langsung maju, dan pada Elf kecil yang mulai bangun langsung diminta untuk masuk kedalam rumah.

"Tunggu, kenapa mereka mengarahkan senajata padamu?"

"Soal itu, aku masuk makam para Elf tanpa ijin."

"Coba ulangi?"

"Kau ingat adegan sebelumnya?"

"Jangan bilang pemakaman tadi milik Elf, dan Karia membantai setiap Undead. Terus para Elf marah." Ryan terlihat masih bingung kenapa bisa membuat para Elf marah.

"Kak, coba jelaskan."

"Intinya, aku pergi ke makam Elf, entah kenapa jasad Elf Bangkit, aku terpaksa bertempur disana. Aku berhasil menghentikan Undead bangkit, tapi para Elf menyangka bahwa aku yang menggunakan sihir pembangkitan"

"Tunggu kenapa bisa salah paham kayak gitu?"

"Ahh benar juga."

Karia langsung mengoprek Cermin ingatan dan langsung menggunakan sudut pandang orang ketiga. Sebuah orang jubah hitam, dengan pedang, dan bahkan terlihat lambang tengkorak yang menjadi tanda kalau dia itu bukan orang baik.

"Tunggu, kenapa Kak Karia pake jubah menyeramkan kayak gitu."

"Mau gimana lagi, waktu dingin banget loh. Setelah mengalahkan necromancer, aku pake jubahnya gara-gara dingin banget loh."

"Gara itu kamu disangka main-main sama mayat."

"Benar sial."

"Terus gimana?"

"Lihat aja."

Karia dalam jubah necromancer hanya bisa berlari dan terus berlari dari kejaran para Elf yang sedang marah. Usaha dia untuk lari benar-benar percuma karena pada akhirnya Karia tertangkap.

Seketika adegan disana terhenti, dan Cermin ingatan langsung menjadi layar penuh semut. Tidak lama kemudian sebuah adegan agak mengerikan langsung terlihat.

"Apa-apaan ini."

Seketika Desa Elf langsung terlihat langsung membeku menjadi Es, beberapa Elf terlihat beku karena sesuatu. Secara kebetulan saja Karia yang menggunakan jubah Necromancer yang memiliki ketahanan dingin tinggi.

"Tunggu apa yang terjadi?" Nofal yang terkejut dengan adegan tersebut hanya bisa berteriak

"Aku tidak tahu, intinya pas aku sadar sudah seperti ini." Karia yang tak bisa menjawab karena hanya bisa menggunakan ingatannya saja.

"Pihak ketiga, atau lebih tepatnya plot armor." Ryan yang membandingkan dengan Anime

"Pastinya plot armor."Adiknya Karia sepakat dengan Ryan

"Jangan kayak gitu, kenapa gak bersyukur kalau enggak aku udah mati tadi disana."

"Benar juga sih." mereka kompak dengan jawaban itu.

"Terus setelah ini Kak Karia ngapain." ucap Nofal yang penasaran dengan kelanjutannya.

"Tonton aja."

Pada cermin ingatan terlihat Karia yang bangun dan melihat Desa Elf yang membeku karena sesuatu. Secara tidak sopan atau benar-benar agak ada sopan kepada mayat, Karia langsung menggeledah setiap jasad dari setiap Elf dan bahkan setiap rumah yang masih bisa digunakan.

Dia mulai mencari apa saja yang bisa dibawa dan digunakan untuk kebutuhan pribadi.

"Kak KAria, gak ada inventori atau penyimpanan ruang."

"Waktu itu, aku belum punya."

Karia membawa beberapa pakaian dan senjata seperti panah, dan pedang yang mungkin bisa digunakan.

"Kak, pedang permen itu kemana?"

"Itu, bisa aku gunakan tapi kurang begitu kuat saja. Lebih efektif pakai pedang besi."

"Tunggu, dari mana kamu bisa gunakan pedang."

"Soal itu, simpel aja. Aku bawa hp dan menyimpan video latihan pedang."

"Kalau Cas HPnya gimana?"

"Sihir listrik, ke kabel cas. Kenapa tidak langsung ada kemungkinan tidak sesuai tegangan listriknya."

"Kau bisa sihir listrik."

"Diam dulu, kenapa gak nonton aja."

Karia yang terlihat mulai melakukan perjalan panjang. Tentu selama 15 menit hanya melihat orang berjalan. Tentu semua orang yang melihat sangat bosan, yang terlihat pada Cermin ingatan sangat mirip dengan streaming perjalan.

"Ahh, setelah ini seharusnya perjalanan panjang selama 3 hari penuh."

"Sialan kau Karia, mau bikin kami nonton orang jalan selama 3 hari."

"Maaf, coba kita percepat."

Karia langsung mengorek dan langsung menyetel pada adegan berikutnya.

"Ini setelah 3 hari bukan?"

"Begitulah, akhirnya aku sampai gunung karena katanya ada desa dilihat oleh peta."

"Tunggu, peta nya kebalik." Ryan sadar bahwa Karia pada adegan tersebut menggunakan peta secara terbalik.

"Benar, waktu aku salah lihat. Plus disana ada dua gunung jadi bikin salah paham."

Karia yang sampai pada sebuah bukit hanya bisa pasrah karena tidak menemukan sebuah desa. Dia hanya bisa menemukan sebuah tebing kosong. Tentu melihat tubuh Karia yang sudah parah hanya bisa pasrah.

"Tunggu, kak Karia ngapain ngedeketin jurang." Nofal panik melihat kamera mulai mendekati tepi jurang.

"Waktu itu gimana yah?"

"Jangan bilang udah pasrah, dan mau bunuh diri."

"Gelap banget."

"Tenang gak jadi bunuh diri kok." Karia berusaha agar melihat adegan tersebut "Lihat aja."

Karia yang hampir bunuh diri, terdengar sebuah kepakan sayap yang membuat Karia terpental jauh dari tepi juang. Dia hanya bisa jatuh karena kehabisan tenaga.

Cermin ingatan langsung menjadi layar semut kembali.

"Apa yang terjadi, jangan kak Karia mati."

"Aku enggak mati, aku masih hidup nih buktinya."

Ketika kembali pulih terlihat sebuah kuda dengan sayap sedang makan rumput di dekat tebing tersebut.

"Tunggu jangan bilang itu Pegasus."

"Benar itu Pegasus." Karia menyombongkan diri pada Nofal.

"Kau punya kendaraan juga kah."

"Disana lah kisah dimulai."