webnovel

Perseteruan Bintang Dan Galaxi

Setelah kejadian semalam yang sudah terjadi padanya, Bintang pun hanya terdiam saja seharian di kamar. Ia bahkan libur sekolah dan libur bimbingan bersama dengan Galaxi.

Dert! Dert! Dert!

Suara getar di ponsel Bintang pun bergetar, dan melerai perhatian Bintang yang sedang bergelut dengan pikirannya di balik selimut. Bintang pun langsung mengambil ponselnya dan mengangkat telepon itu.

"Kamu sore ini ada waktu Bintang!?" Tanya seseorang di balik ponselnya itu, sehingga Bintang pun tersadar bahwa orang yang baru saja bebricara denganya itu bernama unknon di ponselnya atau tidak ada namanya.

"Ini siapa? Aku nggak ada waktu!" bentaknya yang sedang tidak mau di ganggu oleh siapapun.

"Saya Galaxi, Balas seseorang di telpon itu ternyata Galaxi.

"Bang Galaxi!" sahut Bintang terkejut.

"Mmm… Mau apa Bang Gala tiba-tiba menelponku?" tanya Bintang ketus.

"Kamu jahat sekali Bintang, kok nomor saya tidak di simpan," kata Galaxi yang mengetahui bahwa Bintang tidak mengenali nomor ponselnya.

"Di-di simpan kok Bang, cuman Bintang tidak lihat-lihat dulu siapa yang nelpon!" jawab Bintang berbohong.

"Ya sudah kalo begitu, saya mau tanya sama kamu Bintang, kenapa hari ini kamu tidak masuk sekolah, sehingga bimbingan sama saya pun tertunda?" tanya Galaxi.

"Emmm… aku kan lagi gak enak badan, jadi gak jadi masalah juga kalo hari ini gak masuk sekolah dan bimbingan!" jawab Bintang yang sedang mencari alasan-alasan lain.

"Bagi kamu tidak masalah, tapi bagi saya situ sangat jadi masalah besar, apalagi ujian karya tulis kamu akan segera di ujikan Bintang," tukas Galaxi.

"Apa ini karena kejadian semalam di acara ulang tahunnnya Mars?" sambung Galaxi.

"Astag. apa-apan sih Bang Gala ini! Benar-benar tidak punya hati tahu! Jelas-jelas aku ini sedang sakit, masa harus ke sekolah! Sampai bahas acara semalam," kata Bintang ketus sembari langsung mematikan teleponnya secara sepihak.

Bintang yang sedang sedih itu pun akhirnya di buat kesal oleh orang yang sangat di bencinya itu, sehingga ponselnya pun ia banting di atas kasurnya.

"Ngeselin banget sih jadi cowok!" caci Bintang.

Dert… dert.. dert….

Seketika ponselnya itu berdring kembali, sehingga membuat Bintang kesal dan berniat untuk mematikan teleponnya agar tidak mengganggu kesendiriannya. Namun, nomor telepon yang ia lihat itu ternyata bukan nomor sebelumnya, itu berarti yang menghubunginya itu bukanlah Galaxi tapi orang lain.

"Nomor siapa ini? Siapa lagi yang menghubungikui?" gumam Bintang bertanya-tanya, lalu ia pun mencoba mengangkat teleponnya.

"Hallo Bintang, saya Mars," sahut seseorang di balik sambungan teleponnya itu sehingga membuat kedua mata Bintang membola bulat dan mulutnya menganga. Pasalnya Bintang tidak menyangka baha orang yang sangat dicintainya itu tiba-tiba menghunbunginya.

"Ka-kak Mars! A-ada apa, tiba-tiba Kak Mars menghubungiku?" tanya Bintang sembari beranjak dari tempat tidurnya.

"Malam ini kamu dandan yang rapi yah. saya jemput di depan rumah pukul 7," ujar Mars dan langsung mematikan sambungan teleponya begitu saja.

"Kak Mars! Halo Kak Mars!" sahut Bintang mencoba memanggil Mars kembali, namun dilihatnya oleh Bintang ternyata Mars sudah mematikan sambungan teleponnya.

Bintang pun bingung dengan sikap Mars yang tiba-tiba akan menjemputnya dan menyuruhnya untuk berdandan, ia pun tidak bisa memita penjelasan dari Mars karena Mars sudah langsung menutup teleponnya secara sepihak.

"Ada apa ini? Kenapa Kak Mas tiba-tiba akan menjemputku nanti malam. Mau di baa kemana aku, kenapa tiba-tiba sekali. Apa ini ada sangkut pautnya dengan acara semalam yang sempat berantakan karena ulahku?" gumam Bintang bertanya-tanya di dalam hatinya dan merasa khawatir dengan sikap Mars yang tiba-tiba mengajaknya begitu saja.

Tok tok tok….

Seketika seseorang mengetuk pintu kamarnya, sehingga melerai pikiran Bintang yang terus-menerus memikirkan Mars.

"Iya sebentar," sahut Bintang sembari membuka pintu kamarnya, dilihatnya orang yang baru saja mengetuk pintu kamarnya itu adalah mamahnya.

"Mamah! Ada apa Mah?" tanya Bintang.

Seketika seseorang di belakang mamahnya itu muncul dan membuat Bintang sangat terkejut begitu saja.

"Bang Gala! Sejak kapan Bang Gala ada di sini?" tanya Bintang heran dengan kedatangan Galaxi yang tiba-tiba sudah ada di depan kamarnya, padahal beberapa menit yang lalu Galaxi baru saja menelponnya.

"Bintang sayang, jangan tinggikan suara kamu di depana calon suami kamu, Gala sudah ada di sini 10 menit yang lalu," tukas Bu Asa.

"Jadi, waktu Bang Galaxi menelponku barusan, dia sudah ada di rumahku!" gumam Bintang di dalam hatinya.

"Galaxi, silahkan jika ingin mengobrol berdua dengan Bintang. Mamah pergi dulu yah kedapur," ujar Bu Asa lalu meninggal Bintang dengan Galaxi.

"Mah, Mamah jangan tinggalin Bintang sama cook ini!" teriak Bintang mencoba meminta mamahnya itu untuk tidak meninggalkannya berduaan dengan Galaxi.

"Galaxi tidak akan menggigitmu atau memakan kamu Bintang, enjoy it!" balas Bu Asa sembari tersenyum melihat Bintang yanga sangat kesal.

"Ih si Mamah!" gerutu Bintang kesal lalu pandangannya teralihkan kepada Galaxi.

"Saya tidak akan memakan kamu Bintang," ujar Galaxi dengan raut ajah datarnya dan tiba-tiba memegangi kening Bintang.

"Jangan pegang keningku! Apa-apaan sih main pegang-pegang mulu!" tukas Bintang ketus sembari menyingkirkan tangan Galaxi dari keningnya.

Seketika Bintang pun pergi menuju pintu keluar rumah, tampaknya Bintang mengajak Galaxi sambil jalan-jalan santai di pagi hari, sehingga percakapannya itu pun tidak akan terdengar oleh mamahnya.

"Kenapa sih Bang Galaxi tiba-tiba datang ke rumah aku, ngeselin banget!" gerutu Bintang ketus sembari melihat menengadah kearah Galaxi yang berdiri di sampingnya.

"Apa-apaan sih, tingginya orang ini sangat keterlaluan!" sambung Bintang di dalam hatinya.

"Saya khawatir sama kamu, karena kejadian semalam kamu sampai di baa ke rumah sakit. Setelah mendengar kamu tidak masuk sekolah, akhirnya saya memutuskan untuk menjenguk kamu," ujar Galaxi.

"Tapi aku tidak butuh rasa khawatir Bang Galaxi, jadi Bang Galaxi gak usah repot-repot datang dan menejnguk aku ke ruamh," jawab Bintang dengan santainya sembari melipatkan kedua tangannya.

"Bagaimana pun juga kamu adalah calon istri saya Bintang, sudah saya putuskan saya dan keluarga saya akan cepat melamar kamu," ujar Galaxi.

"Apah! Gak, jangan becanda yah Bang Gala!" tukas Bintang sembari berhenti dari gerak langkahnya.

"Semakin kamu membenci saya dan juga menolak saya, maka secepat mungkin pernikahan kita akan di laksanakan," ancam Galaxi.

Bintang hanya menatap sinis kearah Galaxi, bibirnya merengut seakan ia tidak bisa lagi berkta-kata ataupun menjawab pernyataan Galaxi. Hingga akhirnya Bintang pun memilih untuk pergi meninggalkan Galaxi, pembicaraannya seakan tidak bisa di lanjutka lagi dengan Galaxi.

Namun, Galaxi tidak akan melepaskan Bintang pergi begitu saja, sehingga Galaxi menarik tangan Bintang dan menahannya agar tidak pergi dari hadapannya.

"Lepaskan aku!" protes Bintang mencoba memberontak.