webnovel

KEMBALIKAN HIDUPKU : CINTA YANG ABADI

Khusus Dewasa!! Dhatu Arimbi (43 th) seorang janda muda mencintai seorang pria bernama Saga yang ternyata kekasih dari putrinya sendiri. Kinasih Putri (21 th) seorang wanita cantik dan ramah. Menjadi CEO di perusahaannya yang sudah lama di kelolanya bersama sahabat dekatnya Arya. Barata Saga (30 th) laki-laki pekerja keras dan berambisi besar, menikah dengan Kinasih dengan tujuan ingin mendapatkan semua aset perusahaannya. Arya Anggara (25 th) laki-laki tampan yang baik hati hidup sebagai sahabat sekaligus mencintai Kinasih sepenuh hati. Satu hari setelah kematian Kinasih kehidupan Arimbi berubah drastis, semua harta kekayaan dan kedudukan Kinasih yang menjadi seorang CEO pada satu perusahaan ternama jatuh ke tangan Arimbi dan bukan Barata. Sebagai sahabat Kinasih tidak bisa menerima kematian Kinasih yang tidak wajar apalagi pihak polisi belum bisa menemukan mayat Kinasih. Apalagi menurut warga perumahan Arwah Kinasih sering menampakkan diri. Bagaimana Arimbi menjalani hidupnya setelah tahu arwah Kinasih tidak tenang dan menginginkan Kematiannya untuk balas dendam? Dan apakah Kinasih akan melepaskan Arimbi saat mengetahui dalang di balik kematiannya adalah Ibunya sendiri?

NicksCart · ファンタジー
レビュー数が足りません
203 Chs

ANTARA BARATA DAN ARYA

Kinasih dan Arya menghentikan langkahnya, dan menoleh ke belakang ke arah Barata yang berdiri dengan wajah memerah.

"Lepaskan tanganmu dari tangan Kinasih, Kinasih adalah calon istriku! aku yang berhak atas dirinya." ucap Barata tanpa ada sebuah senyuman.

"Tapi mas, aku dan Arya tidak ada apa-apa, Arya berniat menemaniku saja daripada aku bingung sendirian." ucap Kinasih sedikit membela Arya.

"Tapi tidak dengan menggenggam tanganmu dek Asih! aku sangat keberatan, karena kamu hanya milikku." ucap Barata mendekati Kinasih dan memeluknya.

"Maafkan aku, kalau aku terlihat marah. Aku hanya terbawa cemburu saja, dan itu juga karena aku mencintaimu dek." ucap Barata memeluk Kinasih dengan rasa sayang.

Kinasih hanya terdiam dalam pelukan Barata.

"Arya, maafkan tindakanku tadi. Aku terbawa rasa cemburu yang berlebihan." ucap Barata pada Arya yang menahan rasa sakit di hatinya.

"Tidak apa-apa, semua ini hanya salah paham saja, aku hanya bisa bilang padamu, aku dan Kinasih tidak ada hubungan apa-apa selain sebagai sahabat." ucap Arya dengan tersenyum.

"Ayo dek kita makan sekarang." ucap Barata menggenggam tangan Kinasih berjalan ke ruang makan.

"Nak Arya mari makan, jangan melamun lagi." ucap Bu Ikhwan dengan ramah saat melihat Arya terdiam di tempatnya.

"Baik bibi." sahut Arya tersenyum dan mengikuti Bu Ikhwan ke ruang makan.

Di sudut ruangan yang sedikit temaram, Arimbi duduk sendiri sambil menikmati teh anggurnya. Sungguh apa yang di lihatnya hari ini tidak bisa di percayainya.

"Saga, tepat tiga bulan yang lalu kamu memutuskan hubungan kita, ternyata hanya karena ini! kamu telah berhubungan dengan Kinasih dan sekarang kamu akan menikah dengannya, sungguh tega kamu padaku Saga! setelah aku memberikan semuanya padamu!" jerit hati suara Arimbi dengan tatapan yang menyiratkan kekecewaan yang mendalam.

"Ibu, semuanya sudah pada selesai makan, dan acara selanjutnya mas Barata akan memakaikan cincin pertunangan. Apa ibu sakit? kalau sakit ibu istirahat saja di kamar." ucap Kinasih penuh perhatian.

"Lanjutkan saja acara kalian, ibu akan istirahat di kamar." jawab Arimbi dengan hati dan perasaan yang terluka.

"Baiklah Bu, aku akan memberitahu mereka." ucap Kinasih berjalan keluar kembali ke ruang depan.

Setelah selesai memberikan penjelasan dan berbincang-bincang sebentar mengenai persiapan pernikahan yang di adakan Minggu depan, keluarga Barata berpamitan pulang.

"Dek Asih, mulai besok.. kita berangkat dan pulang kerja bersama ya? jadi kamu harus menungguku, dan aku akan menunggumu jika kamu pulang terlambat." ucap Barata dengan tersenyum.

"Ya mas.. terserah kamu saja, mana yang terbaik untukku." ucap Kinasih membalas senyuman Barata.

"Dan aku minta tolong, jika Arya sudah selesai di dalam bisa kamu minta pulang. Karena tidak baik untukmu yang sudah bertunangan tapi masih berdua dengan laki-laki yang bukan saudara." ucap Barata lagi dengan tatapan cemburu.

"Ya mas." jawab Kinasih dengan anggukan kepala.

"Aku pulang dulu dek, jaga kepercayaanku baik-baik." ucap Barata seraya mengecup kening Kinasih.

Kinasih menganggukkan kepalanya lagi, kemudian masuk ke dalam rumah.

Dan di kejutkan dengan apa yang di lakukan Arya.

"Arya! apa yang kamu lakukan?" tanya Kinasih saat melihat Arya membawa piring kotor ke dapur dan mencucinya.

"Tidak apa-apa Ay, hal seperti ini sudah sering aku lakukan sendiri kan? kamu duduk saja di kursi." jawab Arya sambil mencuci piring.

"Arya? kamu mendengarkan aku bukan? sudah letakkan saja di situ." Ucap Kinasih berniat mengambil piring yang ada di tangan Arya. Karena tangan Arya licin terkena sabun piring itu terlepas dan jatuh ke lantai hingga pecah berkeping-keping.

"Prannkkk"

Dengan panik Kinasih berniat mengambil pecahan piring itu, namun tangan Arya segera menepis tangan Kinasih agar tidak terkena pecahan piring dan...

"Auhhhh." Arya mengaduh pelan.

"Aryaaaa! tanganmu!" pekik Kinasih sambil memegang tangan Arya yang berdarah terkena pecahan piring.

"Arya, kamu selalu tidak mau mendengarkan aku, dan sekarang coba lihat! tangan kamu jadi terluka kan?" ucap Kinasih seraya berdiri sambil memegang tangan Arya agar duduk di kursi.

"Duduklah Ar, biar aku obati lukamu." ucap Kinasih dengan perasaan kuatir.

"Tidak usah Ay, tanganku tidak apa-apa. Ini luka kecil Ay." ucap Arya berusaha menarik tangannya yang masih di pegang Kinasih.

"Sssttt, diam dan jangan bicara lagi." ucap Kinasih dengan tatapan matanya yang melotot indah.

Arya terdiam, merasakan detak jantungnya yang berdetak sangat kencang.

"Ay, sudah.. aku tidak merasakan sakit kok." ucap Arya keras kepala.

Mendengar Arya masih bicara, dengan sengaja Kinasih menekan keras luka Arya yang robek dengan kapas yang di pegangnya.

"Auuuhhh Ay sakit!" teriak Arya saat lukanya di tekan dengan sengaja oleh Kinasih.

Kinasih tertawa lepas sambil menatap wajah Arya yang meringis kesakitan.

"Katanya tidak sakit? kenapa sekarang berteriak?" ucap Kinasih di sela-sela tawanya.

"Sakit kalau di tekan seperti itu Ay." ucap Arya sambil mencubit ujung hidung Kinasih.

Kinasih hanya tertawa terkekeh.

"Sudah diam Ar, tinggal sedikit lagi." ucap Kinasih sambil meniup luka Arya yang sudah di beri obat merah.

Hati Arya meleleh, serasa ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

"Nih sudah selesai, tidak lama kan?" ucap Kinasih sambil menempelkan hansaplast antiseptik pada luka Arya.

"Terimakasih Ay, kamu perhatian sekali padaku." ucap Arya menatap wajah Kinasih lekat-lekat.

"Sama-sama Ar, kita sahabat dekat dan kamu juga sudah seperti saudaraku." ucap Kinasih dengan sedih.

"Kenapa kamu sedih Ay?" tanya Arya mengangkat dagu mungil Kinasih.

"Aku hanya sedih saja, karena aku tidak punya saudara. Tapi saat aku masih kecil aku pernah mendengar dari Bibi Nancy katanya aku punya saudara perempuan tapi saat aku tanya papa, kata papa itu bohong. Aku anak tunggal dan tidak punya saudara." ucap Kinasih dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.

"Sudah Ay, jangan menangis. Ada aku yang masih kamu miliki ya kan? dan lagi setelah ini kamu akan menikah. Hidup kamu tidak akan kesepian lagi Ay." ucap Arya ikut merasakan kesedihan Kinasih.

"Kamu benar Ar, aku berharap setelah aku menikah, kamu juga akan segera menikah agar kamu juga tidak kesepian sepertiku. Kamu juga harus bahagia." ucap Kinasih sambil mengusap airmatanya.

"Kamu tidak perlu menguatirkan aku Ay, aku sudah sangat bahagia saat melihatmu bahagia. Untuk itu setelah kamu menikah nanti kamu harus bahagia, jangan bersedih lagi, jangan menangis lagi." ucap Arya setelah tersenyum.

"Terimakasih ya Ar, kamu selalu menjadi yang terbaik dalam hidupku." ucap Kinasih membalas senyuman Arya.

"Ya sudah, sekarang kita berbagi tugas untuk membersihkan ini semua ya." ucap Arya sambil berdiri.

"Arya, sudah biar aku saja yang bersihkan semuanya." ucap Kinasih gemas dengan keras kepalanya Arya.

"Ay, bukannya kita saudara ya? kita bersihkan sama-sama ya?" ucap Arya dengan tatapan memohon.

"Ya sudah, kita kerjakan sama-sama, kamu yang menyapu aku yang mencuci bagaimana?" tanya Kinasih dengan tersenyum.

"Siap Madam." sahut Arya sambil menegakkan punggungnya.

Kinasih tertawa lepas melihat tingkah Arya yang selalu kocak dan lucu.