webnovel

Kehangatan dari Senja

Ini kisah Senja Anindita Setiawan, wanita cantik populer yang digandrungi kaum Adam. Siapapun yg melihatnya akan terpesona. Terutama Langit Aryana Dezz. Sang most wanted SMA GALAXY yg disegani dan ditakuti. Tapi, langit tak pernah mengakui bahwa ia mencintai Senja. "Lo gila ya? Lo ngehajar siapapun yg dekat sama gue, setres lo" senja sambil menggebu gebu "ini belom seberapa kalo perlu, gue kirim keneraka sekalian"jawabnya dingin Hingga saat dimana Langit menyesali perbuatannya. Langit baru mengetahui bahwa Gadis yg dicintainya itu tak pernah mendapat kasih sayang dari Ayah nya. Hati Langit itu tersayat. Bukannya mengobati, Langit Malah menambah luka Akankah mereka bersatu?Atau Ego yang akan kembali menang. Atau malah Takdir punya Rencana lain?. Jangan lewatkan kisah Senja dan Langit yang punya banyak Kejutan yaaa!

fennycyntiia · 若者
レビュー数が足りません
176 Chs

Tamparan

Senja yang baru saja sampai dirumahnya. Langsung membuka pintu betapa kagetnya Senja melihat Papanya sedang bermanja bersama wanita lain. Senja menatap mereka sinis

"Tanah kuburan Istrinya belum kering. Pria ini sudah membawa wanita lain kerumah" Batin Senja

"Dia siapa mas?" Tanya wanita itu

"Dia anak perempuan ku satu satunya"

"Begitu cantiknya. Mirip seperti kamu"

"Kamu bisa aja" Mencolek dagu perempuan itu

Senja yg mulai panas memilih melanjutkan jalannya menuju kamar.

"Senja" Panggil papanya

Senja hanya menoleh tanpa menjawab

"Papa sudah kirimkan uang untuk biaya sekolah mu, dan keperluanmu"

Senja tetap tak menjawab Senja memilih untuk melangkahkan kembali kakinya rasanya ia lelah sekali. Senja sudah tak peduli pada pria tua yg menyakitinya itu.

Senja membuka pintu kamarnya, mengganti baju dan duduk di depan kaca

"Sejak kapan pria itu menjalin hubungan dengan wanita jalang itu?" Tanyanya pada dirinya sendiri yg ada pada cermin

"Apa ini yg membuat mama meninggal?" Senja mengepal kedua tangannya.

"Mengapa pria itu tadi tidak memerahiku? Apa karena wanita jalang itu?"

Entalah persetan dengan itu semua. Senja memilih tidur.

****

Pagi ini Senja buru buru berangkat sekolah agar tidak bertemu dengan papanya. Namun, Sang papa malah ada dimeja makan terpaksa Senja harus bertemu dengannya. Karena sang cacing diperutnya tidak bisa di ajak kompromi

Tak ada yg membuka percakapan selama dimeja makan. Senja sudah selesai dengan makannya dan memilih bangkit tanpa mengucap sepatah kata pun

"Senja duduk" Bentak sang papa

"Ada apa?" Tanyanya sinis

"Kau ini tidak diajarkan sopan santun oleh mamamu?"

Senja mengepal kedua tangannya. Dia tak suka siapapun menjelek jelekkan sang mama.

"Jaga bicara mu tuan"

Senja memilih bangkit dari duduknya dan meninggalkan pria tidak tahu diri ini. Namun tangannya ditahan.

"Apa kau bilang? Kau ini sangat tidak sopan Benar benar anak tidak tahu diri" Bentak Reynand

Senja menoleh pada tangannya yg dipegang Reynand. Pegangan itu sangat kuat hingga membuat tangan Senja memerah.

"Jika aku tidak tahu diri. Lalu apa namanya pria tua yg didepanku ini? Tidak datang ke pemakaman istrinya, Bahkan masih sempat bersama wanita lain didepan anaknya"

Praaaaak satu tamparan berhasil mendarat di pipi Senja. Senja terkaget sambil memegangi pipinya

"Bahkan tamparan ini. Tidak berasa sudah tidak berasa apa apa. Sakit yg tuan berikan jauh lebih dalam berkali kali lipat dibandingkan ini"

Senja pergi meninggalkan reynand. Tangisnya pecah ketika memasuki mobil miliknya. Ingin rasanya Senja pergi saja dari rumah ini. Namun, tidak itu tidak Senja lakukan sebelum mendapat bukti apa penyebab kematian Mamanya yg mendadak. Senja merasa ada yg mengganjal dalam kematian Mamanya.

"Sudah Senja. Sudah" Senja mengusap air matanya kasar "Kamu harus jadi perempuan kuat Senja. Seperti yg mama kamu harapkan"

Kini Senja tiba di SMA Galaxy. Sudah satu Minggu ia tidak datang ketempat ini, jujur Senja juga memiliki rasa rindu akan tempat dimana pertama kali dia dipertemukan dengan Langit.

Entahlah sudah sejak kapan Senja mulai memikirkan Langit dan merindukannya. Senja tersenyum tipis mengingat akan kejahilan dan baiknya Langit

Senja memilih memasuki ruang guru terlebih dahulu. Untuk menceritakan apa penyebab ia tak masuk pada wali kelasnya.

Tok Tok Tok

"Masuk"

"Pagi Bu"

"Pagi Senja. Ibu turut berdukacita atas meninggalnya ibu kamu. Semoga diterima disisi Allah. Kamu yg kuat ya. Ibu percaya kamu anak yg kuat" Ucap Bu Dian sembari memegangi tangan Senja.

"Terima kasih banyak bu." Balas Senja seraya memasang senyum manisnya " Tapi dari mana ibu tau atas kejadian yg menimpah saya dan keluarga?"

"Keluarga? Bahkan Keluarga gue satu satunya udah ninggalin gue" Batin Senja seraya tersenyum miris

"Langit. Dia yg menyampaikannya, Dia meminta izin untuk meliburkan mu Seminggu. Tapi dia menolak ketika kami ingin mengunjungi mu. Dan dia juga melarang kami memberitahu kepada siswa siswi lain. Katanya kamu sangat tertekan dan tidak ingin diganggu siapa pun. Bahkan ia juga meminta izin agar diperbolehkan menjagamu." Ucap Bu Dian panjang lebar sesekali mengelus pundak Senja.

Mata Senja memanas tapi ia tahan agar tidak meneteskan air mata. Sungguh Senja tak ingin siapapun tau masalahnya. Senja tak ingin merepotkan siapapun

"Terima kasih banyak bu. Langit benar Senja tak ingin siapa pun mengehatui soal ini. Kalau begitu Senja pamit dulu" Senja meninggalkan ruang Wali kelasnya itu

"Bahkan kamu jauh lebih kuat dari yg ibu bayangkan nak. Semoga kebahagiaan selalu menyertai langkahmu." Jujur Dian ketika melihat mata Senja.

Dian adalah Guru bahasa Indonesia yg sesekali belajar psikologi manusia. Maka tak heran jika ia mengetahui dibalik tubuh mungil milik Senja. Senja menyimpan sejuta Masalah, penderitaan dan air mata yg selalu ingin mentes. Namun, Lagi lagi wanita itu selalu berhasil menahannya dan memberikan senyuman indah.

***

Setiba diruang kelas seluruh siswa siswi menyambut Senja. Termasuk Deyana sahabat tercintanya.

"Senjaaaaaaa. Gue kangen banget sama lo. Lo lama banget liburannya sampek seminggu. Mentang mentang Sultan. Liburan mah liburan tapi hp di aktifkan kek. ini malah dimaatiin songong lo" Oceh Deyana panjang lebar sembari memeluk Senja.

"Dari mana ko tau gue liburan?"

"Langit. Parah si lo bisa bisanya dia tau sementara gue sahabat lo sendiri gatau"

"Bahkan lo udah ngerencanaain ini dengan begitu bagus ngit" batin senja. Seraya tersenyum tipis membuat Deyana terheran

" Lo hutang cerita sama gue. Ada hubungan apa lo sama langit?" Tanya deyana.

"Iya nanti gue ceritain ya. Habis belajar"

"Dih songong banget lo. Gaya bat dah mau belajar" Deyana terheran.

"Udah kelas 12 Dey. Biar lulus harus belajar kan?" tawa Senja.

Deyana yg semakin heran menggaruk kepalanya yg tidak gatal.

"Mengapa Senja setelah pulang liburan malah jadi berubah? Apa kepala nya terbentur?" Batin Deyana.

Kriiiiingggggg (Maaf keun author lupa suara bel sekolah wkwkkwkw)

Bel sekolah pun berbunyi membuat seluru siswa siswi merapikan seragam dan duduk mereka.

"Pagi anak anak" Sapa pak Hasan guru Matematika "Saya mohon maaf. Pagi ini kalian harus belajar sendiri, Saya ingin kerumah sakit anak saya sakit dan butuh saya. Kerjakan halaman 15 dikumpulkan pulang sekolah. Jika tidak mengumpulkan maka nilai kalian tidak akan saya keluarkan" tegas pak Hasan

Murid murid yg tadinya senang kini memasang wajah kesalnya karena pernyataan terakhir pak Hasan.

Senja terdiam ketika mendengarkan perkataan pak Hasan. Bukan karena tugasnya, tapi karena pak Hasan rela meninggalkan tugasnya sebagai seorang guru demi menemani anaknya yg sedang sakit. Hati Senja tersentuh jujur ia sangat iri kepada siapapun yg diperlakukan dengan baik oleh ayahnya.