Setelah acara resepsi selesai rahman segera membawa ara ke kamar hotel yang berada di lantai 15, setelah sampai di kamar mereka ara segera menjaga jarak dengan rahman "Kamu sekarang adalah istriku, segera lakukan kewajibanmu sebagai istri." "Jika aku menolak bagaimana, aku tidak mau melakukannya." "Baiklah apa perlu aku memaksamu." "Jangan pernah melakukannya atau aku akan nekad!!!" Lalu ara mengambil gunting yang terletak di meja tv dan mengarahkan ke lehernya yang jenjang, rahman terkejut dengan sifat pemberani ara dan dia pun mengalah lalu rahman memutuskan untuk tidur terpisah dia di ranjang sedangkan ara di sofa.
Semenjak tadi malam pikiran alex sangat kacau karena dia khawatir rahman akan memaksa ara untuk melayaninya dan untuk menyibukkan diri sekaligus menenangkan pikirannya alex segera menuju kolam renang yang ada di belakang, lalu dari kejauhan bi Inah datang bersama dengan dinda "Mas.. setelah ini tolong cek keadaan wandi ya." "Ok tunggu satu jam lagi aku akan mengeceknya." "Bi..tolong buatkan saya kopi dan mas alex roti bakar juga susu hangat ya." "Baik non." bi inah segera ke dapur untuk membuat makanan yang diminta lalu dinda segera duduk di tepi kolam "Mas kenapa gelisah, ini masih pagi tapi mood udah buruk." Setelah mendengar pertanyaan dinda, alex segera menyelesaikan kegiatannya dan naik ke tepi kolam "Ya aku kepikiran ara, khawatir rahman akan memaksa melayani nafsunya." "Tadi pagi ara mengirim pesan kepadaku dan bilang jika mereka tidur terpisah." Seketika raut wajah alex yang tadinya muram berubah menjadi cerah karena mendengar perkataan sang adik sepupu "Lalu mas gimana rencana tentang opening rumah sakit di daerah B yang aku dengan itu ada adalah kampung halaman rahman." "Benarkah itu?? Berarti akan lebih mudah untuk kita menjalankan rencana." "Benar mas." Selagi mereka asik mengobrol bi Inah datang dengan membawa makanan untuk mereka "Tuan, nona, ini bibi letakkan di meja ya karena bibi mau antar makanan juga buat non sela dan tuan wandi." "Ya bi." Lalu bi ini bergegas ke dapur dan menyiapkan makanan untuk sela dan wandi.
Ara pun terbangun kemudian melihat rahman sudah tidak di tempat tidurnya lalu dia berinisiatif untuk segera mandi dan menghubungi alex, setelah kegiatan mandinya selesai dan sudah mengenakan kaos beserta celana jeans navy lalu dia mengambil ponselnya di situ terlihat 15 panggilan tidak terjawab dari alex sehingga membuat ara merasa bersalah dan segera menghubunginya "Selamat pagi sayang." "Pagi kak..maafin ara tadi malam sudah tidur." "Pasti kamu melakukan malam pertama ya sama dia." Goda alex yang sebenarnya sudah tahu bahwa kekasihnya itu tidak melakukannya "Astaghfirullah kak.. sumpah ara tidak melakukannya, ara masih suci." "Hehehhehee..aku hanya bercanda kok." "Kakak gak percaya sama aku ya?? Apa kakak meragukan aku??" "Tidak sayang..aku tidak meragukan kamu, aku hanya takut dia melakukannya secara paksa." "Itu sama saja kakak meragukan aku..hiks..hiks.." Ara kembali menangis karena alex walaupun dia berniat hanya untuk menggoda ara tapi alex tidak sadar bahwa secara tidak langsung dia sudah meragukan ara.
Alex yang masih duduk di tepi kolam renang tampak gelisah setelah ara memutuskan sambungan teleponnya dia merasa tidak tenang karena apa yang dia lakukan salah, alex segera menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri dan mengenakan pakaiannya lalu dia bergegas ke kamar wandi untuk mengeceknya. Saat pintu di buka wandi sedang duduk bersandar di tempat tidur dengan di sanggah bantal di punggungnya dengan wajahnya yang masih pucat lalu alex segera menghampirinya "Selamat pagi wandi, gimana kondisi kamu?? Apa kamu masih merasakan sakit di beberapa titik?? "Pagi juga dok..aku sudah lebih baik hanya masih lemas saja." "Aku periksa dulu ya." Lalu alex segera memeriksa wandi dengan stetoskop tidak lupa mengecek tensi darah dan melakukan pengecekan menyeluruh.
Rahman sedang menunggu seseorang di restoran seberang hotel lalu dia melihat dewi dan arifin memasuki restoran tersebut "Ma..pa..sini gabung sama saya." Panggil arifin lalu mereka segera menghampiri rahman "Ara mana?? Kenapa gak kamu ajak??" "Tadi saat aku bangun ara masih tidur pa, karena dia bilang tadi malam gak enak badan." Rahman memanggil pelayan untuk membawa menu dan disaat mereka sedang memesan makanan, ara terlihat baru saja keluar dari hotel dan rahman bergegas keluar memanggilnya untuk mengajak makan bersama "Ara.. sini..ada mama dan papa." Ara segera melihat arah suara tersebut dan bergegas ke arah rahman lalu mereka makan bersama pagi ini.
Deri datang bersama dira untuk menjenguk wandi setelah mendapat kabar dari alex, setelah mereka tiba bi inah segera menyambut mereka dengan hangat "Selamat pagi tuan." "Pagi bi..alex mana??" "Tuan alex sedang di kamar tamu, bersama nona dinda dan nona sela..karena mereka masih memeriksa kondisi tuan wandi." Deri segera menuju kamar tempat wandi di rawat dan meninggalkan dira di ruang tamu bersama bi inah "Non dira.. sepertinya saya curiga sama non sela." "Curiga kenapa bi??" "Sepertinya non sela menyukai tuan alex, karena dari kemarin bibi perhatikan dia berusaha mendekati tuan." "Aduuhh..bi itu gak bisa di biarkan, kasian ara bi..karena mereka berdua sedang berjuang untuk bisa bersama..gini aja bibi nanti lapor aja ke saya ya." "Ya non." Tidak beberapa orang yang baru saja di bicarakan keluar dan segera menuju dapur untuk mengambil air di baskom karena alex akan membersihkan luka wandi dan dia menatap dira dengan tatapan sinis.
Saat deri di kamar bersama dinda, alex, dan sela terdengar pintu terbuka ternyata dira yang masuk bersama dengan bi inah lalu dira menatap sela dan alex dengan tajam hingga membuat alex bingung "Kak alex saya mau bicara secara pribadi, jika perlu di temani sama kak dinda dan bang deri." Sontak apa yang di ucapkan oleh dira membuat mereka bingung sehingga alex membawa mereka ke ruang kerjanya yang ada di atas "Sekarang kita sudah di sini, sekarang katakan apa yang mau kamu bicarakan??" Deri dan dinda duduk di sofa bersama dira menghadap alex yang duduk di depannya "Apa hubungan kakak dengan sela?? Apa kakak sedang mengkhianati ara??" Mereka bertiga kaget mendengar dira yang langsung to the point.
Masih dalam posisi bingung alex masih berusaha mencerna apa yang dikatakan dira, dan kenapa bisa dira mempunyai pemikiran seperti itu "Heeyy..apa yang kamu pikirkan dira?? Bagaimana bisa aku mengkhianati ara." "Jika kakak masih mengelak ya sudah panggil bi inah aja." "Sayang apa maksud kamu?? Kenapa harus melibatkan bi inah??" Ujar deri dengan kebingungan dan dari percakapan tersebut dinda langsung menangkap maksud dira "Aku tahu kenapa dira bicara seperti ini, mas alex peka gak sich?? Sela itu sebenarnya menyukai kamu sejak lama, bahkan dia terobsesi memiliki kamu." Seketika alex kaget mendengar penuturan dinda, ya karena sikap dan perhatian sela selama ini dia anggap hanya sebagai bentuk perhatian sesama rekan kerja dan alex sungguh tidak menyangka akan hal ini.