webnovel

Sepertinya Memang Cinta

Findra baru saja pulang dari apotek untuk membeli obat turun panas karena suhu badannya yang tinggi saat melihat kejadian itu. segera di bukanya pintu kamarnya dan meminum obat itu. setelahnya baru dia berbaring di ranjang.

kepalanya semakin berat ketika memori kejadian di depan pintu itu melintasi otaknya. matanya mulai terpejam saat efek obat yang dia minum mulai bereaksi. dengan keadaan setengah sadar, Findra bergumam.

" bukankah kamu suka aku? kenapa peluk dia?" matanya tertutup seiring dengan obat yang bereaksi.

jam sepuluh malam barulah Findra terbangun, rasa lapar membangunkanya dari tidur nyenyak kerena obat.

Rain sedang sampai asrama saat Findra terbangun.

" sampai jam berapa Rain?" tanya Findra sambil berusaha duduk di ranjang. satu tangannya menopang dia duduk, tangan lainnya mengusap wajahnya dan menutupi sebagian matanya yang masih lesu.

" jam delapan. kamu sepertinya sudah beli obat. aku khawatir waktu kamu bilang kamu demam pagi tadi. jadi, aku bawakan bahan-bahan tradisional untuk menyembuhkan demam dari rumah sepupuku. aku juga udah masak, juga udah buatin kamu ramuannya. makanlah dulu, minum ramuannya, terus istirahat lagi." kata Rain. itu mengingatkan Findra pada ibunya.

" kamu mirip ibuku saat kamu bicara kayak gitu."

rain tidak menjawab, ekspresi wajahnya menjadi jawaban atas pertanyaan Findra tadi. masam, itu yang tergambar di wajah ganteng rain. melihat itu Findra segera menambahkan,

" maaf, aku nggak maksud..."

" mo, ini, yo...." jawab rain ketus, " untung kamu lagi sakit, aku lepas sendok kepalamu kalau enggak."

setelah itu mereka terus berbincang tentang liburan Rain di rumah sepupunya. rain menyajikan makanan dan ramuan yang dibuatnya ke hadapan Findra. Findra terlihat seperti anak yang patuh terhadap ibunya saat menuruti semua ucapan rain.

sementara itu, di kamar asrama yang ada di ujung lorong, ada Ranita dan Angga yang sedang bersenda gurau.

keduanya memang sudah kenal lama. mereka sudah menjadi sahabat sejak masih kecil. walaupun mereka masuk SMA yang berbeda mereka masih terus mengabari, bahkan bertemu saat liburan. selain orang tua mereka, orang-orang akan mengira mereka sepasang kekasih karena kedekatan mereka.

nyatanya sedekat apapun mereka tidak ada rasa cinta melebihi sahabat bagi keduanya. mereka sering bekerja sama untuk urusan cinta. Angga yang sering gonta-ganti cewek selalu saja buruh bantuan Ranita untuk memutuskan hubungan dengan cewek-cewek yang mengelilinginya. sedang Ranita butuh cowok, untuk mengusir cowok-cowok yang membuntutinya terus menerus.

berkebalikan, tapi melengkapi. itulah mereka. kenapa pilih Angga untuk mengusir cowok-cowok itu? karena Ranita tidak akan canggung untuk melakukan sesuatu layaknya pasangan kepada Angga. pelukan di depan pintu itu adalah buktinya.

bahkan untuk mengusir cowok-cowok yang lebih nekad, Ranita tak canggung untuk mencium pipi Angga di depan cowok itu. Angga juga sama, tidak akan canggung melakukan hal itu kepada Ranita untuk memutuskan hubungannya dengan cewek-cewek di sekitarnya.

walau begitu, Angga tak pernah memperlakukan pacarnya seperti dia memperlakukan Ranita. baginya, sahabat nomor satu, pacar hanya selingan. siap sedia 24 jam untuk sahabat, tolak semua ajakan pacar. bisa di bilang Angga bahkan tak pernah menyentuh pacarnya, sama halnya Ranita tidak suka disentuh cowok.

mungkin satu-satunya sentuhan dari cowok yang mau Ranita terima selain dari Angga adalah sentuhan dari Findra.

di kamarnya Ranita bercerita kepada Angga bahwa dia sedang jatuh cinta dengan seseorang.

" Angga, biasanya aku berisik minta tolong kamu buat usir cowok. sekarang aku mau minta kamu buat bantu deketin aku sama cowok, boleh nggak?"

" kamu jatuh cinta?!, akhirnya kamu dewasa juga." sesaat tampak ekspresi terkejut di wajah Angga, kemudian terganti dengan raut wajah syukur.

" mmm, tapi kamu ngomong gitu bikin aku sakit hati lho." dengan wajah cemberut Ranita mengakuinya.

" ah..., maaf, jadi siapa dia? apa satu univ dengan kita?" tanya Findra penasaran.

" ya, dia satu univ dengan kita. untuk sekarang aku cuma bisa kasih kamu petunjuk dia juga satu jurusan dengan kita. jadi, bisa nggak kamu lebih akrab dengan orang yang satu jurusan dengan kita. biar bisa aku tanyain tentang dia ke kamu."

Angga mengernyitkan keningnya selama beberapa detik saat akan menjawab, pintu kamar Ranita di ketuk.

" sebentar....," kata Ranita membukakan pintu. dilihatnya Rain di depan pintu.

" ada apa?" tanya Ranita.

" Findra...." hanya satu nama itu yang keluar dari mulut Rain sudah membuat jantung Ranita berdetak kencang.

"nggak jadi..." kata Rain berbalik badan hendak meninggalkan pintu Ranita. tapi tangannya ditahan oleh tangan Ranita.

seketika terlihat wajah Ranita yang pucat serta nada suaranya yang cemas terdengar oleh Rain Angga yang menunggu di dalam kamar.

" Findra kenapa?"

akhirnya Rain putuskan untuk menjawab, "Findra ngigau nama kamu!." dari cemas menjadi bersemu merah kemudian cemas lagi, itulah ekspresi Ranita.

sebenarnya tadi rain tidak ingin memberi tahu tentang kondisi Findra karena melihat karang ada di dalam kamar Ranita. tapi melihatnya setelah mendengar nama Findra disebut, rain berubah pikiran lagi.

alasan lainnya saat ada keinginan untuk batal memberi tahu Ranita tentang kondisi Findra adalah karena rain tidak mau menjatuhkan harga diri teman sekamarnya karena apa yang di alaminya dalam tidurnya.

saat itu masih jam 9 malam, Ranita bergegas ke kamar Findra untuk melihat kondisinya. Angga dan rain mengikutinya dari belakang. memang benar sesekali Findra menyebut nanya dan mengumumkan sesuatu yang tidak jelas di telinganya.

tangan Ranita menyentuh wajah Findra untuk pertama kalinya. saat itulah semua gumaman Findra terhenti. dan saat itulah Angga tahu siapa yang telah membuat sahabatnya jatuh cinta.

jadi dia orang yang membuat Ranitaku jatuh cinta. dia terlihat juga mencintai Ranita. gumaman ya adalah bukti. tapi aku Takan menyerahkan Ranita dengan mudah, akan aku uji kamu layak atau tidak bersama Ranitaku sayang.

setengah jam Ranita menemani tidurnya Findra, tanpa sepengetahuan Findra. Angga duduk di bangku meja makan mengamati dari jauh. sedang Rain sedang memasak makan malam dan ramuan untuk Findra.

Ranita pamit pulang kekamarnya di antar Angga.

saat di kamarnya Ranita memandangi tangannya yang menyentuh wajah Findra sensasi hangat tertinggal di tangannya. saat memikirkan itu, tiba-tiba ingatan Findra yang berbalas pesan tadi pagi muncul di otaknya. segera rasa hangat itu berubah menjadi penasaran.