webnovel

Awal Rasa Dendam

"Tuh anak pasti lagi suka sama Nadia, dari kemaren-kemaren udah gak suka liat sikap adeknya yang berlebihan, kali ini dia emang emosi dicampur kesal, haha," gumam Uminya sambil melirik Nathan yang perlahan pergi dari hadapannya.

•••

"Assalamu'alaikum!" ucap Nathan ketika dia baru saja sampai di ruang rapat OSIS tersebut.

Semua hanya menggeleng saja, lalu kembali pokus dengan rapat yang baru saja di mulai. Semua tidak bertanya apapun, melainkan menunggu Nathan menjelaskan kegiatan besok dihari kedua memperkenalkan lingkungan sekolah itu. Nathan mulai melepaskan jaketnya, lalu menjelaskan satu persatu rangkaian acara yang telah dia susun sendiri.

"Mohon maaf sekali lagi, karna ketua tidak bisa hadir maka aku sebagai wakilnya akan menjelaskan semua inti acara besok. Kita akan..."

Nathan menjelaskan secara rinci rangkaian acara besok, lalu mereka hanya mengangguk faham karna semuanya cukup dijelaskan begitu jelas dan tidak ada keraguan sama sekali. Setelah selesai dijelaskan mereka mulai menyusun rangkaian lomba atau pantauan kelas nantinya.

Semua rapat berjalan lancar, kini waktunya untuk pulang. Nathan hendak menghidupkan motornya tetapi Ika malah menghentikan dirinya dengan berdiri di depan Nathan. Feronika memang sudah lama mengidamkan Nathan menjadi kekasihnya tetapi pria itu selalu saja menolak dirinya berkali-kali.

Feronika yang akrab disapa Ika tersebut tidak suka melihat tingkah Nathan yang begitu berlebihan ketika membela Nadia sebelumnya. Karena itu jugalah dia ingin menanyakan perihal tersebut pada Nathan sekarang juga, sedangkan Nathan tampak tidak peduli.

"Ada apa?" ketus Nathan mulai malas dan langsung turun dari motornya.

"Gue pengen tanya soal hubungan Lo sama Nadia itu apa sih?" tanya Ika to the point.

Nathan memutar bola matanya malas dan mengarahkannya pada Ika lalu mengindari kontak terjadinya kontak mata. "Dia itu sahabat Fathir dan gue udah bilang sama Lo waktu dikelas kalau kami itu tetanggaan, jadi wajar saja dia mengenal gue atau Fathir. Oke, gak ada yang perlu dijelasin karna itu bukan urusan Lo!" tegas Nathan lalu menaiki motornya kembali.

"Nathan gue udah sadar, bahwa waktu itu gue juga suka sama Lo. Jadi Lo mau kita jalani hubungan yang waktu itu Lo minta sama gue, gue sadar gue cinta sama Lo, Nathan."

Nathan tersenyum kecut lalu melayangkan tatapan tajam yang mematikan tersebut padanya karna tidak mengira gadis itu akan mengatakan hal itu padanya. "Maafin gue, Ka. Tapi waktu itu gue kayaknya masih terlalu bocah sampai bisa nembak Lo, tapi sekarang enggak lagi Ika, gue juga sadar kalau menjalin hubungan tanpa ikatan itu cuman ngundang dosa aja. Jadi jangan berharap gue masih suka sama Lo, inget gue gak suka lagi soal pacaran, jadi minggir gue pengen pulang!"

Nathan begitu ketus menjelaskan siapa dia sekarang, jadi jangankan untuk kembali menyukai Ika, menyebut dia kembali pacaran saja dia sudah tidak sudi. Ika tidak mendengarkannya dengan baik, sehingga dia malah semakin kekeh untuk menerima permintaannya.

Kebetulan sekali, Ramdhan lewat dari sana lalu Nathan memanggilnya mendekati mereka berdua. Ramadhan faham, jika Ika mungkin menggoda Natha. Lagi.

Ramadhan naik begitu saja ke atas motor Nathan, lalu dengan sengaja pula dia memeluk Nathan agar membuat Ika tidak menganggu sahabatnya lagi.

"Yok, Nathan. Buruan, gak perlu nungguin nih cewek, dia juga gak akan nyerah sama sekali," ajak ramadhan yang membuat Ika benar-benar kesal karnanya.

Setidaknya Nathan bisa pergi sekarang, karena Ramadhan datang membantunya menghindari gadis tersebut. Nathan melajukan motornya tanpa menolah sedikitpun, sedangkan Ika hanya mendecak kesal.

"Kurang ajar, lihat aja setelah ini aku akan menjadi masalah terbesar gadis itu dan kita lihat apa Nathan bisa nyembunyiin perasaannya dari kami semua termasuk aku sendiri," ujar Ika lalu pergi dari sana dan sebelumnya dengan sempat menghentakkan kakinya.

•••

Hari kedua MPLS

Semua senior sudah berbaris di depan kelas junior mereka, satu persatu junior tersebutpun keluar dari sana dan berbaris menghadap para seniornya. Nathan dan lainnya tampak berdiri begitu gagah didepan mereka semua sehingga mereka langsung menunduk melihat hal tersebut.

"Kita akan beraktivitas di lapangan, jadi kakak harap kalian tidak memiliki kendala apapun termasuk kesehatan, jadi siapapun yang merasa tubuhnya tidak akan kuat berjemur di lapangan beberapa jam ke depan, silahkan angkat tangan dan berikan alasannya!" titah Nathan agar bisa memastikan tidak ada adik kelasnya yang pingsan atau sebagainya karna fisik lemah yang mereka sembunyikan.

Semuanya hanya menggeleng karna tidak ada satupun diantara mereka yang memiliki riwayat penyakit seperti hal yang dikatakan oleh Nathan. Ika hanya tersenyum kecut melihat semua juniornya yang tampak begitu sok kuat, ini adalah kesempatan bagus untuk Ika agar bisa membalas pervhatan kakak kelasnya dulu.

"Karena semuanha sudah jelas, mari kita menuju lapangan segera. Ada yang kakak-kakaknya ingin sampaikan kepada kalian semua mengenai kegiatan dilapangan nanti," lanjutnya lalu melangkah lebi dulu.

****

Kini mereka semua sudah berbaris disana dengan acak-acakan, para senior datang meluruskan barusan tersebut. Ika terus saja menatap Nadia jengkel, karna dirinya Nathan benar-benar tidak bisa menerimanya lagi. Nathan hanya berada di dekat Ika karna tanggung jawab, jika tidak dia sudah menjauhi gadis itu lagi.

Nathan menyuruh Ramadhan menggantikan dirinya menjelaskan semua rangkaian acara, karena dia masih ada urusan lain di ruang guru. Nathan pergi dari sana, kini tinggal ketiga senior lagi disana. Ramadhan mulai menjelaskan inti acaranya, semuanya hanya mengangguk faham walaupun sebenarnya ada yang tidak mengerti sama sekali.

Kegiatan formal sekolah diadakan secara lancar, mereka menjelaskan semua hal yang perlu adik kelas mereka ketahui mengenai sekolah tersebut. Dari aturan yang harus ditepati dan tidak boleh dilanggar sama sekali, sampai pada bentuk-bentuk pelanggaran yang bisa membuat mereka masuk ruang BK nantinya.

Nathan kembali dengan membawa sebuah bola, karna setelah acara inti akan ada permainan yang tujuannya agar mereka tidak terlalu tegang dan merasakan lelah seharian berjemur di terik matahari yang lumayan panas tersebut.

Ika yang akan menjadi memimpin permainan tersebut karena kesempatan kedua kalinya untuk membalas dendam tidak akan terulang secara dua kali. Ika menatap semuanya jengkel terutama pada Nadia yang hanya diam saja sedari tadi.

Nathan tahu bahwa Ika memiliki rencana untuk membuat Nadia terkena masalah, tetapi dia akan berusaha membantu Nadia agar tidak terlalu terjebak di dalam permainan Ika nanti. Fathir tampak begitu tidak smebatat dan ingin sekali dirinya pergi dari sana, semuanya tampak membosankan sekali dimatanya.

Ika mulai menjelaskan permainan, Nadia dan lainnya berusaha untuk menerima penjelasan tersebut walaupun mereka merasa cemas karna hal itu, mereka belum menguasai permainan tetapi harus berada disana saat itu juga.

"Kita akan memulai permainan dan siapa yang kalah harus menerima hukuman dari semuanya tanpa terkecuali," ucap Ika begitu tegas lalu melempar bola ke arah Nadia.

"Bentuk lingkaran!"

Merekapun membentuk lingkaran seperti yang Ika inginkan, Nadia berada di tengah-tengah karena dia yang akan memulai permainan itu terlebih dahulu. Permainan lempar bola, jika Nadia berhasil memberikan bola sebelum musik berakhir berarti Nadia memiliki kesempatan untuk bermain bersama lainnya, tetapi jika tidak maka dia akan keluar dari sana.

"Ok Nadia, musik akan segera kakak putar, kamu harus bisa memberikan boleh tersebut kepada orang lain agar kamu bisa bebas dari tanggungjawab ini, tetapi jika tidak kamu akan mendapatkan tugas lainnya, oke Nadia!"

Nadia mengangguk dengan senyuman dibibirnya, dia tidak ragu sama sekali dan dia tahu bahwa dia akan bebas dari jeratan Ika. Ika memulai musiknya walaupun menggunakan suara seadanya tetapi masih bisa di dengar jelas oleh semuanya. Nadia melempar bola tersebut, tetapi lagi dan lagi dia mendapatkan lemparan lagi.

Nadia terus melemparkannya kepada orang lain, tetapi mereka mengembalikannya pada Nadia seperti sebelumnya, tetapi disaat detik-detik dimana Ika mematikan musik tersebut, Nadia berhasil memberi alih bola tersebut pada seorang gadis.

Ika hanya merenggut kesal karna tidak berhasil membuat Nadia terkena masalah, permainan berlanjut dan bagaimana pun Ika berusaha membuat Nadia terjebak, dia selalu terhindar dari masalah tersebut. Hari berlalu begitu cepat, besok adalah hari terakhir mereka mengikuti rangkaian acara perkenalan lingkungan sekolah.

Mereka diperbolehkan untuk pulang, sehingga satu persatu pun berhamburan meninggalkan sekolah tersebut. Nadia masih saja berdiam diri, karena Fathir lagi dan lagi izin tidak bisa pulang bersama Nadia. Nathan tampak masih sibuk dengan guru, beserta tim OSIS lainnya.

Entah keberuntungan atau memang rejeki Nadia, Shella melewatinya dan malah menghentikan motornya di depan sana. Shella datang mendekati Nadia, sedangkan Nadia merasa canggung ketika seniornya tiba-tiba mendekati dirinya apalagi dia adalah senior perempuan