webnovel

Pesta Ulang Tahun Yang Memalukan

Ronzi yang terpana dengan penampilan anak kembar itu pun tidak bisa menghentikan penglihatannya itu.

Rambut panjang terurai sampai bahu itu sangat cocok dengan setelan gaunnya, apalagi jepit rambut di poni itu semakin memper imut mereka berdua. Dan yang masih mebuat Ronzi terngiang-ngiang adalah dia tidak bisa membedakan mana Bintang dan Bulan, mereka berdua sangat lah mirip satu sama lain.

"Aduh Bintang yang mana ya! Udah deh kayaknya yang ada di belakang aku deh." gumamnya sembari menyetir mobil.

"Nih Bintang, pake jam tangan ini yah biar pas di sanaaku bisa membedakan kalian berdua!" tukas Ronzi sembari memberikan jam tangan yang dikenakannya itu kepada Bintang, agar Ronzi bisa tetap mengenal anita yang disukainya.

"Kak Ronzi… aku Bulan dan bukan Binang yang Kakak maksud!" jawaab Bulan ketus.

"Tuhkan benar saja aku tertukar!" gerutunya kesal.

"Udah deh ia aku salah, nih Bintang kamu pakai cepetan jam tangan aku ini!" ujar Ronzi.

"Kok Kak Ronzi jadi sensi gitu sih, lagi datang bulan yah?" celetuk Bulan.

"Ssst… jangan bikin Kak Ronzi tambah pusing Bul, lihalah dia seperti sudah mau setres karena saking bingungnya melihat wajah kita yang terlihat sangat sama," sanggah Bintang sembari mengambil jam tangan dari Ronzi.

Bintang pun memakai jam hitam khas cowok yang mencolok itu. Padahal sebenarnya ia tak ingin memakainya, tapi ia menghargai maksud Ronzi supaya ia bisa membedakan dirinya dengan Bulan.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan cukup jauh, Bintang dan juga Bulan beserta Ronzi pun akhirnya sampai di kediaman rumah Bima Sakti, ayah dari Mars dan juga Galaxi.

Klek! Bintang seketika menelan saliva kasarnya. Seletika di dalam pikirannya terbesit seorang pria yang sangat ia benci itu.

"Semoga saja aku tidak bertemud engan Bang Galaxi, dan semoga saja ia tidak ada di acara pesta ulang tahun, adiknya itu. Sudah dua hari ini aku minta libur bimbbingan kepadanya dengan alasan sakit, padahal sebenarnya aku hanya membuat alasan saja. Gawat jika Bang Galaxi bisa tahu kalua sbenarnya aku tidak sakit dan bisa hadir keacara pesta ulang tahun adiknya ini," gerutu Bintang di dalam hatinya yang seketika khaatir bertemu dengan Galaxi.

"Wah… Kak Mars so hot sekali Ya Tuhan!" gumam Bulan setelah melihat Mars yang amat tampan memesona luar biasa sempurna di malam ini.

"Astagfirullah, ya Tuhan godaan apa lagi ini, Kak Mars! Benarkah itu dia manusia atau jelmaan malaikat, tampan sangat tampan," gumam Bintang di dalam hatinya juga yang sangat mengagumi dan tertegun dengan ketampanan Mars yang di baluti kemeja putih mengkilat.

"Ni anak kembar kenapa jadi pada bengong seperti ini sih! dan setelan kemeja berwarna putih mengkilat itu apa-apa an lagi! Sampai lekukan perut dan dadanya itu terlihat sangat ketat!" gerutu Ronzil di dalam hatinya.

Senyuman Mars yang ia lontarkan kepada mereka bertiga pun membuat mereka berada di ambang bayang-bayang. Bulan dan Bintang yang mengagumi Mars di dalam hatinya dan Ronzi yang menggerutu di hatinya karena penampilan mencokoknya Mars, Ronzi tidak menyadari bahwa ia lah yang paling mencolok di antara Mars dan tamu yang lainnya.

"Hai, terimakasih ya sudah datang," Sapa Mars.

"Hai, bro selamat ulang tahun ya!" Jawab Ronzi dan segera membawanya pergi dari hadapan Bulan dan Bintang.

Mars yang merasa baha Ronzi sangat so akrab itu pun tetap mengikutinya dan meninggalkan Bulan dan Bintang tanpa sepatah kata pun.

"Dasar Kak Ronzi! Apa-apaan sih di aini, kok main ambil ajah itu Kak Mas dari kita Bint!" gerutu Bulan kepada kakaknya.

"Biarin saja Bul. Lagian kan cowok memang seperti itu, nanti saja kita ngucapin selamat ulang tahunnya kepada Kak Mars, sekarang kita ke si Aster dan Si Rey di sana, sepertinya teman kamu juga ada Bul. Tuh mereka lagi ngobrol!" bujuk Bintang agar adiknya itu tidak mengambek.

Bulan dan Bintang pun pergi ke arah kerumunan teman-temannya dan menikmati suguhan makanan yang sudah di sediakan oleh asisten-asisten rumah tangganyaPak Bima Sakti.

Tes… Tes… Tes….

Suara mikrofon itu pun membuat seluruh tamu undangan fokus ke arah Mars yang akan menyampaikan pesan di hari spesialnya. Kepada teman-temannya yang sudah datang di acara pesta ulang tahunnya.

"Hai semuanya, terimakasih sudah datang ke acara istimewa saya malam ini, saya akan menyampaikan beberapa kalimat yang akan saya utarakan di malam spesial bagi saya ini," ujar Mars seraya berdiri dengan tegap dan gagahnya, sehingga para anita yang tengah melihatnya itu tertegun melihat Mars yang sangat berkharisma.

Dari arah pojokan sofa, Bulan terlihat termenung dalam lamunannya, matanya yang melihat ke arah bawah, seakan cemas dan wajah periangnya hilang ketika Mars akan menyampaikan beberapa kalimatnya kepada semua orang.

"Bul, kamu kenapa kok keliatan murung begitu, perasaan tadi kamu sangat riang sekali?" tanya Bintang khawatir yang sedang berdiri di sampingnya.

"Nggak papa Bint. Mmm… aku hanya sedikit lelah dan pegal memakai high heels ini, tuh lihat tinggi nya saja 5 cm, kamu nggak pegel emang?" ujar Bulan balik tanya seakan menghiraukan pertanyaan dari kakaknya itu.

"Bulan kok aneh sekali yah!yang aku lihat hatinya kayak awan, tiba-tiba cerah seketika langsung mendung!" gumam Bintang heran.

Bintang sebagai seorang Kakak pasti sangat mengenal adiknya itu, ia melihat bahwa adiknya sedang tidak baik-baik saja. Dan walau begitu pun ia tetap berprasangka baik, mungkin Bulan memang merasa pegal.

Bintang pun beralih fokus kembali ke sambutannya Mars. Semua orang sorak bergembira karena penyampaian yang sudah Mars sampaikan kesmua orang yang berdiri di hadapannya, karena Bintang yang fokus berbicara kepada adiknya itu, ia pun ketinggalan beberapa pesan yang di sampaikam Mars. Ia pun mengikuti arus dan bertepuk tangan mengikuti yang lainnya.

Tapi ada yang aneh, semua tatapan teman-temannya serta Ronzi mengarah pada dirinya dan juga Bulan, setelah ia melihat ke depan ternyata Mars tersenyum juga padanya.

"Bentar-bentar, ini orang pada kenapa kok lihatin kita berdua Bul? Mmm... ada yang salah yah dengan penampilan kita?" tanya Bintang yang nampak kebingungan dengan kondisi yang ia alami saat itu.

Bulan tidak bicara apa-apa dan mengangkat gaunnya serta berlari ke luar acara dan meninggalkan Bintang.

Bintang yang sedang bingung itu semakin membuatnya bingung sejadi-jadinya. Dengan apa yang terjadi sebenarnya malam itu. Bintang yang berusaha bersikap tenang itu tetap tersenyum kepada siapa saja yang melihat ke arahnya termasuk Mars.

"Anu, ada apa yah! Kok kalian menatap aku seperti itu?" tanya Binyang dengan bicara terbata-bata.

Ronzi yang menyadari bahwa Bintang tidak tahu dengan maksud dari sambutan yang di sampaikan Mars barusan kepada semua orang, ia pun segera menghampirinya dan membisikkan kata-kata yang mengejutkan batinny Bintang,sehingga jantungnya Bintang pun seakan terasa terhenti sejenak.

"Kamu akan segera menikah!" Bisik Ronzi.

Sontak saja keringat dingin di keningnya keluar dengan seketika, bulu kuduknya berdiri mungkin bulu di seluruh tubuhnya ikut berdiri juga.

"Ya Tuhan, sesak rasanya dada ini, kenapa rumor tentang pernikahanku semakin tersebar begitu saja, dan apa maksud dari Kak Mars kenapa ia malah mengumumkan hal sebodoh dan memalukan seperti ini kepda teman-temanku dan semua orang yang ada di tempat ini," ujarnya yang langsung tidak sadar menggenggam tangan Ronzi saking khawatirnya