Ruang kerja Bara.
Bara tidak hentinya memegangi tangan Kinasih, dia terlihat takut jika Kinasih akan pergi meskipun itu hanya sebentar saja.
"Jadi… apa kamu sudah memaafkanku dan percaya dengan apa yang aku katakan?" tanya Bara.
"Aku memaafkanmu, tapi bukan berarti aku percaya dengan apa yang kamu katakan, Mas Bara," jawaban Kinasih membuat Bara mengerutkan keningnya.
"Jadi kamu masih marahku pada, dek?" Tanya Bara yang heran.
Kinasih menarik tangannya dari genggaman tangan Bara. "Ada beberapa hal yang harus aku pastikan terlebih dahulu, Mas Bara. Sayang sekali aku tidak bisa bertemu dengan ibu. Padahal aku ingin jika kita bertiga bisa bicara dan saling memperjelas," ucap Kinasih.
Amarah yang sempat terlihat di wajah Bara akhirnya memudar, "Aku paham. Memang semua yang aku katakan tidak bisa kamu percayai begitu saja. Itu adalah hakmu untuk percaya padaku ataupun tidak. Aku akan menunggu hinga Arimbi datang, dan kami akan menjelaskan padamu."