webnovel

Judgment and The Beginnings

Seorang pengangguran bernama Ryoda Tatsuya, yang memiliki hobi membenci orang-orang namun ditakdirkan untuk melindungi populasi manusia dari kiamat. Namun mampukah dia melindungi umat manusia?

LoyalFace · ファンタジー
レビュー数が足りません
49 Chs

Chapter 12 – Awakening (1)

Ini adalah hari yang berat untuk kami semua. Tempat tinggal mereka kini hanya tersisa puing-puing…sekawanan serigala pembunuh, menyerang secara membabi buta. Yang tidak berhasil kabur akan menemui kematian. Inilah hukum alam…yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan mati. Kini, yang bertahan hidup hanyalah 50 orang dari 200 lebih penduduk Desa Clover. Sedangkan 2 Fighters yang seharusnya melindungi kami, kini hanya terbaring penuh luka.

Apakah mereka semua sanggup untuk bertahan? Ataukah takdir akan membunuh mereka? Tidak ada yang mengetahui jawabannya, namun satu hal yang pasti…seseorang akan bangkit melindungi mereka semua.

Malam pun tiba, namun tak seorang pun berani tidur terkecuali mereka yang terluka. Semua orang terus berjaga walau rasa kantuk terus menyerang. Tak ada yang dapat kami lakukan selain terus siaga. Selain itu, ini adalah Hutan, tak seorang pun yang mengetahui makhluk apa yang tinggal disini. Aku tahu mereka telah mengambil keputusan yang bodoh untuk bersembunyi dihutan ini…namun hanya ini satu-satunya tempat yang dapat melindungi mereka dari Serigala Pembunuh.

Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk kami semua. 2 Fighters terluka dan tidak sadarkan diri, walaupun aku hanya seorang support…dan tidak banyak yang dapat ku lakukan…aku akan berjuang melindungi mereka semua…meskipun nyawa menjadi taruhan.

Untuk menemani ku berjaga, Coco keluar dari ransel ku dan menghampiri ku. Ia naik ke pangkuanku dan berbaring disana, aku mengelusnya…mengatakan kepadanya bahwa semua akan baik-baik saja.

Malam pun berhasil kami lewati bersama tanpa adanya gangguan, syukurlah. Ketika matahari telah menampakkan cahayanya, aku dan 3 orang lainnya berpencar ke dalam hutan untuk mencari makanan dikarenakan persediaan makanan tak cukup untuk semua orang dan kami memprioritaskan makanan yang tersisa untuk mereka yang terluka. Beberapa menit berlalu dan aku masih belum menemukan buah-buahan ataupun makanan lain, namun aku tidak menyerah…beberapa menit kembali berlalu dan akhirnya aku menemukan buah, itu adalah apel liar, dan sepertinya sudah matang semua, aku pun memetik semuanya.

Setelah berhasil memetik apel-apel itu, aku pun segera kembali ke tempat persembunyian dan memberikan apel-apel itu kepada pengurus makanan. Saat hendak ingin mencari makanan lagi…tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dalam hutan. Aku segera berlari kearah teriakan itu…kudapati seekor WereWolf sedang menancapkan tangannya ke dada salah satu pencari makanan.

"HENTIKANNNNNN…!!!" Teriakku penuh dengan amarah

Aku mencabut katana ku dan segera berlari kearah WereWolf itu, untuk yang kedua kalinya, aku melesat kearah WereWolf itu dengan sangat cepat dan memotong tangannya. Dari apa yang kulihat, sepertinya WereWolf itu sama sekali tidak merasakan sakit, bahkan ia tersenyum saat aku memotong tangannya. WereWolf itu kemudian pergi entah kemana.

"Hei…kau tidak apa-apa?" Tanya sambil menyandarkan tubuh pria itu ke pohon.

"tolong…sela…matkan…dan…lin…dung…ngi…yang lain…nya" ucap pria itu

Tak berapa lama kemudian pria itu menghembuskan nafas terakhirnya, perasaan ku menjadi tak karuan…aku sangat marah, sedih dan juga menyesal. Seharusnya kami tidak berpisah untuk mencari makanan. Disaat itu juga aku bersumpah kepada diriku sendiri… aku tidak akan membiarkan siapapun mati walaupun nyawa ku menjadi taruhan.

Sambil menggendong jasad pria itu, aku kembali ke tempat persembunyian…semua terkejut dan bersedih, aku kemudian menguburnya didekat pohon besar. Tak lama kemudian, 2 orang lainnya kembali dan membawa beberapa makanan…jamur dan 3 kelinci biasa. Walaupun kami mendapatkan makanan, kami sama sekali tidak menunjukkan wajah senang, semua orang masih bersedih…Satu orang telah gugur.

Malam pun tiba, semua orang menikmati makanan yang berhasil kami kumpulkan. Setelah kami semua selesai makan, aku memberitahu sesuatu kepada mereka semua.

"Besok, kita harus keluar dari hutan ini…tidak ada yang dapat kita lakukan disini, Kita semua terperangkap dalam penjara yang penuh dengan pepohonan ini" ucap ku

"Kalau kita keluar, kita semua akan diserang oleh kawanan serigala pembunuh itu" balas seseorang

"Aku tau itu, namun jika kita terus berada disini…cepat atau lambat kita semua akan mati…tetap disini sama saja berbahayanya dengan kawanan serigala pembunuh itu" jawab ku

"Jika kita keluar siapa yang akan melindungi kami semua…2 Fighters itu masih terluka dan masih belum sadarkan diri" ucap seorang wanita

"Aku akan melindungi kalian semua" jawab ku

Semua orang terdiam dan ragu, aku tahu mereka tidak bisa mempercayakan nyawa mereka begitu saja kepada seorang support sepertiku. Namun…tiba-tiba seorang wanita memberanikan dirinya dan berkata :

"Aku akan mengikutinya" ucap wanita itu.

Dia adalah ibu dari anak perempuan kecil yang ku selamatkan didesa waktu itu.

"Dialah yang menyelamatkan sakura-chan dari serangan serigala pembunuh" kata wanita itu menambah.

Namun, kata-kata itu tidak cukup untuk membuat mereka mempercayaiku…sebenarnya aku juga tidak yakin apakah aku sanggup melindungi mereka semua, namun jika kami semua tetap berada disini…aku yakin kami semua akan mati. Tidak ada yang dapat kulakukan selain mempercayai kekuatan ku sendiri, dan aku sudah bersumpah akan melindungi mereka semua walau harus berkorban nyawa.

"Aku tahu…aku hanyalah seorang support, tidak banyak yang dapat kulakukan untuk kalian semua…satu-satunya hal yang sekarang dapat kulakukan adalah menepati janjiku kepada pria itu untuk melindungi kalian semua meskipun aku harus mengorbankan nyawa ku sendiri" Ucap ku.

Tiba-tiba seorang kakek tua menghampiri ku dan meletakkan telapak tanganny ke dada ku dan tersenyum, tak lama kemudian…semua orang mengikuti apa yang kakek itu lakukan. Aku menjadi bingung.

"Ini adalah tradisi kami, yang memiliki arti kami mempercayaimu" ucap Ibu Sakura-chan sambil tersenyum.

Aku sangat senang mereka semua mau mengikutiku hingga aku tak dapat menutupi senyuman ku, Coco juga merasa senang akan hal itu, ia mengeong seakan berkata "Syukurlah".

Besok aku akan membawa mereka semua keluar dari sini dengan selamat…tanpa ada seorang pun yang mati.