webnovel

Gundah

Dengan tidak berdaya, akhirnya Naura menerima keputusan yang disampaikan Alexander. Daripada harus resign, atau mendapatkan surat pembebasan kerja dari perusahaan Androlux, Naura lebih memilih berdamai dengan keadaan. Tanggung jawab untuk merawat Nyonya Elsa, karena dia adalah putri satu-satunya di keluarganya, membuat gadis itu harus tetap memiliki pendapatan untuk menghidupi keluarga tersebut. Meskipun, jika gadis itu menceritakan permasalahan tersebut pada Alexander, laki-laki itu akan sangat bersedia, memberinya dukungan sumber daya untuk keluarganya. Tetapi saat ini, Naura merasa bukan merupakan hal yang baik untuknya.

"Apa yang kamu pikirkan Naura.., sepertinya ada sesuatu dalam hatimu?" dengan penuh kelembutan, Nyonya Elsa duduk di samping Naura yang tampak melamun di atas tempat tidurnya. Perlahan tangannya mengusap rambut putrinya, dan Naura bereaksi dengan mengangkat kepala, kemudian meletakkan di pangkuan perempuan paruh baya itu.

"Naura baik-baik saja Mom..., hanya sedikit lelah saja. Tadi banyak kerjaan di kantor, Naura agak kerepotan sedikit ma... Tapi, besok pagi pasti sudah fine lagi.." Naura memeluk erat pinggang Nyonya Elsa, dan perempuan itu tersenyum melihat tingkah kekanakan Naura.

"Oh ya Na..., mama mau nanya nih, bisa kan?? Usiamu tahun ini sudah 25 tahun.., teman-teman sebayamu waktu SMP maupun SMA.., sudah pada memiliki gandengan. Bahkan beberapa sudah menikah.., kapan nih, putri mama yang cantik ini mengenalkan calon suami pada mama.." tiba-tiba tidak disangka, Nyonya Elsa bertanya pada Naura tentang calon suami. Mendengar perkataan tersebut, Naura mengangkat wajah dan melihat Nyonya Elsa dengan tatapan heran.

"Mom.., ini benar mommy kan.., mama Elsa?? Apa mama sudah merasa keberatan untuk tinggal dengan Naura.., sampai menanyakan hal ini sama Naura." Nyonya ELsa tersenyum melihat reaksi yang ditunjukkan putri semata wayangnya itu. Jari telunjuk perempuan itu menjentik hidung gadis itu.

"Kamu itu bicara apa Na..., ya jelas mama ingin selalu bersama dengan putri mama yang kekanak-kanakan ini. Memang Naura akan meninggalkan mama, jika sudah menikah nantinya. Mama ingin segera punya cucu.., dan kalau Naura belum punya pacar, ada yang sudah menanyakan putri mama ini sama mama. Anaknya sopan, wajah juga tampan, keluarganya baik-baik lagi. Kamu juga sudah kenal baik dengan anaknya.." tiba-tiba Nyonya Elsa menawarkan laki-laki pada Naura.

"What ...??? Mama hari ini makan apa..., masak ngelantur kemana-mana bicaranya. Ha.., ha.., ha..., apa mama pikir Naura sudah tidak laku, tidak bisa mencari pasangan hidup ya mom... Sampai mau mencarikan jodoh untuk Naura,.. ha.., ha.., ha..." Naura tertawa terpingkal-pingkal mendengar perkataan Nyonya Elsa.

"Kamu itu Na..., jika mama ajak bicara, selalu saja menanggapi dengan tidak serius. Tadi siang, mama ketemu dengan Bu Herman mamanya Abhi teman SMA kamu. Bu Herman menanyakan kesediaan kamu untuk mendampingi Abhi, disitu juga ada pak Herman dan Abhi-nya juga. Anak laki-laki itu malah tersenyum dan menganggukkan kepala." Nyonya Elsa menceritakan tentang Abhi teman SMA Naura.

"Tidak ada salahnya Na.., keluarga mereka orang baik. Abhi juga sudah bekerja menjadi PNS di Kementerian, usia kalian berdua juga sudah saatnya untuk menjalin rumah tangga. Bagaimana Na.., jika kamu setuju, mama akan menerima nak Abhi.." ucap Nyonya Elsa pelan, dan Naura malah terkejut dengan keseriusan mamanya.

"Mam..., mama tidak perlu khawatir jika putri mama ini tidak laku. Naura sudah punya kekasih mam.., tetapi jika dia sudah melamar Naura untuk menjadi istri, Naura baru akan mengenalkan pada mama. Tetapi jika belum sampai untuk tahapan itu, maaf ya Mam..., Naura belum bisa jujur," tiba-tiba Naura teringat wajah tampan Alexander. Bukannya Abhi tidak tampan, tetapi jika dibandingkan dengan wajah keturunan milik Alexander, memang Abhi menjadi tidak sebanding. Untuk mengurangi kekhawatiran Nyonya Elsa.., Naura mulai bersikap jujur pada perempuan itu.

"Baiklah jika begitu.., mama akan menunggu kabar baik darimu. Mama ingin segera menimang cucu Na..., sepi di rumah jika kamu sudah berangkat kerja. Sekarang istirahatlah dulu, agar rasa lelahmu segera hilang." setelah memberi ciuman di kening putrinya, Nyonya Elsa perlahan meninggalkan kamar Naura.

*******

Di mansion Alexander

Johan menyerahkan berkas yang baru saja diprint dari email yang masuk pada Alexander. Terlihat wajah serius Alexander, ketika membaca dan memahami makna yang tersirat pada lembar kertas yang sedang dibacanya itu.

"Apakah tidak dapat diundur lagi acaranya Jo..?" Alexander meletakkan kertas di atas meja, kemudian melihat ke wajah Johan di depannya.

"Tidak Tuan Muda.., acara ini sudah berkali-kali mengalami pengunduran. Dan kita tidak memiliki akses banyak di dalamnya, karena acara ini kesepakatan dari seluruh vampire original di seluruh dunia. Sebelum Tuan Muda membuat pernyataan resmi untuk mundur, dan disetujui oleh pengurus di Santorini, maka Tuan muda harus hadir di acara ini." Johan menjelaskan peran Alexander pada invitation letter yang baru saja dikirimkan oleh pemilik acara di Rumania.

Alexander terdiam, tiba-tiba wajah mungil Naura muncul dan terbayang di wajahnya. Entah mengapa, ada sedikit keraguan untuk meninggalkan gadis itu tanpa pengawasan darinya secara langsung. Apalagi di setiap kesempatan, Johan juga akan menemaninya. Alexander hanya bisa menitipkan penjagaan Naura pada orang-orang pilihannya. Tetapi akan ada punishment yang tidak hanya terkena pada dirinya, tetapi juga akan mengena pada semua anggota koloni.

"Bagaimana Tuan muda...?? Kita harus segera memberi konfirmasi atas undangan ini, sebelum surat teguran dikirimkan kepada kita. Jika Tuan muda bertanya pada saya.., maka jawaban saya adalah tuan muda harus berangkat ke Rumania secepatnya.." Johan menambahkan. Laki-laki itu menatap ke wajah Alexander yang terlihat gelisah, dan saat ini masih diam seperti memikirkan sesuatu.

"Apakah Tuan muda mengkhawatirkan Miss Naura.?" tiba-tiba Johan mengajukan pertanyaan langsung.

Alexander menatap Johan, kemudian menganggukkan kepala.

"Iya Jo.., kamu juga tahu kan. Baru saja kemarin, Naura mengalami kejadian yang tidak mengenakkan seperti itu, dan aku yakin jika semua karena keberadaan aku. Sekarang.., jika aku berangkat ke Rumania, siapa yang akan menjaga gadis itu." sambil memandang keluar jendela, Alexander menjawab pertanyaan Johan,

"Saya dapat memahami posisi Tuan muda.., tetapi Tuan Muda bisa menambah penjagaan untuk Miss Naura, agar tuan muda menjadi tenang. Nanti saya sendiri yang akan memilih orang-orang yang kita beri tugas untuk mengawal kepergian Miss Naura. Jadi Tuan Muda juga bisa bersikap tenang di Rumania." Johan menyampaikan sebuah usulan. Alexander mengambil nafas dalam, kemudian..

"Hmm.., ya atur saja sementara seperti itu dulu Jo.. Tetapi kita akan lihat dulu.., jika sampai tiga hari tidak ada gerakan untuk menyakiti Naura, maka atur perjalanan. Namun, jika terjadi sesuatu dalam waktu tiga hari ke depan, batalkan keberangkatan ke Rumania." akhirnya Alexander membuat sebuah kesepakatan.

"Baik Tuan Muda.., akan segera saya kondisikan." mendengar jawaban Alexander, Johan mengambil nafas lega.

*************