Setelah insiden toilet itu Mauren meninggalkan seniornya sendirian ditoilet. Masih terdengar umpatan makian senior terhadap Mauren. Namun, Mauren tetap berjalan meninggalkan senior.
Mauren memilih untuk duduk dikursi taman sambil melihat pemandangan taman kampusnya. Sesekali ia melirik jam tangannya. Untuk melihat waktu janjian bersama Akas. Mauren merasa bersemangat hari ini untuk bertemu Akas. Karena kalau boleh jujur Mauren sangat merindukan Akas.
"Mauren"
Terdengar suara asing yg memanggilnya.
'kali ini apa lagi ya tuhan' kata Mauren dalam hati sambil ia mencari sumber suara.
Ternyata yg memanggilnya adalah Raka. Kakak kelas sekaligus teman satu tempat ia bekerja. Sebenarnya Mauren agak malas berdekatan dengan Raka. Karena banyak fans-fans Raka yg mulai meneror Mauren.
Raka bisa dibilang adalah mahasiswa populer dikampusnya. Tidak hanya dari segi fisik yg menonjol namun dari segi materi ia bisa dibilang sangat berlimpah. Entah kenapa Raka memilih bekerja part time di cafe tersebut. Mungkin agar lebih dekat dengan Mauren. Wanita yg ia sukai dari dulu.
"ngapain kamu disini sendirian? g kerja?"Raka menghampiri Mauren.
"hari ini jatah gue libur"kata mauren singkat
Walaupun Raka sering diketusin oleh Mauren tapi Raka tidak pernah pantang mundur untuk mendekati Mauren. Ada saja caranya untuk mendekati Mauren.
"eh tadi aku lihat Jessy nanggis sambil ngumpat namamu. Emang dia abis kamu apain sih sampai semua kebun binantang ia keluarkan" Raka berkata tertawa sambil menirukan Jessy
"oh tadi namanya Jessy? gak gue apa-apain. Cuma tangannya gue kasih pelajaran sedikit"
"kamu berantem lagi ya? gara-gara apa?"
"tanya aja sama dia sana, kenapa Lo tanya gue"Mauren mulai berkata ketus.
"iya deh iya aku gak bahas lagi deh" sambil menyilangkan kedua jarinya.
Setelah perdebatan itu, mereka berdua kembali terdiam. Raka seakan kehabisan ide untuk mengajak Mauren berbicara. Karena kalau boleh jujur Raka saat ini grogi untuk didekat Mauren.
Raka hanya menatap Mauren dari samping. Ada rasa yg ingin ia ungkapkan. Namun ia masih ragu. Takut nantinya Mauren agak berubah sikapnya.
"Mauren"
Mauren hanya diam tidak menanggapi panggilan Raka. ia masih sibuk melihat jamnya.
"aku cinta sama kamu" Raka mulai bernyali untuk mengungkapkan perasaanya.
Jujur saja Mauren sempat kaget ketika Raka berkata seperti itu. Mauren tidak menyangka Raka akan berani mengungkapkan perasaannya. Sebenarnya Mauren tau bahwa Raka menyukainya. Dari bentuk perhatiannya selama ini ke mauren. Tapi Mauren memang tidak ada perasaan apa-apa ke Raka.
"aku tau jawaban perkataanku tadi Mauren. aku tidak memaksa kamu untuk membalasnya. Tapi aku cuma mohon padamu untuk melihat ketulusanku padamu. Aku tau kamu juga milik Akas. Aku akan tetap menunggumu Mauren. Dan please banget sikapmu jangan berubah ya"Raka sambil memelas memohon kepada Mauren
"maaf ya Raka, aku gak bisa membalas perasaanmu. kamu kan sudah tau jawabannya"berkata sambil memandang Raka
pandangan Raka dan mauren saat itu langsung bertemu. Raka semakin tambah grogi didekat Mauren.
"eh itu Akas kan, dia boncengin siapa ya?" Raka sambil menunjuk arah motor Akas