Gulzar Heer mendengkus. Entah kenapa dia malah lebih geram dengan sikap Asytaria dibandingkan iblis kegelapan sendiri. Gulzar Heer sangat mencintai Pangeran Fayruza, juga rela mengorbankan nyawa. Namun, jika kekasihnya membahayakan dunia, dia tak akan segan menghabisi lelaki itu dengan tangan sendiri.
Gulzar Heer menghela napas berat melihat Asytaria yang semakin lemas. Darah dari luka tipis di leher gadis itu mulai menetes ke tanah. Namun, Asytaria masih menatap Ayzard dengan sorot mata penuh harap dan memancarkan kerinduan mendalam.
“Ayzard ... aku percaya kamu ... akh ... ugh ...,” ucapnya susah payah.
Ayzard menyeringai. Kuku runcing mencuat dari jemarinya. Jika tidak segera tersadar, Asytaria sudah dipastikan akan bernasib seperti Leah. Gulzar Heer memalingkan muka saat Ayzard menghunus cakar ke arah Asytaria.
Trang!
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください