Dari sana, semua orang nampak kebingungan. Freislor masih saja merasa panik. Ia memegang kedua tangan Breckson.
"Hei, aku tahu ini akan sulit bagimu, Freis. Tapi, aku harus memberi tahu bahwa Ibumu telah meninggal dunia," ucapnya pelan. Freislor yang mendengar hal itu menangis pelan. Breckson pun merangkulnya dengan erat. Di satu sisi, Poresa yang memandangi hal itu dari jauh mengepalkan kedua tangannya. Ia tak bisa membiarkan gadis itu merasakan kesedihan.
"Cukup, aku sendiri yang akan menncari Ibumu, Freis!" pekik Poresa dengan suara lantang. Dia berjalan ke arah selatan. Melewati lorong panjang yang nampak ngeri dengan beberapa kabut dan sarang laba-laba besar. Namun, setibanya dia di ruangan itu. Ia dikejutkan dengan adanya orang yang sempat menyerangnya dan juga yang lain.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください