Ara bergidik ngeri melihat alex dalam mode raja i***s karena itu bukan seperti alex yang dia kenal, mungkin inilah akibatnya jika menyentuh miliknya "Kau masih tidak mau mengatakannya?? Ternyata kau lebih memilih menyerahkan hidupmu padaku." "Walaupun aku mengatakannya kau tetap akan membunuhku." "Mungkin aku akan memberikan keringanan kepadamu jika kau mau di ajak bekerja sama dan aku bisa menjamin keselamatan dirimu." "Atas dasar apa kau berani menjamin jika rahman tidak akan mencariku." "Katakan dulu kau mau atau tidak di ajak bekerja sama, setelah itu aku akan memberikan arahan padamu." "Ok deal." Setelah negosiasi selesai alex segera membuka ikatan tali pria itu dan dia mengambil laptopnya lalu mengetik sebuah surat perjanjian yang akan dia berikan kemudian di tanda tangani oleh pria tersebut.
Nama pria tersebut adalah ryan dia adalah salah satu anak buah kepercayaan rahman tetapi karena sikap teledornya dia tertangkap oleh anak buah alex dan di sinilah saat ini dia berada, di ruangan alex dan di paksa tanda tangan surat perjanjian jika sampai dia berkhianat atau membocorkan apapun tentang alex maka nyawa taruhannya "Setelah kau tanda tangan pergilah yang jauh, dan kau datang hanya jika aku butuhkan mengerti??" "Mengerti tuan." Tampak raut wajah ketakutan yang tunjukan saat ini karena sebelumnya dia menganggap alex hanya dokter biasa namun ternyata berbanding terbalik. Setelah kepergian pria itu dewi masih tidak percaya jika alex memiliki sisi gelapnya dan dia termasuk beruntung tidak jadi membangunkan sang raja i***s karena dia tidak ingin bernasib sama dengan pria itu yang di ancam akan di suntik mati.
Rahman menerima kabar dari salah satu anak buahnya bahwa ryan telah gagal dalam menjalankan tugas, tentu saja itu membuatnya sangat marah *praaanngg.. praaanngg..* rahman membuat guci pajangan pecah karena dia melampiaskan amarahnya ke guci tersebut lalu silvia datang dan menenangkan dirinya "Sayang tenanglah..ceritakan padaku, ada apa??" "Aaarrgghhh..alex menggagalkan rencanaku." "Alex siapa dia??" "Alex cakra dinata..dia adalah pemilik rumah sakit dan dokternya ara sekaligus kekasihnya." Seketika Silvia tertegun mendengar nama itu di sebut, tentu saja silvia akan bereaksi seperti itu karena dia mengenal alex yang di maksud sang suami karena mereka pernah kuliah di universitas yang sama bedanya saat itu alex mahasiswa baru di fakultas kedokteran dan silvia sudah masuk semester 4 lalu karena pesonanya silvia jatuh cinta padanya tetapi saat itu dia mendapatkan penolakan dari alex.
Saat dikamar silvia kembali memikirkan tentang alex sang mahasiswa populer di kampusnya bagaimana bisa alex saat ini menjalin kasih dengan istri muda suaminya, kemudian dia mengambil ponselnya lalu membuka media sosial Alex untuk mengecek apa masih atau tidak dan ternyata media sosialnya masih aktif kemudian dia mengirim pesan kepadanya melalu inbox messenger "Hai alex..apa kabar?? Udah lama ya tidak bertemu." Namun pesannya belum mendapat respon dari alex karena dia merasa alex saat ini pasti sibuk jadi dia memutuskan akan menghubunginya di malam hari. Di sela meetingnya arifin mendapatkan kabar jika alex dan steven berhasil menangkap salah satu anak buah rahman kemudian dia beritahu terkait dirinya di jadikan target oleh rahman, dia tidak menyangka rahman sekejam itu hingga menjadikan dirinya beserta putri semata wayangnya target sehingga dia tidak bisa fokus pada meetingnya kali ini lalu dia memutuskan untuk menemui alex dan steven malam ini.
Alex lalu mengajak ara, dewi, steven jalan-jalan ke mall B untuk meredakan ketegangan di antara mereka sungguh tidak di sangka dewi sepanjang perjalanan di dalam mobil alex menunjukkan perhatiannya kepada ara dan tentu saja itu merubah pemikiran dewi "Alex sungguh pria yang baik, bahkan dia rela mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan putriku dari pria b******n itu." Batinnya dalam hati sehingga tanpa sadar dewi menitikkan air matanya dan ara melihat dewi menangis dari spion tengah "Ma kenapa menangis?? Apa ara buat salah sama mama??" "Enggak sayang, mama hanya terharu melihat kalian berdua..semoga hubungan kalian di lancarkan ya." "Amin..amin." jawab alex dan ara serentak.
Setibanya di mall mereka segera mencari cafe untuk sekedar melepas lelah, lalu ara melihat cafe favoritnya yang bernuansa korea tetapi romantis, mereka memasuki cafe tersebut dan tentu saja memilih tempat duduk dengan konsep garden yang terletak di bagian dalam namun saat sedang asik dengan ponselnya tidak sengaja ada notifikasi pesan masuk dari messengernya dan saat dia cek dari siapa pesan tersebut alex sedikit terkejut bahwa silvia yang mengirim pesan tersebut karena dia tidak ingin membuat ara curiga alex kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Sivia ternyata tahu jika alex baru saja aktif 5 menit yang lalu bahkan dia sempat membaca pesannya namun dia tidak meresponnya kemudian dia berinisiatif menghubungi alex, disaat mereka sedang menunggu pesanannya datang ponsel alex berdering dan dia kaget melihat wanita itu menghubunginya lalu ara menatapnya dengan penuh tanda tanya "Siapa kak?? Angkat aja takutnya penting." "Oh ini bukan siapa-siapa sayang..hanya panggilan dari messenger." "Ya udah kakak angkat aja." "Tidak sayang..saat ini kan aku sedang bersama kamu dan mama ya tidak bagus jika aku mengangkat telpon." Lalu setelah mendapat penjelasan dari alex mereka melanjutkan aktivitasnya.
Sore harinya alex berencana untuk makan di luar bersama kekasihnya namun itu harus di tunda karena ara tidak ingin membuat pegawai cafenya curiga jika dia dan steven keluar bersama berjam-jam walaupun dewi ikut dengannya, setelah meeting selesai arifin menghubungi alex dan memintanya untuk bertemu di rumah sakit seperti biasa dan mereka membuat janji sekitar jam 7 malam. Alex segera mengantarkan ara, steven, dan dewi ke cafe setelah itu dia menghubungi silvia dari dalam mobil setelah ara dan yang lainnya turun dari sana "Ada apa kau menghubungiku lagi." "Alex apa kabar?? Aku kangen sama kamu." "Apa tidak cukup penolakan yang aku berikan padamu beberapa tahun yang lalu!!" "Tapi sampai saat ini aku masih mencintaimu lex." "Aku tidak peduli akan hal itu, kau sudah menikah dengan rahman jadi jangan ganggu hidupku lagi." Lalu alex memutuskan sambungan teleponnya dan memblokir silvia, namun bukan silvia namanya jika dia menyerah begitu saja "Kau saat ini menolak diriku, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja lex..aku akan hancurkan wanitamu itu." Batinnya dalam hati sambil meremas ponselnya.
Silvia akan memanfaatkan dendam suaminya itu untuk menghancurkan ara karena dia tahu tentang masa lalu suaminya itu, setelah berbicara dengan silvia perasaan alex menjadi tidak tenang karena baginya ara adalah hidupnya dengan kembalinya silvia tentu saja akan membuat ara dalam bahaya apa lagi saat ini status silvia istri pertama rahman "Aku harus hati-hati dengan wanita itu, karena dia sangat licik..aku harus segera memberi tahu steven dan dinda." Alex segera menghubungi dinda dan steven kemudian menyuruh mereka segera ke kantor malam ini juga.