webnovel

Dia, Bayang Bayang yang Menjadi Nyata

Sudah tiga hari Kubo tak datang ke kantor sejak kepulangannya dari Korea. Kejadian di Korea meninggalkan luka yang amat dalam bagi Kubo sampai sampai ia harus kembali kerumah orang tuanya. Setelah meninggalkan pesan pada Naomi tentang pekerjaan yang harus dikirim melalui email, laki laki itu sama sekali tak mengabari Naomi. Bahkan ia enggan menjawab pertanyaan pribadi Naomi dan hanya menghiraukan urusan pekerjaan. Tidak ada yang tau soal kejadian di Korea, selain Hiruto dan dirinya. Orang orang kantor mulai sering mempertanyakan keberadaan Kubo pada Naomi. Dan perempuan itu hanya bisa berbohong menuruti kata kata Kubo untuk menjawab bahwa Kubo sedang berlibur keluar negeri.

Naomi khawatir, namun ia tak bisa melakukan apapun. Masih hangat dipikirannya, bagaimana tangan laki laki itu gemetar karena takut. Naomi mulai membayangkan bagaimana kejadian saat itu meninggalkan trauma yang begitu dalam pada Kubo. Bahkan setelah bertahun tahun. Diam diam, ia mulai menyalahkan dirinya sendiri. Jika saja saat itu ia tidak menunggu waktu yang tepat hanya untuk memastikan bahwa ia benar, jika saja saat itu ia segera menghubungi polisi agar segera datang, atau jika saja saat itu Naomi lebih berani lagi mungkin Kubo tidak akan dikurung berhari hari sampai akhirnya hampir mati ketakutan.

Sejak Kubo tidak masuk ke kantor, pekerjaannya menjadi lebih banyak. Terlebih Naomi harus menjadwalkan ulang semua pertemuan Kubo untuk jangka waktu yang ia tidak ketahui lamanya. Akhir akhir ini juga ia jadi lebih sering pulang malam, hingga Hiruto harus mengantarnya sampai apartemen. Samar samar terdengar dari kejauhan langkah kaki seseorang, Naomi melihat seorang perempuan bergaun putih senada dengan sepatu hak tinggi dan tas mewah yang dijinjingnya. Kulitnya yang seputih susu dan tubuhnya yang tinggi semampai membuat Naomi mengira bahwa mungkin perempuan ini adalah seorang model. Dengan rambut hitam gelap dan wajah yang sekilas saja Naomi bisa menebak bahwa perempuan ini memang memiliki darah Jepang ditubuhnya.

"Cantik" Naomi berdecak kagum.

Perempuan itu menuju ruangan Naomi, dan langsung masuk keruangan Naomi tanpa mengetuk. Membuat Naomi segera berdiri dan membungkukkan tubuhnya untuk mengucapkan salam.

"Selamat Pagi" Sapa Naomi.

"Selamat Pagi" balas perempuan itu.

"Kubo ada didalam?" tanyanya.

Naomi menggelengkan kepalanya, "Kubo san sedang berlibur. Ia belum memberitahu kapan ia akan kembali" Bohong Naomi.

"Berlibur?" ulang perempuan itu untuk memastikan kembali apa yang didengarnya.

"Iya, Kubo san sedang berlibur. Jika ada yang ingin anda sampaikan, anda bisa memberitahu saya. Saya akan menyampaikannya pada Kubo jika dia kembali" ucap Naomi berbaik hati.

"Tidak perlu, aku bisa langsung kerumahnya" Perempuan itu menyodorkan kartu namanya.

Ia berbalik untuk segera keluar dari ruangan Naomi, namun saat tubuhnya berada tepat ditengah pintu perempuan itu berbalik kembali, dan menatap Naomi dari atas sampai bawah.

"Siapa nama kamu?" Tanya Perempuan itu.

"Naomi" Jawab Naomi.

Perempuan itu tidak sengaja menjatuhkan ponselnya saat mendengar Naomi menyebutkan namanya, dengan reflek Naomi mengambil ponsel perempuan itu dari lantai dan menyodorkannya. Sedangkan perempuan itu bergeming dari tempatnya berdiri, membuat Naomi keheranan.

"Takai, namaku Takai" Ucap perempuan itu sembari pergi keluar ruangan.

*****

Nafas Takai mulai tertahan saat mendengar nama Naomi, setelah sekian lama ia terus mencari tentang siapa Naomi. Kini, perempuan itu justru hadir begitu saja dihadapan Takai. Perempuan yang selama ini terus menjadi bayang bayangnya. Bayang bayang itu kini mulai nyata, berdiri dihadapan Takai dan mengejutkannya. Ia tau, saat ini akan datang, Saat ia harus menerima kenyataan bahwa Naomi tidak pernah pergi dari ingatan Kubo dan saat dimana ia harus menghadapi ini.

Sepanjang perjalanan pulang, Takai masih saja diam. Ia tidak tau kenapa seorang perempuan seperti Naomi bisa menyakitinya bahkan tanpa melakukan apapun. Pikirannya terus melayang layang, mengingat ingat. Akhir akhir ini Kubo memang bersikap aneh, selain karena ia menghilang semenjak pulang dari Korea. Laki laki itu juga tidak pernah lagi mengajaknya makan malam, atau hanya sekedar berbincang dengannya. Kubo juga terlihat sedikit lebih gemuk daripada sebelum Naomi datang, Dan yang paling menonjol dari Kubo adalah, ia terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.

"Aku ingind dia mengingat namaku Seperti aku yang selalu mengingat namamya selama ini" Pikir Takai.

Drrrtttt! Drrrtt!

Ponselnya bergetar sebelum ia tiba didepan rumah keluarga Kubo, perempuan itu menjawab panggilan telpon setelah turun dari mobil.

"Naomi. Dia bekerja sebagai sekretaris Kubo sekarang. Cari tau siapa dia, dan apa yang telah perempuan itu lakukan dengan Kubo. Laporkan semua yang dia lakukan" Ucap Takai ditelpon.

Setelah menutup telpon Takai melenggang maju kedalam rumah Kubo, ia disambut hangat oleh kedua orangtua Kubo. Tak lama setelah tiba, Takai tau bahwa Kubo sudah beberapa hari tinggal disana setelah kejadian di Korea. Saat ditawari untuk melihat Kubo dikamarnya ia menolak begitu saja dengan alasan tak ingin mengganggu waktu istirahat Kubo.

"Kemarin aku pergi ke Cina, dan membawa beberapa oleh oleh" Ucap Takai sembari menyodorkan beberapa kotak berukuran kecil. Sekilas orang tua Kubo bisa melihatnya dari luar bahwa itu adalah sepasang jam tangan dari desainer terkenal di Cina. Mereka tau, bahwa Takai pergi kesana untuk menghadiri acara rumah busana terkenal.

"Terima Kasih" Ucap Ibu Kubo.

Segaris senyuman muncul dibibir Takai, "Tadi aku berkunjung ke kantor, dan baru bertemu sekretaris Kubo yang baru" Ucapnya membuka pembicaraan.

"Ada sedikit rasa khawatir bagiku jika Kubo mengenal perempuan baru" Lanjutnya.

"Aku takut, mungkin Kubo akan menyukai dia. Tapi aku juga tidak bisa berpikir buruk seperti itu" Jelas Takai.

"Ibu cukup mengerti perasaanmu, nanti ibu akan bicara pada Kubo" Jawab Ibu Kubo.

"Bulan depan aku akan pergi ke Paris, dan tinggal selama beberapa minggu. Bisakah hari pertunangan antara aku dan Kubo dipercepat? Aku merasa tidak nyaman meninggalkan dia dengan sekretaris barunya tanpa status" Pinta Takai.

Orang tua Kubo menyetujui begitu saja permintaan Takai tanpa meminta persetujuan Kubo. Mereka sepakat bahwa sebelum Takai pergi ke Paris pertunangan antara Kubo dan dirinya akan dilaksanakan. Dan itu membuat Takai keluar dari rumah Kubo dengan perasaan puas.

*****

Dalam kegelapan, Takai duduk sendirian sembari mengamati foto foto Naomi yang baru saja dikirimkan oleh orang kepercayaannya diperusahaan Kubo. Ia kembali ingat bagaimana tiba tiba ia tertegun saat mendengar nama Naomi. Tak butuh waktu lama untuk Takai mengetahui soal latar belakang kehidupan Naomi. Mulai dari keluarga, sekolah, dan profesi terakhirnya di Indonesia. Serta semua kegiatan yang dilakukan Naomi semenjak ia datang dari Indonesia. Takai juga kemudian tau bahwa Naomi tinggal di apartemen yang sama milik Kubo. Dilantai yang sama. Benih kebencian yang sudah lama ditanam kini mulai tumbuh, menjadi sebuah tunas dan mulai berdaun.