webnovel

Bab 7 Hadiah Kecil, Kuil

Kulit V yang mulai kembali mengelupas menjadi pecahan cahaya terus jatuh. Hal tersebut membuktikan bahwa kekuatan yang dimiliki sudah mau habis. Dia sekarang hanya bisa menunjukan senyuman dan berkata beberapa kata.

"Terima kasih banyak telah membantu mengalah Necromancer itu. Sebagai balasant telah mengalahkan dia akan kuberikan hadiah kecil ini."

Sebuah benih pohon terlihat muncul di tangan kanan V. benih tersebut terlihat berkilau hijau zamrud. Hal tersebut juga dirasakan oleh Saken bahwa benih itu memiliki energi yang sangat besar.

"Ini adalah Benih kekuatanku, aku sudah memberikan semua pada keluargaku, tetapi karena masih tersisa aku berikan pada kalian saja."

Karia yang merasa kagum dengan benih itu langsung dibawa dengan tanpa ragu. Sialnya benih tersebut tidak bisa dia gunakan karena yang menggunakan benih itu adalah kuda Pegasus, bukan digunakan secara fisik, melainkan Pegasus tersebut memakan benih tersebut ketika dipegang oleh Karia.

"Woy, itu untukku."

"Hahahaha, kudamu lebih sigap," Saken terlihat tertawa,"Terima Kasih V, jika tidak keberatan Namamu apa?"

"Ara benar juga, desa memanggilku Peace Del Treeasa."

"Karena itu kau menunjukan V karena namamu Peace."

"Begitulah, benar karena itu dimakan oleh Pegasusmu, ambil ini saja."

Gelang dan Cincin yang terbuat dari logam indah berwarna putih dan permata hijau yang sangat indah.

"Ini, apa?"

"Salah satu Artefak Elf. Benda itu sangat langka, gelang memiliki fungsi sebagai penunjuk arah, dan untuk cincin itu bisa memberikan kekuatan untuk memulihkan diri pada penggunanya."

"Terima kasih banyak, V."

"Tidak masalah, malah aku yang berterima kasih sudah mengalahkan musuh lamaku"

"Kenalan lamaku?" Saken terlihat bingung dengan ucapan V.

"Benar, dia adalah Necromancer itu adalah muridku, tetapi secara mengejutkan dia memiliki rencana untuk mendapatkan kekuatan naga."

Karia yang hanya bisa diam karena tidak begitu paham dengan cerita tersebut, tapi dia berusaha untuk paham apa yang ingin dikatakan oleh V.

Ketika Karia terus memperhatikan V, keberadaan V makin berkurang dan kekuatan dia semakin lemah. Tidak ada kekuatan yang tersisa dan sekarang mereka hanya bisa melihat sebuah tengkorak yang tak berbicara.

Tetapi sebuah gerakan gigi yang mereka bisa pahami yaitu.

"Terima Kasih."

***

Sekarang yang tersisa adalah Saken dan Karia. Pada dasarnya mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. Tetapi karena sesuatu dia harus bekerja sama untuk mengalahkan Naga tersebut.

"Urusan sudah selesai, mari berpisah!" Saken terlihat sangat tenang dan bahkan sudah sangat memiliki pengalaman seperti ini.

"Benar juga."

"Jadi, selamat tinggal."

"Semoga ada kesempatan untuk bertemu lagi."

"Baiklah, aku akan berdoa soal itu."

Saken langsung berjalan menjauh dan mulai memanggul pedang yang dia gunakan. Dia benar-benar tidak memiliki kesampatan untuk menggunakan pedang yang dia miliki, dan fokus menggunakan Skill Order.

Saken berjalan pada tengah hutan dan langsung menghilang didalam semak dan kegelapan hutan.

"Pegasus, mari kita pergi juga."

Teriakan dari Pegasus terlihat sangat senang, dan langsung memberikan jalan untuk Karia menunggangi Kuda.

"Waktunya mencari cara untuk pulang lagi."

***

"Bosan, Apa ada yang rame lagi enggak." Ucap Nofal yang terlihat sedang tidur dilantai sembari menatap Cermin ingatan.

Mereka berempat sudah kompak menonton film, atau ingatan milik Karia yang sedang berada didunia lain.

"Karia, biasanya suka ada kisah romantis atau harem mu enggak."

"Harem, sebenarnya di ingatanku kurang yakin ada Harem, atau waktu itu saya lagi tolol aja."

Tiga orang langsung berpikir bahwa Karia terlihat mirip dengan cowok tolol naif yang gak berpikir soal harem.

"Coba, ada bagian yang agak berhubungan sama hal romantis enggak."

"Benar juga, ngomongin Romantis saya pernah pergi ke kota yang terkenal dengan Kuil Percintaan."

"Itu, itu mungkin kamu punya harem tapi nggak sadar aja." Nofal terlihat sangat bersemangat dengan spoiler yang diberikan Karia.

"Oke, oke kita nonton disana aja."

***

Karia yang terlihat di depan kuil sedang melemparkan sebuah Koin.

"Seperti ini kan cara berdoa disini."

Karia mulai melakukan permintaan kecil pada kuil untuk mengabulkan permintaan dia.

"Jika aku tidak bisa pulang, berikan aku pasangan hidup yang indah didunia ini."

***

"Kalau Karia pulang kesini berarti, kamu gak dapat pasangan." Ryan mengucapkan sesuatu.

"Teehee." Karia terlihat memalingkan wajah dan menunjukan wajah tidak bersalah.

***

Setelah itu Karia langsung pergi dari Kuil dan terlihat seorang gadis dengan setelan berjubah dan bahkan memiliki setelan perjalanan jauh.

Karia yang penasaran pergi mencari tempat duduk dan semoga saja bisa mendengar permintaan gadis dengan setelan aneh itu.

"Aku minta padamu, Biarkan aku bertemu dengan Saken lagi."

"Saken!" teriak kaget Karia mendengar permintaan gadis tersebut.

Tatapan tajam langsung diarahkan pada Karia. Tentu Karia hanya bisa berusaha memalingkan diri dari gadis tersebut.

"Kau kenal Saken?"

"Dia orang seperti apa?"

"Seluruh kulitnya hitam, dan pada wajahnya memiliki corak seperti ini."

Gadis tersebut langsung menunjukan selembar kertas yang menunjukan gambar Saken dengan kualitas yang sangat rendah. Benar-benar gambar yang sangat jelek tetapi pesan yang ingin disampaikan terlukis jelas.

"Kau kenal dia?"

"Kenal sih, nggak begitu. Tetapi hanya pernah bertempur bersama."

"Benarkah, Akhirnya. Harapan masih belum hilang." Gadis tersebut langsung berteriak senang karena mendengar ucapan Karia.

"Jadi kalian bertemu dimana?"

"Jika tidak salah, danau dekat kota Grelases."

"Kau bertemu terakhir kapan?"

"Seharusnya sudah 2 minggu sejak mengalahkan naga."

"Naga, jangan bilang kalian yang mengalahkan Naga tersebut?"

"Maksudnya naga Undead tersebut."

"Benar, kemunculan naga tersebut langsung membuat para mayat bangkit dan dirumorkan bahwa jika naga tersebut dibiarkan dia bisa menjadi makhluk yang setara raja Iblis."

Karia dalam pikirannya hanya bisa kagum dengan prestasi yang dibuat secara tidak sengaja.

"Bahkan para Dewan Naga langsung mencari para pembunuh naga tersebut, tetapi tidak ada yang mengetahui siapa pembunuh naga itu."

Karia sadar ada yang aneh dengan ucapan Dewan Naga yang dikatakan oleh gadis misterius tersebut.

"Dewan Naga?"

"Ahh maaf, aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu."

Dia langsung membuka tundung dan memperlihatkan wajah dan rambut yang benar-benar berkilauan layaknya permata. Mata yang yang indah dan memiliki aura seorang keberadaan yang tinggi. Kulit yang putih bersih layaknya selalu mandi dengan ratusan bunga.

"Namaku Arsela Noin, aku seorang Celestial."

"Celestial, jangan bilang keberadaan yang setara dengan para naga?"

"Begitulah, aku Celestial yang menjadi pelantara antara Naga dan Manusia."

"Wah, aku bertemu dengan orang luar biasa lagi."

"Jadi, bisa jelaskan tentang Insiden Naga Undead tersebut, dan tentang Saken."

"Baiklah aku akan jelaskan apa yang aku tahu."

Karia langsung menjelaskan segala urutan kejadian yang dialami sampai melawan Naga Undead dan mengalahkan hal tersebut. Dia juga menjelaskan hubungan dia dengan Saken.

"Maaf, jika tidak keberatan Saken itu apa?"

"Dia, adalah Celestial dari Iblis yang menjadi perantara Naga dan Iblis, tetapi karena suatu alasan dia berhenti dan mulai melakukan penjelajahan, menurut perkataanya dia ingin bertambah kuat dan membalaskan dendamnya."

Karia seketika berpikir tentang hubungan Saken dan Arsela, dalam pikiran Karia bertuliskan jangan bilang Arsela menyukai Saken dan berusaha mencarinya sampai sini.

"Tunggu, tidak masalah dirimu pergi begitu saja? Bukanya kau memiliki tugas sebagai Celestial."

"Soal itu tidak begitu masalah, ada Celestial lain yang menggantikan ku."

"Begitukah."

"Yang lebih penting, Karia apa kamu mau bantu aku mencari Saken."

Karia yang merasa sedang tidak ada tujuan tidak ada salahnya mengikuti permintaan Arsela. Tentu dengan harapan ada kabar untuk mencari jalan untuk pulang.

"Oke, aku juga sedang ada tujuan."

Pegasus terbang mendekat pada Karia dan terlihat tahu bahwa Karia sudah siap untuk melakukan perjalanan tanpa tahu dipanggil.

"Seorang Pria menunggangi Pegasus."

"Soal itu tidak pentingkan. Sebaiknya kita segera pergi, mungkin masih ada di kota dekat danau itu."

"Benar, mari berangkat."

Arsela langsung mengeluarkan sayap yang benar-benar indah. Sebuah sayap putih yang mengepak menutupi sinar mentari. Sekali muncul saja sudah bisa memukai siapaun yang melihatnya.

Mereka mulai terbang dengan cara mereka masing-masing.

"Jadi kau tahu arahnya?"

"Tenang saja, aku punya ini."

Karia menunjukan gelang pemberian V.

"Kau punya alat yang bagus, itu benar-benar membantu kita."

"Hanya saja ada masalah kecil saja, aku tidak tahu ada kota apa saja yang ada didekat danau tersebut.

"Soal itu, kenapa kau tidak minta ke danau tersebut dulu."

"Sama, aku juga tidak tahu nama lokasinya."

"Kau tahu nama kota dekat danau itu kan. Kenapa tidak kesana dulu?"

"Benar juga."

Karia langsung meminta gelang tersebut untuk menunjukan arah menuju lokasi tersebut. Pada gelang tersebut langsung mengeluarkan arah panah dan menunjukan arah untuk menuju kota yang dituju tersebut.

Mereka terbang bahkan bisa merobek setiap awan dan bahkan tidak banyak orang yang bisa kecepatan terbang mereka.

"Kau bisa lebih cepat lagi, seharusnya kita bisa sampai kota itu hanya sekitar 3 jam saja."

"Baiklah. Pegasus kau bisa lebih cepat lagi."

Sang kuda terlihat menganggukan kepala, tentu kecepatan mereka jauh lebih cepat. Sekarang mereka benar-benar mirip dengan pesawat jet yang menembus setiap awan, hanya saja tidak meninggalkan jejak.

"Ouuh, Pegasusmu unik juga bisa sampai secepat ini."

"Soal itu, ada beberapa alasan."

Tanpa mereka sadari mereka sudah sampai dikota sebelumnya.