"Putri, jika kamu mendengar apa yang aku katakan, tolong dipahami. Kami butuh proses, tidak bisa terburu-buru, meskipun mungkin itu karena desakan nyawa junjungan Putri, tapi tetap saja kami punya agama, dan rasanya itu akan membuat kami tertekan pada akhirnya."
Tian akhirnya bicara demikian, hingga membuat Putri Virgo terdiam seketika.
Sementara di langit, awan mendung mulai berarak dan sesekali kilatan petir menyambar, menandakan begitu buruknya situasi malam yang semakin turun.
"Baiklah, Tian. Virginia, aku percaya kalian akan memberikan yang terbaik pada bangsa kami, silahkan dilanjutkan pembicaraan kalian, aku tidak akan mengganggu lagi."
Suara Putri Virgo terdengar kembali, dan Tian juga Virginia hanya menghela napas panjang.
"Kamu, benar-benar tidak mau masuk?" tanya Virginia sekali lagi.
"Tidak. Lain kali aja, nanti kita atur waktu bertemu di luar, agar kita bisa bicara soal ini tanpa merasa was-was."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください