Kemudian saat Dewa tiba di aula tempat pesta pernikahan Dewi dan Beni, para tamu undangan sudah mulai sepi karna waktunya pun sudah hampir larut malam dan acara pestanya pun sudah hampir selesai, yang nampak hanya beberapa sanak saudara jauh dari keluarga Dewi yang akan menginap di rumah Dewi
"kakak dari mana aja sih ? tiba tiba menghilang gak kelihatan batang hidungnya dan baru muncul pas acaranya sudah selesai" tanya Dewi sambil memasang muka cemberut di depan kakaknya
"kamu sendiri kenapa belum balik kerumah ? masa pengantin baru harus melewatkan malam pertamanya disini ?" ledek Dewa sambil balik bertanya pada adiknya
"apaan sih kak Dewa ini, aku tanya belum dijawab sudah balik tanya lagi ke aku" jawab Dewi dengan makin kesal melihat ulah kakaknya, dan melihat semua itu Beni hanya tersenyum sambil mengelus punggung istrinya
"iya...iya...kakak akan jawab adikku sayang !, kakak tadi habis antar Dian kerumah sakit karna ia tadi akan melahirkan dan air ketubannya sudah pecah duluan" ucap Dewa sambil mengusap rambut adiknya yang masih memakai sanggul lengkap
"terus sekarang ? apa Dian sudah melahirkan ? dirumah sakit mana ? dan anaknya cewek apa cowok ?" tanya Dewi seperti mengintrogasi kakanya sambil memegang bahu Dewa
"sudah ? gimana kakak mau jawab kalo pertanyaan kamu nerocos kayak kereta gak ada stasiunnya" ucap Dewa
"iya sayang !, satu satu dong pertanyaannya, kan kak Dewa jadi bingung jawabnya" ucap Beni menenangkan istrinya
"habisnya aku kan penasaran, pengen tau keadaan Dian, sayang !" ucap Dewi sambil melepaskan pegangan tangannya dilengan Dewa dan berganti memegang lengan suaminya
"kamu tenang aja ! Dian sudah melahirkan di rumah sakit milik AH corporation dan anaknya cowok" ucap Dewa
"oh ya kok aku jadi penasaran, kenapa kak Dewa yang ngantar Dian ? bukannya Yusuf ?" tanya Beni penasaran dan disertai anggukan oleh Dewi
"oh....itu tadi ! pas aku lewat depan toilet aku lihat Dian keluar dari dalam toilet, dan aku lihat ia memegangi perutnya sambil menahan sakit dan aku lihat ada cairan yang merembes dikakinya, jadi aku cepet cepet deh bawa Dian ke rumah sakit milik AH corporation sesuai permintaannya" jawab Dewa
"lalu dengan Yusuf sendiri ?" tanya Beni lagi
"akhirnya Yusuf segera menyusul kesana setelah aku suruh security didepan untuk memberitahu dia kalo istrinya aku bawa ke rumah sakit" jelas Dewa lagi
"dan itu tadi sempat ada sedikit insiden kecil sih !, tapi untung aja bisa diselesaikan" ucap Dewa lagi
"emangnya ada apaan kak ?" tanya Dewi
"tadi kan, Dian harus segera dioperasi karna air ketubannya hampir mengering, tapi karna Yusuf belum datang jadi operasi belum bisa dilaksanakan, kan belum ada yang tanda tangan surat pernyataan operasi, aku minta pun gak boleh sama perawatnya, harus suaminya yang tanda tangan...tapi untungnya ada dokter yang datang dan melihat berkasnya lalu dokter tersebut langsung menyuruh perawatnya segera melaksanakan operasi dan ia bilang kalo ia bakalan bertanggung, yang aku bingung ada apa dengan dokter tersebut ?" jelas Dewa sambi mengernyitkan keningnya
"emang siapa nama dokternya kak ?" tanya Dewi
"kalo gak salah perawat tadi sempat memanggilnya dokter Teddy" jawab Dewa
"ohhh....pantes !, itu memang dokter kandungannya Dian, dan beliau adalah dokter senior dan menjadi kepercayaan di rumah sakit AH corporation, dan semua dokter dokter yang bekerja disitu bukan dokter sembarangan, semuanya dokter pilihan kak" jelas Dewi
"oh gitu !....nah sekarang kalian pulang bareng satu mobil ya sama aku, tadi kalian kesininya kan pakai mobil pengantin" ucap Dewa dan dibalas anggukan Dewi dan Beni
- - - - - - - - -
sementara di rumah sakit, Yusuf yang keluar dari ruang bayi langsung menuju ruang rawat inap VVIP kamar no 3 di lantai 2, tempat dimana istrinya dipindahkan dari ruang operasi, sesuai intruksi dari perawat yang membantu proses operasi Dian
sesampainya diruang perawatan Dian, Yusuf yang melihat istrinya masih memejamkan matanya ia pun langsung menghampiri istrinya dan menciumi kening istrinya serta membelai rambut Dian dengan lembut, dan Yusuf pun segera duduk di kursi didekat ranjang dan meletakkan kepalanya diatas tempat tidur Dian sambil tangannya memegang tangan istrinya, lalu ia pun berusaha memejamkan matanya
dan keesokan paginya, Dian bangun dan perlahan membuka matanya, ia merasakan genggaman tangan seseorang, dan yang ia lihat adalah tangan suaminya yang sedang menggenggam tangannya, ia pun melepaskannya dan membelai rambut suaminya yang tertidur dengan kepalanya menopang diatas ranjang disamping tubuhnya, Yusuf yang merasakan sentuhan Dian, mulai membuka matanya dan mengangkat kepalanya dan melihat istrinya tersenyum kepadanya
"pagi sayang ! selamat ya sayang ! terima kasih kamu sudah melahirkan buah cinta kita dengan selamat !" ucap Yusuf sambil berdiri dan mencium kepala istrinya
"anak kita cewek apa cowok mas ?" tanya Dian sambil tersenyum ke pada suaminya
"anak kita cowok sayang, imut dan lucu, ia sekarang sedang tidur diruangan bayi, perawat bilang ia akan bawa kesini kalo kamu sudah bisa duduk dan bisa menyusuinya" jawab Yusuf
"tok....tok....tok....tok" terdengar suara pintu kamar diketuk, dan kemudian masuklah dua orang perawat yang akan memeriksa Dian
"permisi pak ! kami akan memeriksa ibu Dian sebentar" ucap seorang perawat tersebut
"iya.....silahkan !" jawab Yusuf dan setelah itu kedua perawat tersebut mulai menjalankan tugasnya memeriksa Dian, saat kedua perawat tersebut menangani Dian, Yusuf pun beranjak kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, saat ia keluar dari kamar mandi ia sudah tidak melihat kedua perawat tersebut
"gimana sayang ? apa kata perawat tadi ?" tanya Yusuf yang menghampiri istrinya dan duduk didekatnya
"perawat tadi bilang, katanya aku harus mulai belajar menggerakkan tubuhku miring kiri, kanan dan harus mulai belajar duduk juga" jawab Dian, dan Yusuf pun menanggapinya dengan mengganggukkan kepalanya
"oh ya mas !.....maaf ya ! kalo kemaren malam yang antar aku kesini kak Dewa" ucap Dian sambil menggenggam tangan suaminya
"iya sayang ! aku tau ! aku juga sudah minta maaf sama Dewa atas prasangka aku padanya dan aku juga sudah mengucapkan terima kasih karna sudah menolong membawamu kesini" ucap Yusuf sambil mengelus pipi istrinya
"makasih ya sayang !" ucap Dian sambil mencium tangan suaminya
"pagi kak !" tiba tiba Dilla masuk, ia datang dengan mama dan papanya
"pagi sayang ! selamat ya sayang ! kamu sudah menjadi seorang ibu" ucap mamanya Dian dan langsung mencium kening Dian bergantian dengan papanya
"iya ma !" jawab Dian singkat
"oh ya kak ! ini beberapa baju ganti kak Dian dan kak Yusuf, tadi sebelum kesini aku sama mama dan papa mampir dulu kerumah kakak untuk mengambilkan beberapa baju ganti kalian" ucap Dilla sambil menyodorkan sebuah tas pakaian ke arah Yusuf
"makasih ya Dil !" jawab Yusuf sambil menerima tas dari Dilla dan meletakkannya di dalam laci yang ada disudut ruangan
"sama sama kak !" jawab Dilla
"pagi semuanya !" tiba tiba dari arah pintu muncul dokter Teddy dengan seorang perawat
"pagi dok !" jawab mereka semua
"pagi pak Agung ! gimana kabarnya ? dan selamat ya pak anda sekarang sudah menjadi eyang !" sapa dokter Teddy sambil menyalami Agung Hermawan yang berdiri disebelah ranjang putrinya
"pagi juga dok ! alhamdulillah semuanya baik baik saja" jawab Agung Hermawan
"kamu sendiri gimana Dian ? sudah bisa miring kanan kiri ?" tanya dokter Teddy sambil mendekat ke arah Dian
"belum dok ! masih belum berani gerak, takut !" jawab Dian
"kalo bisa segera diusahakan buat miring ya ! dan kalo bisa juga dipakai untuk duduk, biar ndak kaku kaku amat" ucap dokter Teddy dan ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Dian
"sekali lagi makasih ya dok ! sudah membantu proses persalinan Dian" ucap Agung Hermawan
"iya.....sama sama pak ! dan sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya sebagai dokter kandungan, apalagi sejak awal Dian sudah menjadi pasien saya" jawab dokter Teddy
setelah tidak ada kepentingan lagi, dokter Teddy pun segera ijin kembali keruangannya, sementara kedua orang tua Dian dan Dilla masih menemani Dian