webnovel

Guru Seni Bela Diri

編集者: Wave Literature

Chen Fan membuka matanya secara perlahan. Saat ini kalau ada orang sedang berada di sisinya, orang tersebut pasti akan melihat bahwa mata Chen Fan sedang berpendar seperti lampu. 

Saat Chen Fan membuka mata, dia berkata dengan penuh semangat: "Xu Kong Lian Ti memang metode dasar yang paling utama dari seluruh metode lainnya. Baru saja berlatih dengan metode itu, aku langsung bisa memasuki gerbang dan periode dasar. Dengan cara seperti ini, aku bisa melangkah ke Tong Xuan Zhi dalam waktu enam bulan."

Chen Fan juga tak menyangka bahwa bumi yang sudah rusak ini ternyata bisa menjadi tempat untuk melatih diri dengan cepat. Barangkali ini karena ada kaitannya dengan diri Chen Fan di kehidupan sebelumnya dan juga merupakan bukti bahwa pembentukan fondasi dengan metode Da Dao Zong memang sangat baik.

Chen Fan kemudian berdiri dan menggerakkan tubuhnya, lalu muncul suara seperti tulang yang patah dari dalam tubuhnya. Ia mencoba mengepalkan tangan sehingga dapat merasakan adanya kekuatan yang tak terbatas, lalu dia mencoba memukul pohon yang lingkarannya kurang lebih sebesar dua orang yang sedang berpelukan. Daun-daun dari pohon itu jatuh berguguran dan di batangnya menempel pula bekas pukulan Chen Fan.

Usia pohon itu kemungkinan telah mencapai ratusan tahun, ini dapat ditandakan dengan batang kayunya yang sangat kuat. Nah, kalau pukulan Chen Fan diarahkan pada tubuh manusia, maka dapat dipastikan pukulan itu dapat menembus dan membuat lubang pada tubuh tersebut.

Harus diketahui, ini adalah kali pertama Chen Fan melatih diri. Dia akan mendapatkan kekuatan yang lebih banyak dari hari ini seiring dengan banyaknya latihan yang ia lakukan. Memukul pohon yang ia lakukan hari ini hanya bentuk dari percobaan, tapi dia tidak akan menggunakan kekuatan itu untuk memukul manusia.

Dengan metode Xu Kong Lian Ti Jue, seseorang bisa belajar mengontrol pernapasan dan melatih kekuatan tubuh. Chen Fan sendiri telah sedikit melampaui kemampuan banyak orang.

Chen Fan menggelengkan kepala, di kehidupan sebelumnya ia bisa menghancurkan bintang-bintang, tapi pukulan kali ini belum bisa mencapai kekuatan seperti itu.

"Aku masih harus melatih diri," Chen Fan berbisik sambil menghela napasnya. Kemudian dia melihat matahari terbenam dan juga tersadar bahwa dirinya telah berlatih selama sehari penuh, namun tidak merasa letih sama sekali melainkan merasa lebih segar dan lebih kuat. Sebaliknya, satu hal yang mengendap dalam diri Chen saat ini adalah rasa lapar, karena dia sedang berada di tingkatan manusia. 

Setelah melakukan beberapa hal, seperti menggerakkan tubuh dan memukul pohon, Chen Fan memutuskan untuk pulang dan makan. Baru saja keluar dari hutan, ada tiga orang, satu perempuan yang mengenakan pakaian beladiri berwarna putih dan dua lainnya adalah laki-laki tua dan muda, yang sedang berjalan ke arahnya.

Chen Fan sendiri sempat berpikir bahwa dirinya sedang bertemu dengan perkumpulan yang aneh. Bagaimana tidak, perempuan yang berada di perkumpulan itu penampilannya dingin, rambutnya dikuncir kuda, dadanya tegak dan bertubuh tinggi. Penampilan perempuan itu tidak kalah jika dibandingkan dengan Jiang Churan, malah memiliki kelebihan, yaitu beladiri. 

Tiga orang itu memerhatikan Chen Fan, namun Chen Fan yang masih dalam kondisi melatih diri tidak peduli dengan mereka dan langsung pergi. 

Ketika mereka saling berpapasan, laki-laki muda dari perkumpulan itu menatap Chen Fan dengan tajam, sementara Chen Fan hanya pergi menjauh. Laki-laki tua itu menggelengkan kepala dan berbicara: "Dia hanya anak muda yang sedang melewati tempat ini untuk berolahraga."

Chen Fan pulang ke rumah sewaannya di Hu Pan, lalu menyantap sarapannya dengan lahap. Setelah itu, dia pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan harian, dan juga ke toko obat untuk membeli beberapa jenis obat herbal. 

Setelah berbelanja, Chen Fan pulang, dan baru sampai di rumah ketika hari sudah siang. Kemudian, Bibi Tang menelpon, dengan halus dia bertanya apakah Chen Fan mau makan siang di rumahnya. 

Kemudian, Chen Fan membayangkan kembali raut wajah dingin dari Jiang Haishan dan Jiang Churan. Dua orang itu membuat Chen Fan sakit kepala, dan akhirnya dia menolak ajakan Bibi Tang dengan alasan mau belajar.

Setelah mengakhiri percakapan di telepon, Chen Fan baru sadar ternyata kedua orangtuanya belum bertanya mengenai kabar dirinya, padahal dia sedang berada di Kota C seorang diri. Apakah kedua orangtuanya tidak khawatir?

Chen Fan berujar dalam hati, "Mengapa Bibi Tang saat ini lebih terlihat seperti ibu kandung daripada ibu kandungku sendiri?"

Dengan cepat Chen Fan melupakan pertanyaan itu.

Obat herbal yang dipesan oleh Chen Fan telah sampai. Pelatihan diri untuk menghilangkan kekotoran batin sebenarnya kurang cukup untuk menunjang seseorang dalam proses menjadi Dewa, karena itulah Chen Fan juga memerlukan obat herbal. Harus diakui, kekuatan obat herbal yang ada di bumi ini sangat lemah, tetapi keberadaannya lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Sekarang Chen Fan menggunakan satu metode lainnya. Dia menggambar sebuah lingkaran, kemudian duduk di tengah-tengah lingkaran itu dan menaburkan obat herbal di sekelilingnya. Selain ditaburkan, obat herbal itu harus diremas, lalu aromanya harus muncul dan terkumpul di tubuh Chen Fan.

Salah satu dasar untuk menjadi Dewa adalah menjadi "pejuang jiwa".

Chen Fan ingin mencoba untuk mengeluarkan aroma herbal keluar dan menghadirkan aura yang bagus. Terlebih lagi, seseorang yang telah memasuki jenjang Kedewaan bisa mengembangkan berbagai metode lain yang banyaknya tidak terbatas. Bahkan, orang itu tidak lagi mengolah obat herbal dengan cara yang umum dilakukan, seperti direbus atau dimasak seperti sayuran. Metode itu sangat amat lemah.

Pejuang jiwa tidak hanya mengandalkan obat herbal, tapi juga aura dari aura kayu, aura batu, aura batu giok, dan juga aura harta ajaib.

Namun semua ini bergantung pada diri masing-masing dan, sayangnya, sifatnya tidak berjangka panjang. Kedua alis Chen Fan naik ke atas, dan dia berkata lagi: "Obat herbal ini sifatnya biasa saja, tapi mengapa harganya begitu mahal. Uang dari ibu telah habis kubelikan obat herbal ini dan aku tak punya uang lagi untuk melatih diri dan melepaskan kekotoran batin."

Sebelumnya dia tidak berpikir terlebih dahulu untuk membeli obat-obat herbal seperti Angelica, Ginseng, Astragalus, Cordyceps, dll, padahal harga semuanya sangat mahal sekali.

Kemudian, dia berpikir lagi untuk kembali ke tepi danau, tempat dia melatih diri. Dia benar-benar bingung, sebab bagaimana mungkin orang yang pernah menjadi Dewa dan sampai pada tingkatan Dujie bisa kekurangan uang.

"Ibuku sangat kaya, tapi mengapa dia tidak memberikan uang saku yang banyak padaku?" keluh Chen Fan.

Chen Fan kemudian tidur dan bangun di keesokan harinya pada jam lima, setelah itu dia langsung berlari ke tempat di mana dia berlatih sebelumnya. Setelah sampai di tempat itu, Chen Fan terkejut ternyata di sana telah ada orang yang sedang melatih diri. 

Ada seorang perempuan yang rambutnya dikuncir kuda sedang latihan memukul di bawah pohon. Chen Fan menyapanya dengan batukkan. Ada pula laki-laki muda yang tengah bersandar di mobil berwarna hitam sambil memerhatikan sekelilingnya.

Chen Fan bertanya-tanya dalam hati: bukankah mereka adalah tiga orang yang berpapasan denganku? 

Chen Fan mulai merasa ragu, tapi tetap harus berjalan. Laki-laki tua dari perkumpulan itu melihat Chen Fan sesekali, kemudian berhenti memerhatikannya karena harus berfokus pada perempuan yang sedang berlatih memukul.

Kemarin Chen Fan pulang ke rumah dengan terburu-buru, sehingga dia tidak memerhatikan mereka dengan jelas. Dan pada hari ini, dia menyaksikan sesuatu yang berbeda. 

Perempuan kuncir kuda itu wajahnya cantik, tubuhnya tinggi, dan mengenakan pakaian serba putih. Ketika dia sedang memukul, kaki, tangan, dan pinggang terlihat sangat kuat dan juga seperti orang yang sedang memberikan perlawanan terhadap musuh.

Namun demikian, bagi Chen Fan yang paling penting saat ini adalah dia bisa melihat ke dalam dirinya guna menemukan jejak-jejak kekuatan. Sekalipun begitu, Chen Fan juga bertanya-tanya, "Apa perempuan itu juga sedang melatih diri untuk menjadi Dewa?"

Chen Fan benar-benar terkejut, ternyata dirinya masih bisa bertemu dengan manusia di bumi ini yang sedang melatih diri untuk menjadi Dewa.

"Tidak benar!" sontak Chen Fan. Ada sesuatu yang tidak jelas di pandangannya. Chen Fan lanjut membatin: "Kekuatan orang itu sangat lemah, latihannya pun kurang cukup. Jika aku bandingkan dengan manusia yang benar-benar melatih diri, maka jauh sekali perbedaannya. Lagipula, dia tidak bisa mengeluarkan kekuatannya di sini dan hanya menggunakan beberapa metode yang sederhana."

Dengan memerhatikan pakaian yang dikenakan oleh perempuan itu serta melihat pukulannya, dan juga melihat laki-laki tua yang terdiam ketika melihatnya, hati Chen Fan semakin mengerti.

"Apakah ini yang dimaksud dengan kekuatan internal?"

Di kehidupan sebelumnya, Chen Fan dilahirkan di Negara Hua. Dari kecil hingga remaja, dia sering sekali menonton beberapa jenis film bela diri, dan karena itu dia memiliki sedikit pemahaman mengenai kungfu dan kekuatan internal.

Setelah Chen Fan beranjak dewasa, dia berpikiran bahwa film-film kungfu berisi kebohongan. Namun setelah menjejakkan langkahnya di dunia Kedewaan, dia mengerti bahwa kungfu dan kekuatan internal bukanlah sebuah kebohongan, hanya saja kungfu merupakan metode paling lemah dalam mencapai tingkat Kedewaan.

Chen Fan sendiri memang memiliki kekuatan dalam tubuhnya ketika membangun fondasi awal. Contoh dari kekuatan itu adalah dia bisa memukul baja, menumbangkan pohon dengan tangan kosong, dan bisa melompat jauh dalam beberapa meter ke depan. Kekuatan Chen Fan, sederhananya, tidak seperti yang berada dalam cerita-cerita yang tertulis mengenai bela diri.

Kualitas orang yang sedang melatih diri untuk menjadi Dewa tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Ini sama halnya dengan ketiadaan perbandingan antara bahan bakar diesel dengan bahan bakar pesawat. Atau dengan kata lain: orang yang sedang berlatih bela diri semata hanyalah bahan bakar diesel, hanya bisa digunakan untuk mobil, sedangkan orang yang melatih diri untuk menjadi Dewa adalah bahan bakar pesawat. Memang, baik diesel maupun bahan bakar pesawat sama-sama merupakan bahan bakar, tapi perbedaannya sangat jelas.

Terlebih lagi, orang yang sedang melatih diri pasti akan mendapatkan kekuatan untuk membaca mantra, kekuatan shentong, mendapatkan benda ajaib, serta mampu mengendalikan langit dan bumi. Kekuatan-kekuatan itu---dapat dipastikan---tidak akan bisa dimiliki oleh orang yang berlatih bela diri semata.

Akhirnya, Chen Fan mengerti: ada perbedaan besar antara berlatih bela diri dengan melatih diri untuk menjadi Dewa. Sementara, perempuan yang ada di hadapannya hanya manusia yang sedang berlatih bela diri. Kali ini, jiwa Chen Fan merasa lebih lega. 

Kemudian, Chen Fan menggelengkan kepala sambil melihat ke arah perempuan itu. Akan tetapi, perempuan itu sudah tidak senang sejak Chen Fan melihat dirinya berlatih, apalagi ketika dia tahu kalau Chen Fan menggeleng-gelengkan kepala ke arahnya. Menurut perempuan itu, dirinya seperti sedang direndahkan oleh Chen Fan yang menilai kemampuan bela dirinya biasa-biasa saja.

Perempuan itu berjalan menghampiri Chen Fan dengan raut wajah yang sombong dan dingin. Kemudian dia berkata, "Kenapa kamu menggelengkan kepalamu? Apa kamu tidak mengerti apa yang sedang aku lakukan saat ini?"