"Baiklah. Hati-hati." Ivana tak mendengar. Dia berangsur menjauh dari keempat orang tersebut secara perlahan sampai dirinya naik ke lantai dua menuju kamar.
Haris langsung berdiri membuat dirinya menjadi pusat perhatian ketiga temannya. "Kau mau ke mana?"
"Mm aku ingin ke toilet." Tak ada satu pun curiga. Begitu mendengar alasan Haris, mata mereka kembali tertuju pada layar tv. Haris cepat-cepat naik ke lantai dua dan membawa Ivana yang sempoyongan dengan menggendongnya ala bridal style.
Dia pun membawa menuju ke belakang lebih tepatnya dekat dapur. Awalnya Haris tak tahu dia sembunyikan Ivana dan terus melangkah lebih dalam. Didapatinya sebuah koridor lalu masuk. Sungguh keberuntungan karena dia mendapat sebuah kamar yang kosong. Mungkin saja itu adalah kamar pelayan dan membaringkan Ivana.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください