webnovel

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah [I]

Di hari esoknya merekapun bersiap untuk berangkat ke sekolah untuk melihat syarat-syarat mengikuti perkenalan siswa di lingkungan sekolah mereka nanti yakni Cempaka Putih Senior High School.

Nathan sudah berada di sekolah, sementara Fathir dan Nadia baru berangkat kesana. Fathir membawa motornya yang baru, sedangkan Nadia berada di belakang Fathir atau mereka sedang boncengan.

Fathir memang sudah biasa membawa Nadia ke sekolah, bahkan katanya dia juga akan menjadi supir Nadia di sekolah baru mereka. Nadia menjaga jarak dengannya, agar tidak terjadi apapun antara mereka.

Hari ini Nadia genap berusia empat belas tahun, sementara Fathir akan berulang tahun lusa. Fathir dan Nadia masih seumuran, sedangkan Nathan juga akan ulang tahun di hari esok.

Entah ini kebetulan atau takdir, tapi mereka bertiga tampaknya selalu memiliki kesamaan antara satu sama lain, walupun mereka berulang tahun selisih satu hari saja. Nathan sekarang sudah kelas sebelas, makanya dia akan menjadi senior mereka nanti.

Setelah sampai di sekolah Nadia dan Fahtir turun, mereka memasuki pekarangan sekolah tersebut yang sudah ramai akan peserta didik yang baru sama seperti mereka berdua. Nathan datang kesana, lalu menuntun mereka ke tempat dimana pengumumab itu di pajang.

Mereka menyusuri tempat tersebut bertiga, sementara lainnya mungkin sudah berada disana lebih dulu. Nathan menatap mereka berdua bergantian sekilas, untuk memastikan mereka masih di belakangnya.

"Fathir, Abang udah bilang, besok kalian berdua harus bisa menaati peraturan yang dibuat oleh senior kalian, kalian sudah tahu betul sebab dan akibatnya. Jadi Abang harap kalian bisa mengikutinya dengan baik, kalian mendengarkannya?" tanyanya dari depan dengan menatap keduanya bergantian lagi.

"Ngerti!" jawab Nadia dengan senyuman.

Fathir diam saja, sepertinya dia bahkan tidak peduli dengan hal tersebut, dia tidak akan melakukannya jika seniornya membuatnya kesal atau lainnya. Fathir tidak suka jika ada seseorang yang mengganggunya walaupun itu seniornya atau siapapun.

Intinya Fathir tidak suka diperintah, bahkan perintah yang selalu abangnya tuturkan padanya, dia tidak pernah menyahutinya sama sekali. Dia sangat egois dan keras kepala, jadi bagaimanapun abangnya menasehatinya dia tidak bisa menerimanya dengan baik.

"Nadia kamu dan Fathir satu kelas, kan?" tanya Nathan pada Nadia seraya menatap Fathir juga yang terlihat kesal.

"Fathir!"

"Iya bang, Fathir denger kok, gak usah kebanyakaan ocehan, Fathir juga gak akan melakukan kesalahan, jika mereka tidak berlebihan nanti. Abang, kan tahu kalau Fathir gak suka di kekang atau sejenisnya, jadi selagi senior baik maka Fathir akan baik dan sebaliknya," pungkasnya lalu pergi dari sana.

Nathan hanya mencengkram tangannya kuat, agar bisa menahan dirinya supaya tidak kasar pada Fathir. Nadia hanya menggeleng dan meminta Nathan bersabar, karna dia juga tahu kalau Fathir memang suka begitu kalau sedang emosi.

"Enggak papa kok, Bang. Nanti Nadia akan mengingatkan Fathir kalau salah, karna kami berdua satu kelas, jadi Abang gak perlu khawatir soal itu. Fathir, kan anak baik, jadi dia nggak akan melakukan kesalahan besok. Nadia janji sama, Abang Nathan!" ucap Nadia menyakinkan Nathan agar tidak emosi melihat adiknya tersebut.

"Entah kenapa jika Nadia mengatakan suatu hal, aku langsung merasa emosi ini mereda sesaat, atau ini memang karna Nadia sudah memenuhi hatiku? Kenapa dia selalu bisa membuatku seperti ini?" gumam Nathan dalam hatinya sendiri dengan bingung.

"Oke Nadia, terima kasih. Selama kamu bersama Fathir dia tidak pernah melakukan kesalahan fatal walaupun masih sering melakukan kesalahan kecil. Abang yakin, Nadia bisa membuat Fathir menjadi siswa yang baik seperti kamu," balasnya dengan senyuman lalu mengajak Nadia melanjutkan perjalanan menuju papan pengumuman.

Setelah sampai merekapun membaca persyaratan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk besok. Nathan sudah pergi sedari tadi, sedangkan nada mencari keberadaan Fathir. Setelah menemukan Fathir, Nadia mengajaknya untuk pulang saja.

Merekapun pulang bersama seperti sebelumnya, Fathir tidak tahu menahu soal itu dan hanya Nadia yang akan membantunya menyiapkan barang-barang untuk besok, Fathir memang merasa beruntung, setidaknya dia yang sangat bermalas-malasan bertemu dengan Nadia yang begitu rajin.

Nadia adalah sahabat terbaiknya sejak waktu itu, sementara musuhnya adalah abangnya sendiri yakni Nathan. Karna Nathan sering memeranginya karna tidak pernah mendengarkan sarannya dengan baik dan benar serta malah mengabaikannya.

Nadia sedang bersiap-siap ke sekolahnya dengan membawa tas beserta bekalnya, untuk hari ini dia akan diantarkan oleh sang ayah karna Nathan mungkin dan Fathir sudah pergi sedari tadi. Nadia berpamitan pada ibunya, lalu berangkat bersama ayahnya tersebut.

Di dalam mobil, Harish memberikan saran dan masukan pada putrinya agar tidak melakukan kesalahan nanti, karna Harish juga tau jika junior melakukan kesalahan sedikit saja maka seniornya akan bertindak lebih. Nadia sudah faham betul apa yang disampaikannya orangtuanya tersebut, dia juga tidak lupa dengan nasehat Nathan sebelumnya.

"Iya, Pa. Nadia udah faham semuanya karna bang Nathan udah jelasin semuanya sama Nadia dan Fathir. Jadi Nadia jamin, Nadia gak akan terkena masalah apapun, Papa tenang aja. Okeh!" tuturnya meyakinkan sang ayah.

Harish hanya mengangguk mengiyakan penuturan putrunya tersebut, dia juga tahu jika putrinya selalu menjadi kebanggaannya dan sekolahnya sejak dulu, jadi tidak mungkin dia merubah perilakunya tersebut sedari dulu.

•••

Setelah sampai di sekolah yang papan namanya 'Cempaka Putih Senior High School' yaitu sekolah menengah atas terfavorit di kota tersebut, tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam sekolah tersebut dan harus memiliki syarat-syarat dan kriteria yang sesuai dengan peraturan yang ada.

Nadia menyalim ayahnya, lalu masuk ke dalam sana. Nadia mencari keberadaan kelasnya, namun semua siswa-siswi baru sedang berada dibarisan kelas masing-masing. Nadia masuk ke dalam barisan yang dia tahu itu adalah kelasnya nanti.

Pengumuman pun dilangsungkan oleh kepala sekolah dan dilanjutkan oleh wakil dan lainnya. Semua peserta MPLS tersebut diperintahkan untuk menuju kelas masing-masing karna nantinya akan ada senior yang akan memperkenalkan diri mereka disana.

"Hey, nama kamu siapa?" tanya seorang gadis yang seumuran dengannya di barisan yang sama.

"Aku Nadia, kamu?" tanya Nadia balik

"Aku Risa, kamu mau satu meja denganku nanti, kita jadi sahabat?" tawarnya yang langsung membuat Nadia senang.

Nadia benar-benar merasa senang karna ada yang mau jadi sahabatnya untuk pertama kali disana, walupun mereka sama sekali tidak mengenal satu sama lain. Nadia mengangguk, lalu tanpa memperkenalkan dirinya pada Nadia, mereka malah menuju kelas tersebut.

***

Di dalam kelas, semuanya sedang sibuk merapikan pakaian dan barang-barang mereka, begitu juga dengan Nadia dan sahabat barunya tersebut. Disaat semuanya mulai rapi, beberapa senior merekapun masuk ke dalam sana.

Nadia bahkan tidak menyadari bahwa Fathir juga di kelas yang sama, walaupun dia tau kemaren bahwa mereka memang satu kelas tapi beluk sempat mengobrol hari ini saking sibuknya. Mata Nadia langsung terpokus ke arah seniornya yang sudah dia kenal sejak waktu itu, yakni Nathan sendiri.

Dia lebih tampan dari semuanya, tapi Nadia sudah menganggap Nathan sebagai abangnya sendiri walaupun dia tau dia mengagumi pria tersebut. Nathan dan lain-lain masuk ke dalam kelas dan langsung berdiri di depan mereka semua atau bisa dikatakan tempat dimana guru akan mengajar nantinya.

"Semuanya bisa duduk!" titah Nathan pada adik kelasnya tersebut dan semua siswa-siswi baru langsung melakukan perintahnya tanpa ada penolakan sendiri.

Nadia mendengar beberapa pujian dilontarkan oleh beberapa gadis disana mengenai Nathan, tapi ada juga yang memuji senior lainnya. Yang lebih banyak adalah mengatakan Nathan adalah gebetan mereka, walaupun Nathan tidak tahu sama sekali.

Nathan terlalu serius disana, sampai dia juga tidak menyadari bahwa Nadia dan adiknya berada di kelas tersebut. Nathan adalah ketuanya, makanya dia yang akan banyak berbicara dan memberikan arahan pada adik kelasnya tersebut.

"Sebelum kita melakukan perkenalan, kakak kasih kalian waktu lima menit untuk bersantai terlebih dahulu karna nantinya kita akan mulai acaranua sekitar jam sembilan dan masih ada waktu sepuluh menit lagi." Nathan mengucapkan hal itu begitu lantang sehingga semuanya bisa mendengar dengan baik kecuali adiknya sendiri.

Para senior keluar dari sana, agar memberikan waktu luang untuk adik kelas mereka, agar bisa menghilangkan rasa penatnya sejak dibarisan.

Hal itu juga mereka lakukan, agar nantinya mereka tidak terlalu tegang menerima arahan mereka sebagai pembukaan acara perkenalan sekolah tersebut.

#to be continued