webnovel

Kembang Berbuah

Bagian Duapuluh Enam

Herman membuka arsip satu bulan terakhir data penjualan sabun mandi merk Amoy .Dia amati ada penurunan.Dia mengambil data-data laporan harian hasil kunjungan ke agen-agen penjualan.Secara Nasional penjualan sabun mandi merk Amoy produksi PT.Rejeki masih bagus,hanya ada di beberapa daerah di Jawa Barat seperti Karawang,Subang,Cirebon terjadi penurunan penjualan.Dia harus segera memperbaiki karena penurunan itu disebabkan oleh keterlambatan manajem memberi keputusan atas opsi baru yang diajukan oleh para agen.

" Kualitas produk dan manfaat masih bagus,tidak perlu membuat inovasi baru sebagai kekuatan bersaing.Penurunan penjualan yang terjadi sekarang karena agen ingin mendapatkan keuntungan lebih besar", ujar Herman dalam rapat tri wulanan PT.Rejeki.

Karena lambat manajemen memberi jawaban maka banyak agen-agen besar bersikap menunggu,mereka tidak gencar menyebarkan produk,persediaan produk menipis pun mereka tidak mau order lagi...Saya khawatir mereka akan memilih produk pengganti dengan keuntungan yang lebih besar ", papar Herman.

Maiwirman dan Astuti hanya menunggu bagaimana langkah-langkah jitu yang dilakukan oleh Herman.Meninggalkan agen penjualan yang lama atau menciptakan agen penjualan baru ?

Agen lama adalah potensi penjualan , dan mereka cukup ditunjang dengan suport iklan dengan frekuensi penayangan tiga kali sehari selama satu sampai dua minggu dengan media fariabel yang sudah ada.Bila membuka agen baru distribusi mereka tentu berbeda maka konsekuensi menambah budget promosi,dan dukungan iklan melalui media utama dan media fariabel dengan frekuensi penayangan minimal lima kali selama tiga bulan.

Herman mengambil keputusan memilih opsi yang diajukan agen-agen besar penjualan dengan sarat mereka harus menambah 20% pembeliannya.Dalam waktu empat minggu,penjualan sabun mandi produksi PT.Rejeki akan normal kembali." Mulai besok saya akan melakukan kunjungan ke agen-agen besar di daerah Subang,Indramayu dan Cirebon ", kata Herman mengakhiri pemaparan dalam rapatnya.

" Berapa lama kamu akan memperbaiki itu semua ? ", tiba-tiba Astuti bertanya kepada Herman,namun sebelum Herman menjawab Maiwirman mendahului menjawab. " Dalam enam minggu ", setelah itu Maiwirman menoleh kepada Herman dan, kemudian tersenyum melihat Herman sedang berpikir.

Dua minggu Herman ditemani Heri memperbaiki pasar sabun mandi merk Amoy di Cirebon.Setelah itu Maiwirman di Jakarta mengabarkan nilai penjualan di tingkat agen -agen di wilayah Cirebon kembali memuaskan.

" Besok kita ke Indramayu ", ujar Herman suatu sore di Aston hotel Cirebon saat melakukan chekout, kepada Heri, dia mengutarakan biaya menginap di hotel tidak akan dipergunakan. " Nanti selama memperbaiki pasar di Indramayu dan Subang bila malam tidurnya di rumah di Kotasari ". ujar Herman.

Dari Hotel Aston Cirebon langsung ke Kotasari Subang,waktu perjalanan sekarang cukup singkat,dalam dua jam sudah sampai di tempat tujuan.Hari masih terasa siang ketika mobil yang dikemudikan oleh Herman memasuki desa Kotasari,saat Herman membelokan mobil ke arah jalan menuju rumahnya tiba-tiba Heri protes." Ke Pamanukan saja dulu...", ujar Heri.

" Ada apa ? ", tanya Herman.

" Mencari tempat fotocopy,formulir isian agen sudah habis,kita harus memperbanyak lagi untuk agen di Indramayu dan Subang ", sahut Heri.

Herman mengover gigi persneleng mobil,atret sesaat setelah itu mobil meluncur ke arah Barat menuju Pamanukan.

" Cari tempat fotocopy yang hasilnya bagus ", ujar Herman meminta kepada Heri supaya jangan mengecewakan.

Herman memarkirkan mobil depan tempat usaha fotocopy di jalan Ion Martasasmita.Tukang parkir datang menaruh kupon di kaca depan mobil,setelah itu ia berjalan tergesa-gesa menuju tempat parkir motor.Herman dan Heri keluar dari mobil menuju kios usaha fotocopy.

Tidak memakan waktu yang begitu lama,fotocopy 100 lembar cuma beberapa menit.Itulah salah satu bagian pelayanan bisnis jasa fotocopy..Dengan hati senang karena mendapatkan hasil fotocopy yang hitam dan jelas seperti aslinya, Heri dan Herman kembali masuk ke mobil.

Tukang parkir datang menghampiri,menarik uang parkir dari Herman.Selembar uang limapuluh ribu diserahkan oleh Herman, sambil menerima uang tukang parkir itu tertegun lalu ia mengeluarkan seluruh uang di dalam tas pinggangnya , ia menarik nafas panjang karena uangnya itu belum cukup untuk kembalian kepada Herman.Kemudian dengan santun tukang parkir bicara hendak menukarkan uang ke toko sebrang jalan.

Pandangan Herman mengikuti kemana tukang parkir masuk ke toko di sebrang jalan.Tiba-tiba hati Herman tersentak,melihat Halimun ke luar dari dalam toko bersama Tohari, bergandengan,berjalan menuju tempat motor-motor diparkir.

" Halimun....itu Halimun ", ujar Herman spontan dadanya terasa bergetar dengan raut wajah merah.Saat itu juga Herman keluar dari dalam mobil,memanggil - manggil.

Halimun menoleh ke arah Herman sedang melambai-lambaikan tangan,sebentar terkejut,setelah itu ia menenangkan perasaannya,untuk bisa bersikap tidak kenal Herman.Tapi ketika dilihatnya Herman akan mendekati Halimun berbisik kepada Tohari mengajak segera pergi.

Perasaan Herman seperti tidak menentu,dalam dadanya seperti bergetar,raut wajahnya kelihatan merah karena gelora amarahnya, melihat Halimun bersama seorang lelaki naik motor.

Herman segera menghidupkan mesin mobilnya,dia lupa kalau sedang menunggu uang kembalian dari tukang parkir.Setelah mesin berbunyi dia mengemudikan mobil mengejar motor yang dinaiki Halimun.

Melihat ke belakang mobil Herman tengah melaju kencang Halimun minta Tohari untuk menambah kecepatan lari motornya.Dan Herman menjadi tak karuan,dia nekad ngebut dan memepet motor yang ditumpangi Halimun.Selama beberapa menit terjadi saling kebut mengebut antara mobil dan motor.Saat di tikungan Jungklang Tohari mengendarai motor kagok,dan saat itu juga mobil Herman malang di depan motor.Tohari marah-marah sambil berkacakpinggang." Kalian siapa ? Belum kenal dengan saya, Ya ? ", Tohari menghardik sambil sekali-kali tangannya memegangi Halimun.

Heri tiba-tiba keluar dari dalam mobil menghampiri Tohari," Kamu ini siapa sih, kok beraninya bawa - bawa istri orang ? ", ujar Heri kepada Tohari.

" Sembarangan saja kamu bilang Saya membawa istri orang.....", Tohari tiba-tiba marah,gerak cepat tangannya menghantam ke arah wajah Heri,namun sia-sia..Heri bisa mengelak sambil melayangkan bogemnya ke muka Tohari hingga tersungkur.Heri tegap berdiri matanya tajam seakan tanpa kedip menatap Tohari." Ayo bangun ! ", ujar Heri dengan lantangnya." Kamu sudah melakukan kesalahan berdiri dalam urusan rumah tangga orang lain...kamu mau membawa kemana saja masalah ini akan saya ikuti...saya tidak gentar ".

Nyali Tohari menjadi ciut.

Herman keluar dari mobil dan mendekati Halimun.

" Kamu mau apa ? ", ujar Halimun dengan sangat ketus membuat Herman menghentikan langkahnya.

" Saya ingin bicara dengan kamu ", sahut Herman.

" Untuk apa ? Saya tidak mau ! ", Halimun menjauh.Ia mendekati Tohari yang sedang merasakan sakit akibat pukulan Heri.

Herman merasakan ada seseuatu yang tidak wajar." Untuk apa ? ", dia mengulang kata-kata Halimun hingga beberapa kali,perlahan kemarahannya muncul." Untuk apa !!? Kamu boleh bertingkah laku sekarep udelmu, kamu boleh melacur dengan lelaki brengsek ini...tapi kamu harus ingat saya ini masih suamimu...".

Wajah Halimun tiba-tiba pucat,sumpah-serapah Herman membuat hatinya ketakutan.Lalu dengan tenangnya ia pergi mengendarai motor memboncengkan Tohari.

Herman dan Heri tercengang.

***

Di kampung Setengah banyak orang merasa heran melihat Tohari dibonceng dengan wajah babak-belur.Setelah memarkir motor di depan rumah,Halimun menyuruh Tohari duduk di kursi yang ada di teras rumah ,setelah itu ia langsung masuk ke dapur untuk mengambil air hangat dalam baskom dan handuk kecil.

Sebentar saja di luar banyak tetangga datang melihat Tohari sedang duduk sambil mengusap-usap mukanya yang bonyok.

Rumi yang sedang berada di dapur melihat Halimun menuangkan air panas dari Termos ke baskom,setelah itu ia menambah air panas dengan air dingin.Ia begitu gugup dan tergesa-gesa..Rumi berjalan ke teras rumah melihat banyak orang ia penasaran dengan cepat ia menghampiri, dan melihat wajah Tohari hati Rumi bersedih.

" Kenapa Toha ? Kamu kenapa ? ", tanya Rumi.

Tohari tidak menjawab perkataan Rumi.

Halimun datang membawa air hangat dalam baskom,setelah meletakan baskom itu di atas sebuah kursi,handuk kecil dicelupkan ke air hangat itu,sesaat Halimun memeras lalu handuk ditempel-tempelkan perlahan ke wajah Tohari seketika terasa perih.Tohari mengaduh.

" Tohari kenapa ? ", tanya Rumi untuk kesekian kali namun belum mendapat jawaban dari Tohari maupun dari Halimun.

Tohari mengaduh,merasakan perih setiap wajahnya diusap dengan handuk kecil basah oleh Halimun.Kemudian ia mengambil handuk dari tangan Halimun,ia mengusap-usap sendiri wajahnya.Halimun dengan sabar memperhatikan Tohari.

" Di jeksi saja ke dokter supaya tidak inpeksi ", sesorang yang ikut berkerumun berkata memberi saran.Kemudian yang lain terdengar bertanya kenapa Tohari wajahnya babak belur ? Halimun merasa terusik hatinya dengan pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang yang datang,ia tidak mau memberi tahu..untuk menghindar pertanyaan dari setiap orang yang datang Halimun memilih masuk ke kamarnya.Duduk di tepi tempat tidur,tak seorang pun menyadari Halimun berada di dalam kamarnya.

Dari arah Timur jalan desa depan rumah Rumi nampak Ketua RT sedang memboseh speda,melihat kerumunan orang di teras rumah Rumi Ketua RT mampir,lalu ia masuk dalam kerumunan melihat Tohari sedang menempel-nempelkan handuk basah ke wajahnya yang bengkak.

" Mukanya kenapa,Jang ? ", tanya ketua RT.

" Biasa,Pak-------akibat urusan lelaki ", Tohari mau menjawab pertanyaan ketua RT,setelah beberapa detik ada bisikan yang bertanya itu adalah orang penting di kampung Setengah.

" Biasa kenapa ? Habis berkelahi ? Atau jatuh dari motor ? ", ketua RT makin ingin mengetahui apa hal Tohari mukanya bengkak.

Tohari berpikir sejenak,tapi hatinya tidak mau berkata jujur.Ia membayangkan orang akan mentertawai lantaran ia jujur bercerita dipukuli orang lantaran perempuan.Dengan penuh rasa bangga ia karang dengan tutur memainkan perasaan orang.Harapannya dipatok dari orang-orang yang melihatnya. " Saya berdua jatuh di jalan Jungklang ", ujar Tohari.

" Kenapa ? Tabrakan ? ", seseorang yang dekat dengan ketua RT bertanya penasaran.

" Tidak tabrakan ! ------ saya dari arah Pamanukan ngebut tiba-tiba ada mobil atret, saya kagok lalu banting stir ke kiri dan terperosok kedalam selokan pinggir bahu jalan ", ujar Tohari,mencari kepercayaan supaya orang - orang yang ada takjub.Beberapa orang melihat motor Tohari dari dekat,setelah itu ia mendekati Tohari lagi,dengan penuh takjub orang-orang itu berkata," Untung jatuh motornya tidak ada yang lecet ".Ketua RT melihat ke arah motor Tohari sedang di standar dua di halaman rumah.

Orang-orang percaya dengan kata-kata Tohari, mereka percaya dengan apa yang menimpa Tohari.Namun ketua RT tidak percaya dengan begitu saja,ia cermati bentuk luka di wajah Tohari itu,ia mulai mencurigai Tohari sedang mensamar-samarkan fakta yang sesungguhnya tentang muka." Gede bohong ini orang ", ujar ketua RT dalam hati setelah menghela nafas kekesalan.

Ketua RT melongok ke dalam rumah, di ruangan tamu tidak melihat Halimun,lalu mencari Rumi dalam kerumunan." Halimun. kemana,Rumi ? ", tanya ketua RT.

" Ada di dalam kamar nya ", sahut Rumi lalu menghampiri ketua RT.

" Tolong suruh dia keluar ", ujar ketua RT, sebelum Rumi menjemput Halimun dari dalam kamarnya ketua RT itu menyampaikan keinginannya.Mengetahui persoalan warganya dengan jelas dan benar, bila di kemudian hari persoalan itu berbuntut hukum ia siap mendampingi warganya.

Rumi menurut kepada kata-kata RT,cepatnya ia masuk ke kamar Halimun.Tak beberapa lama ia keluar bersama Halimun dan duduk di kursi ruang tamu bersama ketua RT.

" Kamu harus bicara jujur ? ", ujar ketua RT, " Saya kurang begitu percaya kalau temanmu yang ada diluar itu mukanya babak-belur karena jatuh ".

Halimun tercengang,sebentar kemudian menundukan kepala,ia belum mau bicara.

" Siapa nama lelaki yang di luar itu ? ", tanya ketua RT kepada Halimun dan Rumi.

" Tohari.....", jawab Halimun.

" Penduduk mana ? ", tanya ketua RT, Halimun mulai kesal mendapat cecaran pertanyaan.Tapi setelah mendapat penjelasan dari ketua RT pentingnya mengetahui alamat penduduk yang bertamu Halimun dan Rumi dengan suara pelan bicara: " Penduduk kampung Melati Indramayu ".

" Melihat bengap-bengap muka Tohari,bila tidak sebab dikeroyok paling tidak akibat dipukul orang ", kata ketua RT.

Halimun mendesah.

" Bicar jujur Halimun ", Rumi angkat bicara,ia mulai bisa menilai anaknya ini sedang menyembunyikan sesuatu.Rumi melanjutkan bicaranya," Bila Tohari dikeroyok orang,siapa orang itu ?Jika akibat kena pukul berkelahi,dengan siapa berkelahi ? Biar persoalannya bisa kita bawa kepada yang berwajib ".

Halimun tercengang,beberapa menit ia merunduk.Dalam hatinya seperti ada tarik menarik.Jujur dan tidak jujur.Kemudian ia bercerita tentang kejadian di tukungan jalan Jungklang." Herman melihat saya bersama Tohari dan memanggilnya.Saya menghindar,bersama Tohari pergi kebut naik motor.Mereka naik mobil mengejar dan mencegat saya..Tohari marah-marah, Heri kawan Herman tidak terima dan langsung menghantam Tohari sampai tersungkur ".

Ketua RT cuma tersenyum mendengar cerita itu dari pengakuan Halimun.Namun Rumi seperti hatinya terusik mendengar nama Herman." Kerugian apa Heri dan Herman memukili Tohari ? ".

" Sebentar------- sebentar jangan emosi dulu Rumi ! ", ujar ketua RT melihat Rumi, ibunya Halimun, bicara marah.Melihat Halimun seperti sedang dihantui perasaan takut,ia menundukan kepala ,matanya menatap atas meja.

" Apakah Herman sudah menceraikan kamu ? ", tanya ketua RT lagi.

" Belum...", jawab Halimun tenang." Tapi dia pergi tanpa kabar -berita ".

Ketua RT tersenyum mendengar penjelasan dari Halimun,ia mulai paham persoalannya.Tapi melihat melihat wajah Rumi seperti ia sedang tidak menganggap Herman sebagai menantu.