webnovel

Rencana Dentes

Siang itu Chris teelihat sibuk sekali dengan berbagai rencana yang sedang ia siapkan bersama petinggi klannya. Ia berniat menyerang Klan Mensis akan tetapi ia tak ingin turun tangan. Ia butuh rencana yang matang yang tanpa harus turun tangan pun Klan Mensis bisa hancur. Itulah alasan mengapa ia mengumpulkan petinggi lain di dalam ruang tertutup yang ada di dalam benteng utama milik klannya.

"Gamma, kau ada masukan agar rencana ini bisa berhasil? Aku tak ingin satu pun dari kita terlihat menyerang Mensis dan membuat mereka menyerang kita balik. Itu cukup berisiko. Saat ini, Gamma mereka sedang melatih para Schouts dan berdasarkan informasi Watcher kita, semua anak didiknya sudah melampaui latihan akhir. Mereka sudah pantas menjadi Warrior. Itu artinya pasukan mereka bertambah lagi."

Gamma tampak berpikir. Ia merasa sudah kalah dari Mensis karena mereka memiliki pelatih Schouts yang bukan main tangguh dan tegas. Ia lantas berdiri dan memandangi satu persatu anggota yang hadir kala itu dan pandangannya berhenti tepat pada Chris.

"Gunakan saja para Rogue itu. Seleksi mereka dan pilih yang terbaik. Hindari hanya memilih dari segi fisik saja karena kita harus memilih Rogue yang mampu memprovokasi bangsa manusia dan biarkan bangsa manusia itu yang menghancurkan Mensis."

Chris mengernyit heran. Ia mencoba memikirkan apa sangkut pautnya Mensis dengan bangsa manusia? Dan bangsa manusia yang mana yang dimaksudkan Gamma? Alih-alih bertanya, ia memilih mengangguk serta mempersilahkan Gamma untuk duduk dan ia kembali bertanya pada Beta.

"Bagaimana menurutmu ide Gamma, Beta?"

Beta terdiam. Awalnya ia juga tak mengerti dengan maksud dan tujuan Gamma, namun setelah ia pikirkan lagi akhirnya ia paham akan mengarah kemana usul itu.

"Menurutku ide itu bagus. Kau berkata ingin melakukannya tanpa terlibat, bukan? Mengunakan para Rogue dan membuat provokasi antara manusia di desa itu dengan Mensis adalah suatu hal yang brilian. Baik bangsa manusia maupun Mensis tak akan bisa menuduh kalau kita adalah dalangnya karena para Rogue biasanya juga memang bertindak sendiri untuk bertahan hidup. Terlebih apabila kita memilah Rogue yang akan kita gunakan, aku rasa ini akan menjadi poin tambahan bagi kita. Jadi, aku setuju dengan saran Beta, Alpha."

Chris paham sekarang. Desa manusia yang dimaksud adalah desa itu, desa yang terdekat dengan Mensis. Benar juga, bangsa manusia pasti akan menuduh Mensis yang menyerang mereka dan tak mungkin bangsa manusia dan Mensis menuduh Dentes karena lokasi mereka lumayan jauh dari desa itu dan para Rogue terlalu sulit untuk dikendalikan. Itu bisa menjadi senjata ampuh untuk menghancurkan kepercayaan manusia di desa itu dan otomatis menghancurkan Mensis.

Chris tersenyum senang. Ia tak mencela rencana itu sama sekali dan menyetujuinya begitu saja. Ia pikir semua akan berjalan lancar dan akan bisa menghancurkan Mensis kala itu. Namun, Watcher mereka memotong pembicaraan dan menatap Alpha, Beta, dan Gamma secara bergantian dengan wajah seriusnya.

"Ada apa, Watcher?" tanya Chris langsung. Gelagat Watcher seperti sedang tidak setuju dengan rencana itu.

"Maaf sebelumnya, Alpha, Beta, Gamma. Menurutku rencana ini kurang matang. Kalian juga harus mempertimbangkan kapan waktu penyerangan akan dilakukan. Saat aku memantau keadaan desa itu, keadaannya sangat ramai. Ramai dalam artian banyak sekali bangsa manusia di sana namun mereka jarang sekali bertegur sapa. Memang hal ini akan menjadi nilai tambah, kalian akan dengan mudah meruntuhkan desa itu. Tapi, apa kalian berpikir mereka akan langsung terpikirkan itu ulah Mensis? Menurutku tidak. Pemikiran kepala desa mereka sangat logis. Ia tahu persis cara membedakan Rogue dan werewolf yang memiliki klan. Kalian harus melatih dengan matang tentang bagaimana agar para Rogue itu bisa terlihat meyakinkan seperti anggota dari Mensis. Lagi pula, apa yang akan kalian lakukan di desa itu? Menghancurkan dan memprovokasi yang seperti apa yang bisa membuat manusia di sana berpikir kalau itu semua ulah Mensis? Mereka tahu betul kalau klan itu tidak pernah membuat masalah dan malah Dentes-lah yang terkenal dengan julukan pembuat onar."

"Apa kau bilang?" geram Beta dengan mata yang menatap Watcher dengan tajam dan membuat nyali Watcher agak ciut. Ia memilih menatap Gamma dan meminta pendapatnya.

"Benar ucapan Watcher. Rencana yang kuusulkan bisa menjadi bumerang untuk kita. Kita tidak boleh asal memilih Rogue dan harus melatih fisik dan mental mereka dengan baik. Juga kita harus memikirkan kapan waktu yang tepat untuk menyerang bangsa manusia. Asalkan jangan saat purnama karena keadaannya akan jauh lebih rumit. Kita tak akan bisa mengendalikan Rogue dan yang ada seluruh manusia di desa itu akan mati dan usaha kita sia-sia saja."

Salah seorang tetua lain menyetujui ucapan Gamma. Ia juga menambahkan, "Betul. Rencana ini rencana yang bagus asalkan kita bisa mengolahnya dengan baik. Aku sarankan penyerangan dilakukan di malam hari. Untuk harinya itu bisa kita cari nanti. Yang jelas, kita memang harus menghindari purnama dan juga kita harus cari tahu kapan Red Moon akan terjadi. Akan juga lebih berbahaya kalau rencana kita berpapasan dengan Red Moon. Alpha Mensis akan menggila dan menghancurkan langsung benteng kita di sini."

Chris mengacak rambutnya kesal. Ia melupakan fakta itu. Rupanya ia memang harus mempersiapkan banyak hal dan tak sedikit juga biaya yang akan mereka keluarkan nantinya karena para Rogue ini adalah bangsa werewolf tanpa klan yang mana mereka mandiri dan tamak akan segala hal. Terlebih mereka memang sulit diatur. Hal ini akan jadi tantangan terbesar bagi Chris. Belum lagi ada Nikk yang mana kalau ia tahu, Alpha Mensis itu akan mengacak habis markasnya ini.

"Kalau begitu, Watcher bantu Gamma menyeleksi Rogue yang sesuai. Kau tahu betul bagaimana perangai manusia di desa itu dan Beta kau atur posisi Rogue yang diterima nanti dan bantu Gamma melatih mereka hingga mereka siap untuk digunakan. Jangan lupa juga, Hunter tugasmu mengawasi gerak-gerik Rogue yang lolos nanti. Jangan sampai kita lengah dan memberikan mereka kesempatan. Bagaimana pun juga, Rogue tak bisa kita percaya sepenuhnya. Mereka mudah bergabung dan mudah juga berkhianat. Sisanya tolong bantu mereka yang sudah diberi tugas. Kalian semua bertanggung jawab atas rencana kita kali ini. Mohon kerjasamanya."

Semua dibubarkan begitu Chris mengucapkan kalimat terakhirnya. Hanya tersisa Chris dengan segala pemikiran rumitnya. Ia ingin rencana itu berjalan lancar tapi memang ia harus berkorban lebih banyak dari biasanya demi mendukung semua usahanya. Kini ia hanya perlu menunggu hingga saat itu tiba karena dendam yang Chris miliki akan segera terbayarkan pada Mensis, terutama pada keluarga inti Nikk.