webnovel

Dilema

"Kenapa anda berbincang dengan ibu saya sebegitu akrab? Apa yang kalian bicarakan?"

Adoria melangkahkan kaki beriringan dengan Cleon menjauh dari pondok kecilnya. Ia beralasan untuk sekadar membantu Cleon membawa daging yang kepalang banyak. Itu upayanya agar Cleon betah dan akan terus menjadi langganan mereka. Harga yang diberikan Cleon tak main-main besarnya. Ia selalu memberikan makanan pokok dan sayur mayur sebagai alat tukarnya dan terkadang ia juga memberikannya alat tukar berupa koin emas. Sungguh sanagat disayangkan apabila pembeli seperti Cleon berpindah ke pedagang lain.

"Anda membantu saya karena ingin menanyakan hal itu?

Cleon melirik sekilas. Senyumannya tak peenah sekalipun terlepas dari wajah rupawannya. Ia menghentikan langkahnya dan menatap Adoria. Nampaknya ia sedang menunggu jawaban.

Adoria tekejut. Ia ikut berhenti dan balik menatap wajah Cleon. Ia tak tahu apa yang akan dikatakan selanjutnya agar lelaki itu menerima baik jawabannya. Ia menunduk sembari memainkan ujung bajunya.

"Bukan begitu. Saya membantu karena anda tampak kesusahan dan saya juga ingin tahu mengapa anda akrab sekali dengan ibu saya."

"Saya pernah membawa daging lebih banyak dari ini dan anda tidak membantu saya."

Glek. Adoria merasa tertembak. Ucapan Cleon benar adanya. Apakah ia salah karena sudah menanyakan sesuatu karena hanya rasa penasarannya saja? Kenapa jadi terdengar ada maunya saja ya? Duh, Adoria menggigit bibir bawahnya dengan kuat dan itu tentu saja mengganggu penglihatan Cleon.

"Hey, jangan gigit bibirmu begitu, Adoria!" pekik Cleon yang tak mau bibir gadis pujaannya terluka. Ia menyapu bibir itu dengan ibu jarinya dan kembali tersenyum. Satu tangannya menepuk puncak kepala adoria beberapa kali. Ia tak peduli kalau ada orang lain yang melihatnya.

"Kalau kau sekhawatir itu, maka aku akan memberitahumu. Tadi kami hanya berbincang soal daging. Seperti dari mana daging yang kau dapatkan itu dan sebagainya."

Adoria mengernyit. Apa benar hanya itu? "Kau kan sudah sering kuberi tahu kalau daging itu berasal dari ternak kami dan sebagian dari hasil ayah berburu di hutan. Kupikir kau membicarakan hal lain soal hubungan kita."

Cleon tersenyum. Tentu ia paham akan perasaan adoria. Hanya saja ia perlu lebih banyak waktu untuk bisa meluruskan semuanya. Karena bukan hal mudah memperjuangkan cinta berbeda ras. Manusia biasanya sulit menerima bangsa werewolf meskipun orang itu adalah half. Sedangkan bangsa werewolf sendiri tak memperdulikan pasangannya berasal dari ras apa. Yang terpenting bukan dari klan musuh bebuyutannya.

"Aku sudah sering bilang bukan? Aku butuh banyak waktu untuk bisa ke tahap itu. Hari ini aku bisa berbincang akrab dengan ibumu saja sudah sebuah kemajuan. Sabar sedikit ya, Adoria. Aku pasti akan segera membawamu."

Cleon menepuk kepala gadisnya dengan sayang. Ia juga tersenyum dan menatapnya teduh sekali. Adoria hanya bisa menghela napas dan membalas senyumannya. Sepertinya ia tak bisa memaksakan keinginan mereka.

"Baiklah. Aku akan menunggu. Tapi ingat, Cleon. Usiaku sudah matang. Kalau terlalu lama, niatmu bisa didahului orang lain dan jangan salahkan aku apabila hal itu terjadi." pesan Adoria sembari berbalik dan meninggalkan Cleon yang terdiam memandanginya dari belakang. Adoria tak memiliki niat untuk menekan Cleon. Ia hanya sekadar menyampaikan fakta karena belum lama, ada seorang laki-laki, anak kepala desa yang datang dan mendekatinya secara terang-terangan. Ia hanya tak mau apabila harus bersanding dengan orang selain Cleon.

Cleon merenung sesaat setelah Adoria mengatakan hal itu. Pasti ada alasan di balik ucapan Adoria tadi. Mungkin memang sudah ada laki-laki lain dari desanya yang menyukai Adoria. Kepalanya mendadak sakit. Apakah memang ia bergerak selambat itu? Ia harus memutar otak agar bisa membuat orangtuanya menyetujui pinangannya.

"Adoria, aku janji hanya aku yang akan menjadi pasanganmu kelak. Aku janji."

Cleon pergi meninggalkan desa dengan membawa banyak buntalan daging. Hatinya resah namun sekarang ini ia tak bisa melakukan apa pun. Di tengah perjalanan pulang, ia tak sengaja bertemu dengan Watcher yang baru saja datang dari luar hutan. Sepertinya ia sedang mengamati kediaman Nenek Cia. Cleon ingin mengabaikan, jadi ia memilih untuk tidak memancing keributan dengannya dan berjalan melewatinya begitu saja.

"Hai, Beta. Habis membeli daging?" sapa Watcher dengan ramah namun tak satu pun balasan ia terima. Karena sepertinya Cleon sedang dalam mode penasaran, ia memilih untuk memebeberkan sesuatu yang mungkin menarik perhatiannya.

"Saya dengar anak kepala desa akan segera melamar Adoria. Anda akan tetap berdiam diri saja, Beta?"

Langkah Cleon tiba-tiba terhenti. Topik yang dilontarkan Watcher sangat menarik minatnya. Bagaimana bisa ia tak mempercayainya jikalau memang apa yang dibicarakan Watcher ini selalu benar adanya. Ditambah tadi adoria berkata sepertu itu. Ia semakin percaya.

"Maksud anda Adoria akan segera dilamar?"

"Anda bisa langsung bertanya pada Adoria atau mencari tahu sendiri. Saya undur diri, masih ada pekerjaan yang Alpha ingin saha lakukan."

Watcher pergi begitu saja meninggalkan Cleon yang semakin menggila. Ini tidak baik. Kalau benar Adoria sedang didekati anak kepala desa artinya kesempatannya semakin sedikit. Karena anak kepala desa akan dengan mudah merebut hati orangtua Adoria dengan segala yang ia miliki.

Cleon kembali berjalan. Ia berniat akan menyelidikinya nanti setelah ia membereskan daging-daging itu. Mungkin ia juga akan meminta bantuan saran dari Gamma soal ini. Ia tak mau masalah percintaannya berlarut-larut begini dan ia tentu tak mau dianggap tak serius oleh adoria.

Sesampainya di depan gerbang, ia bertemu Nikk yang sepertinya baru saja kembali dari tugas memantau Deana. Ia sebenarnya sedang tak berniat berbincang dengan Nikk, namun Nikk malah memanggilnya mendekat. Tumben sekali Nikk memanggilnya padahal ia masih membawa banyak sekali daging.

"Ada apa, Nikk?"

"Kau yang ada apa, Cleon? Kau tampak lemas sekali hari ini. Rencana bertemu Adoria gagal?"

Nikk mengambil sebagian daging yang Cleon papah dan turut membawanya ke dapur. Mereka masih berjalan beriringan dan di tengah keheningan itu Cleon membalas, "Sukses, hanya saja aku dapat kabar kalau Adoria akan segera dilamar."

"Apa? Adoria adalah jodoh yang ditakdirkan untukmu."

"Yang kita percayai itu berbeda dengan bangsa manusia, Nikk. Aku sedang bingung tentang bagaimana caraku harus memberitahu orangtuanya."

"Beritahu langsung saja. Ingat, Adoria sudah akan dilamar. Kalau kau terlalu lama, Adoria bisa direbut dan dimiliki orang lain."

Saran Nikk terlalu berat untuk Cleon. Ia tak punya keberanian sebesar itu. Ia membutuhkan proses dan tahap agar bisa sukses. Bukan dengan tiba-tiba membeberkan bahwa dirinya adalah bangsa werewolf dan menginginkan putri mereka untuk ditandai. Mereka pasti tak akan membiarkannya begitu saja.

"Kalau kau masih belum paham, kau lihat saja kasus Nenek Cia. Tidak semudah itu mengambil hati orangtua bangsa manusia. Karena mereka akan merasa ditinggalkan begitu anak mereka ditandai oleh bangsa kita."

"Lalu kau mau apa?"