Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya orang yang mereka tunggu datang juga. Arsen tampak tersenyum kecil hingga memperlihatkan lesung Pipitnya yang tampak menambah kesan manis lelaki itu.
Rania saja sampai terpaku melihat ketampanan lelaki itu membuat Alva langsung menyenggol lengannga tak suka.
"Jangan genit!" bisik Alva penuh kekesalan.
"Iya," sahut Rania dengan bibir yang mengerucut.
"Selamat siang, Tuan Alva. Maaf saya sedikitp terlambat," ucap Arsen mengulurkan tangannya ke arah Alva.
"Selamat siang juga, Tuan. Tak masalah. Ini karena saya saja yang datang terlalu awal karena takut macet," sahut Alva sembari menjabat tangan Arsen. "Silahkan duduk, Tuan." Alva langsung mempersilahkan Arsen duduk di sofa yang berhadapan langsung dengannya.
"Terima kasih, Tuan. Oya, apa ini sekretaris Anda?" tanya Arsen mengalihkan pandangan pada Rania.
"Ah, iya, Tuan. Ini Rania, sekretaris sekaligus calon istri saya," jawab Alva dengan wajah pongahnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください