webnovel

5. Keluarga Sovian

Pagi itu Arieta sangatlah bersemangat karena surat dari Isvora juga dari Ibunda Gustaf datang. Isvora yang hanya menuliskan surat formal beserta beberapa informasi politik sangatlah mengecewakan. Dari surat Ibunda Gustaf, terdapat informasi tentang Isvora yang akan berkunjung ke sebuah toko kue mewah di tengah kota hari esok. Ia tentu saja juga akan pergi ke sana dengan harapan bisa bertemu Violet. Begitulah Arieta menanti hari esok.

Arieta yang membalas surat, teringat tentang kejadian kemarin. Arieta tahu selain dirinya dan Isvora ada seorang lagi yang tahu tentang Violet, ia adalah Dialum Yuya.

Arieta yang kemudian berhenti menulis surat, membaca dokumen rahasia milik kakaknya. Dokumen itu berisi tentang keseharian kakaknya selama belajar di Negara Tuorinedia. Dialum Yuya seumuran dengan kakaknya yang sekarang sembilan belas tahun, dan menjadi teman akrab di sekolah. Kakaknya adalah lulusan sekolah elit Varoniette di Negara Tuorinedia. Dan hingga saat ini kakaknya masih tetap berbalas surat dengan Dialum Yuya.

Arieta tersenyum melihat dokumen itu.

".....satu tahun lagi sebelum ia berhasil menjadi presiden...." gunggamnya senang.

Hanya saja ada satu masalah, apakah Violet bisa dengan mudah ditemui? Jawabannya adalah tidak, ia tahu. Tapi selain itu ia juga tahu bahwa keberadaan Violet yang selalu muncul di dekat Isvora. Dengan kata lain, Arieta harus mendekati Isvora.

Arieta kemudian meyelesaikan suratnya dan segera pergi menemui Ibundanya. Hari ini akan sangat sibuk untuk menyelesaikan masalah keluarganya.

Nyonya Sovian sudah lama hanya bisa terbaring di kasurnya. Ia telah lama sakit dan Arieta berusaha untuk menyembuhkannya, saat ini tepat sebulan sebelum ulang tahunnya. Ia tahu bahwa Ibundanya tidak mungkin bisa diselamatkan. Tetapi ia sudah berusaha sejak lama untuk bisa memperpanjang umur Ibundanya. Dan hari ini Arieta akan melihat hasil dari usahanya selama ini.

Kakaknya, Erick Sovian belajar di Negara Tuorinedia karena permintaan Arieta. Ia membujuk kakaknya karena ia yakin bahwa Ibundanya bisa selamat jika Erick berhasil menemui Dialum Yuya. Dan tentu saja ia berhasil dan dengan bantuan Dialum Yuya, kakaknya membawa herbal langka dari Negara itu. Dan bisa sedikit demi sedikit memulihkan kondisi Ibundanya.

Ia dan kakaknya berada di kamar Ibundanya.

"Bunda...." panggil Arieta lirih menatap Ibundanya yang terbaring tidur di ranjangnya.

"Apa kau yakin, Ari?" tanya kakaknya khawatir.

"Tentu, ayo mulai!" Arieta kemudian segera melakukan upacara sihir dengan mengucapkan mantra.

Cahaya perlahan-lahan terlihat dari tubuh Ibundanya. Melihat semua ini, Erick terkagum dan menaruh harapan pada Arieta untuk bisa menyembuhkan Ibundanya.

Detik berlalu dan cahaya segera pudar dari tubuh Ibundanya. Mantra berakhir. Arieta dan Erick menanti dengan sabar reaksi Ibundanya.

"...." terlihat raut wajah Ibundanya membaik dan kelopak matanya bergetar. Ia membuka matanya perlahan. Ia menatap kedua anaknya penuh kasih sayang dan tersenyum. Kemudian air mata melihat mengalir dari matanya.

"Bunda!!!" yang pertama bereaksi adalah Arieta yang segera memeluk Ibundanya yang terbaring.

"Ari..." kata Ibunda lirih.

"Bunda...." Erick yang masih berdiri di tempat terbawa emosi dan menangis.

"Kemarilah Erick..." jawab Ibundanya yang segera duduk dan memeluk Arieta dan Erick.

"Waaawaaah!!!" tangis Arieta.

Mereka saling memeluk dan melepaskan emosi di momen bahagia ini.

Saat itu juga Arieta bertekad bahwa ia akan melindungi keluarga ini apapun yang terjadi.