webnovel

Kembang Berbuah

Bagian Tigabelas

Herman memajukan lebih awal dua hari dari rencana keberangkatannya ke Jakarta.Dia perlu mencari tempat kontrakan untuk tinggal bersama Heri sementara waktu di sana,sebelum mendapat fasilitas rumah dinas PT.Rejeki.

" Berangkat sekarang !? ", tanya Heri hampir tidak percaya.

" Ya ",jawab Herman." Kamu harus bawa banyak pakaian untuk salin di sana,sedikitnya untuk salin selama satu minggu ".

Heri kelihatan bingung,melihat Herman sibuk berkemas,memasukan baju ke koper satu per satu dari dalam almari." Kalau begitu saya pulang dulu,ambil baju untuk salin ",kemudian Heri cepat pergi sambil melanjutkan kata-katanya : " Kalau tahu berangkatnya mau hari ini dari tadi malam saya menyiapkan baju untuk salin ".

" Jangan lama ya ", ujar Herman melihat Heri sedang tergesa-gesa.

" Saya ikut apa kata majikan saja ",sahut Heri.Sebentar saja ia sudah nampak berada di dalam mobil Datsun nya di luar rumah Herman.

Herman merasa cukup baju yang hendak di bawa ke Jakarta,lalu menutup kopernya.Sekarang Dia menunggu Heri sambil menikmati siaran bertia di TV favoritnya.

Heri kembali datang,melihat Herman sudah siap berangkat sedang menunggu. " Berangkat sekarang ? ", kata Heri.Setelah melihat Herman menganggukan kepala tanpa diminta Heri mengangkatkan koper milik Herman dan menaruhnya ke dalam bagasi mobil.

Herman menutup jendela dan seluruh pintu rumah,sesudah itu dia melangkah mengikuti Heri menuju mobil." Sudah ngisi bahan bakar apa belum ? " tanya Herman.Dia duduk di sebelah Heri.

Kemudian mobil Datsun merah milik Heri bergerak,meluncur dari Kotasari menuju Jakarta.

Untuk kali pertama Herman mengadakan rapat perusahaan,membahas masalah pemasaran dan promosi sebelum peluncuran produk sabun mandi.Setelah rapat melelahkan itu,hari-hari berikutnya Herman tidak hanya duduk di belakang meja.Sementara anak buahnya melakukan penjualan dan membangun gerai-gerai baru Herman giat melakukan sampling ke berbagai kota di daerah.

Yang sangat menggembirakan hati dalam waktu tidak terlalu lama distribusi sabunmandi produksi PT.Rejeki sudah merata.Market share nya mencapai 25% dengan total penjualan mencapai 80% di atas titik Break Event point.

Astuti mengikuti perkembangan produk baru PT.Rejeki,dari Maiwirman ia memperoleh banyak informasi perkembangan.Ia tercengang mendengar dan melihat data hasil kerja Herman. Tidak sia-sia,kata Astuti dalam hatinya.Ini y yang saya mau.Sabunmandi dengan merk Amoy milik PT.Rejeki bagaikan bayi ajaib.

Sungguh luar biasa Herman layak dibanggakan oleh Astuti dan Maiwirman.

Melihat ruangan kerja Herman kosong,Astuti bertanya-tanya,melihat jam masih waktu kantor,hatinya mulai khawatir setelah ia tahu dari Maiwirman ternyata kepergian Herman tadi lima menit sebelum jam tutup kantor. Sebuah kalendermeja diraih Astuti dari atas meja kerja Herman,ia melihat angka yang dilingkari dan membaca sebuah catatan." 16.50 bertemu dengan tuan Harun di La Cantin'e Cempakaputih,untuk kompromi opsi baru ",setelah membaca Astuti meletakan kalendermeja itu kembali pada tempatnya.Kemudian ia diam-diam mencari La Cantin'e di Cempakaputih,di sana ,dari kejauhan ia melihat Herman tengah bicara serius dengan seorang pria bernama Harun.

Dan saat itu Astuti melihat Herman seperti seorang maniak kerja.

Astuti berpikir bagaimana mengingatkan Herman agar bekerja sesuai jam kerja supaya punya waktu untuk hal lain.Tapi ia belum punya keberanian untuk mengungkapkan kepada Herman." Lebih baik aku bicara ke Maiwirman agar ia menyampaikan kepada Herman ".

" Susah .... ", ujar Maiwirman,dan ujarnya lagi ," Saya sudah mengingatkan tapi Herman tidak mau mendengar.Dia bilang saatnya bekerja keras membesarkan PT.Rejeki untuk masa depan ".

Astuti terdiam.Ia pasrah melihat Herman banyak menimbulkan rasa khawatir.Sebagai wanita ia punya dua keinginan dari seorang pria.Pertama ingin seorang pria pandai mencari duit.Kedua ingin pria punya berbagai ragam kasih sayang.Ia tidak ingin juga jika seorang pria hanya bisa memberi perhatian sementara dalam hal usaha tidak bisa.Tapi tidak ingin juga pria pandai usaha dan mudah jatuh cinta !

Maiwirma hanya tersenyum mendengar apa yang ada dalam pikiran Astuti. Dalam hati ia menaruh kagum karena Astuti tidak seperti kebanyakan wanita yang kalau marah seperti gledek,cemberut nya melipat kulit muka .

" Cinta memang harus menggunakan rasio.Tidak perlu meniru-niru cinta Kais dan Laela, atau Romeo dan Yuliet ", kata Astuti.

Maiwirman tidak sepakat,ia perlu mengungkapkan #." Cinta harus pakai perasaan ",ujar Maiwirman.Hendak melanjutkan kata-kata melihat Herman datang ia kemudian mengurungkan.

" Distributor kita bertambah ",kata Herman penuh gembira." Pengiriman barang telah

sepakat dilaksanakan minggu depan ", katanya lagi menjelaskan sambil memperlihatan lembaran kertas dokumun MoU.

Jamdinding di ruangan kerja Maiwirman menunjukan angka 7.

***

Selama kaki nya belum sembuh setiap hari Halimun berbaring,saat sendiri hatinya seperti diselimuti rasa rindu kepada Herman.Ketia melihat majikannya tak pernah berselisih paham hati Halimun sangat iri.Ia sangat berharap rumah tangga seperti rumah tangga majikan.Dan pikiran Halimun mulai jernih,lalu ia bertekad membuat jarak dengan Ade Ucup dan Na Mak.Mereka semua laki-laki di persimpangan jalan dan belum tentu memberi kebahagiaan seperti yang diberikan suaminya.Kemudian ia mengutarakan kepada Siti dan kawannya keinginan pulang sebelum waktu kontrak kerja.

Halimun merasa kaki nya sudah sembuh,ia mulai kerja seperti semula.

Pada suatu sore Halimun sedang belanja di sebuah toko mart,datang Ade Ucup menghampiri dan bartanya." Saya dengar kamu mau pulang sebelum kontrak habis ? ".

" Ya itu baru rencana ", jawab Halimun.

" Sepi dong hati saya... tidak bisa bertemu lagi ", ujar Ade Ucu

Halimun tersenyum.

Hati Ade Ucup gembira." Kamu ingin kenang-kenangan apa dari saya ? ".

Halimun menatap sambil tersenyum.

Ade Ucup gembira dengan hati yang berdebar.Dan mengikuti debarannya kemana ia mau.Ia bilang ingin bertukar tanda kenangan,ia ingin kenangan bersama tidur satu malam.Dan Halimun pun jadi marah.

" Kamu pikir saya ini lonte !? " hardik Halimun,ia sangat geram.

Ade Ucup jadi penasaran,dipandang nya Halimun dengan penuh Birahi." Jangan sok bermoral kamu ! ",katanya.

Halimun bertambah marah,mendengar kata-kata Ade Ucup terasa semakin merendahkan martabatnya.Maka pertengkaran tak terelakan lagi. " Terserah kamu mau bilang apa, saya tidak sudi memenuhi keinginan gila kamu ! ".

" Tapi kamu kan pernah pernah diajak ke Motel oleh laki-laki Thailan itu ... ".

" Apa peduli mu ! ".

Ade Ucup terdiam.Darahnya terasa seperti bergelora.Merasa harapannya tertutup ia mengcam akan menyampaikan kepada ke dua orang tua Halimun di kampung.

Akan tetapi yang diancam tidak gentar.

" Silahkan kalau kamu mau mengadukan kejelekan saya kepada orang tua saya .... ".

" Berapa sih hara diri kamu ? ", ujar Ade Ucup ,ia semakin membesarkan rasa penasarannya.