webnovel

Menuju Langkah Berikutnya

satu minggu yang di janjikan Ranita berakhir, memang benar Angga mulai berbaur dengan anggota kelas idola baru seperti yang di harapkan. hanya saja, Ranita merasa tidak puas dengan tindakan yang dilakukan Findra terhadapnya.

ada apa ini? masa dia tak mengucapkan terimakasih pun untuk yang sudah aku lakukan. biasanya dia sangat ramah. tapi kenapa sekarang aku merasa dia menjaga jarak denganku.

baru saja Minggu lalu aku merasa senang berbunga-bunga karena bisa menyentuhnya. masa sekarang aku harus merasakan patah hati secepat ini.

rasa memang sesuatu yang sulit untuk di tebak. menyebalkan. mana masih ada kelas lagi. begini terus nggak akan bisa konsentrasi.

baiknya aku izin pulang lebih awal. percuma juga kalau masuk tapi nggak dapat menerima pelajaran. itu hanya akan membuang waktu dosennya.

dengan itu Ranita berdiri dari kantin kampus menuju kantor dosennya. Ranita bukan orang yang plin-plan, sekali memutuskan akan di lakukan.

saat Ranita kembali ke asrama, hati masih siang mungkin sekitar jam dua. Ranita membanting tubuhnya keatas ranjang.

kepalanya menjadi berat memikirkan tentang Findra yang dirasanya menjaga jarak. kemudian dia teringat lagi saat Findra berbalas pesan sambil tersenyum. mungkin itu pacar Findra.

beruntungnya si pacar. bahkan Findra rela mengabaikan orang lain di depannya saat berbalas pesan dengannya.

begitu cantik kah dia sampai mengabaikan ku?. seperti apa rupanya?. kelebihan apa yang di miliki nya?

semua pertanyaan ini sia-sia jika tak bisa mendapatkan jawabannya. aku terlalu tak enak hati menanyakannya.

dengan semua beban pikirannya, matanya mulai berat dan jatuh tertidur. untunglah Ranita tidur sendiri di asrama. jika tidak dia tidak akan memiliki tempat untuk mengekspresikan diri.

bukankah seorang idola harus mampu mengendalikan ekspresi di wajahnya. selama seminggu itu yang dia lakukan. menyembunyikan rasa cemburu pada orang yang tak pernah ada. karena nyatanya, orang yang berbalas pesan dengan Findra adalah laki-laki yang tak lain adalah teman sekamar Findra, Rain.

betapa lucunya dunia dengan segala kisahnya. mengapa manusia sangat suka mempersulit diri. kalau ada rasa kenapa tak langsung saja katakan, jika di pendam malah bikin hati sakit.

dan inilah yang terjadi di antara Findra dan Ranita. sama-sama memiliki rasa tapi saling memendam, hanya karena melihat sesuatu yang belum jelas kebenarannya.

mereka memilih memendam dari pada bertanya meminta penjelasan.

kelas akhirnya selesai. Findra merasa cemas karena tak melihat Ranita di kelas terakhir. ingin bertanya pada Angga, tapi takut menyinggung perasaannya. dan akhirnya di pendam juga.

Ranita tak kunjung terlihat sampai Findra berada di depan pintu kamarnya. Findra sengaja memperlambat jalannya, Karana biasanya Ranita paling akhir meninggalkan kelas.

kemana harus itu pergi. dia bukan tipe orang yang rela ketinggalan pelajaran karena urusan kecil. hal apa yang membuatnya meninggalkan pelajaran begitu saja?

Findra masuk kamarnya. dan hal pertama yang dia cari adalah handuk. dia berpikir untuk memenangkan diri dengan cara mandi.

30 menit Findra berada di kamar mandi. tubuhnya sudah relaks tapi pikirannya masih kacau dengan pertanyaan seputar Ranita.

di carinya ide yang memungkinkan untuk dirinya bisa bertemu dengan Ranita atau minimal bisa mendengar kabar tentangnya.

dia pikir, Ranita sudah punya kekasih tidak akan bagus jika bertanya secara langsung. lagi pula Angga sudah berinteraksi dengan baik dengan yang lain. sudah saatnya melangkah selanjutnya. ini alasan yang baik untuk berkumpul. dan lagi Ranita sudah berjanji akan membantunya menyelesaikan kontraknya kan.

Findra meminta pendapat Rain tentang kumpul di kamar mereka. Rain setuju, kemudian mereka berdua pergi ke market untuk membeli bahan masakan ekstra dan beberapa cemilan untuk teman berbincang.

selesai belanja, keduanya menyusuri lorong kamar asrama dan mengetuk setiap pintu kamar mahasiswa jurusan sastra idola seangkatan.

semuanya setuju. tinggal kamar Ranita yang belum di kunjungi. seperti biasa, Rain yang mengetuk dan berbicara sedangkan Findra berdiri di belakangnya menunggu jawaban.

ketukan pertama tidak ada jawaban dari dalam, mungkin di penghuni tidak mendengar. ketukan kedua masih tidak ada jawaban, mungkin si penghuni sedang sibuk dengan sesuatu. ketukan ketiga tetap tidak ada jawaban, mungkinkah si penghuni sedang ada diluar?

tiga kali ketukan pintu tidak ada jawaban. akhirnya Rain mengusulkan untuk mengirim pesan saja. Findra setuju.

makan malam bersama di mulai jam tujuh. tapi Emma dan Echa tiba pukul enam untuk membantu memasak. sedangkan Angga dan Rin tiba setengah jam kemudian.

rasa penasaran tak lagi dapat Findra tahan. duduklah Findra di samping Angga,

" tinggal Ranita yang belum datang, Angga apa kamu tahu di mana dia? sore tadi saat kami ketuk pintu kamarnya tidak ada jawaban. pesan yang dikirim Rain juga belum ada balasannya."

Angga memiringkan kepalanya sambil berpikir. apa sekarang saatnya aku membantu Ranita agar lebih dekat dengan Findra? lakukan sajalah,

" mungkin dia sedang tidur, dua kalau tidur pasang earphone. jadi nggak bisa denger ketukan pintu atau suara notifikasi pesan."

" oh begitu, kamu tahu banyak tentangnya ya?!" Findra mulai mencari info tentang hubungan mereka dengan bertanya seperti itu.

" tentu saja, kami tumbuh bersama, orang tua kami bersahabat. kami juga bersahabat. janganlah cemburu saat kami bersama dan tampak dekat."

mendengar jawaban itu, serasa Angga tahu semua tentang perasaannya terhadap Ranita. begitu menohok di hatinya. jadi, selama ini aku cemburu tanpa alasan bahkan sampai membuat jarak? ini tidak seperti aku yang biasanya.

Findra tidak bertanya lagi, sebagai gantinya, Dinda minta di temani Angga untuk mengetuk pintu kamar Ranita sekali lagi. sayangnya, lagi-lagi jawaban Angga menohok hatinya,

" aku laki-laki, kamu juga laki-laki. apa kamu nggak malu selalu minta di temani melakukan sesuatu? umurmu bahkan bukan anak-anak."

dengan itu Findra pergi sendiri ke kamar Ranita.

Angga berpuas diri dengan tindakannya, Not, aku sudah membantumu sejauh ini, sisanya tergantung kamu sendiri.

Ranita baru saja melepas earphone yang menutupi telinganya saat mendengar ketukan pintu. kemudian dia melihat jam yang ada di meja belajarnya, setengah tujuh malam. tidak ada orang yang mau menamu jam segini selain Angga. ujarnya dalam hati.

jadi tanpa merapihkan diri, Ranita membuka pintu kamarnya. dia Takan canggung dan malu jika itu adalah Angga. tapi yang berdiri di depannya sekarang adalah Findra.

wajahnya memerah karena malu rambut berantakannya mulai ia sisir dengan jari. akan tidak sopan setelah membuka pintu dan melihat orangnya pintu langsung di tutup lagi. jadi Ranita hanya bisa pasrah, dengan penampilannya sekarang.

" ada apa?" tanya Ranita dengan kepala tertunduk dan suara yang terdengar berbisik.

bagi Findra yang melihat penampilan ratunya yang baru saja bangun tidur terlihat sangat menggemaskan. tapi segera ia buang jauh-jauh pemikiran itu saat mendengar pertanyaan gadis di depannya dengan suara yang terdengar seperti bisikkan.

" Angga sudah membaur dengan mahasiswa lainnya. ini sudah waktunya untuk berdiskusi untuk tahap selanjutnya. jadi aku dan Rain, ngadain makan malam bersama di kamarku. sore tadi udah aku ketuk pintu kamar mu tapi tidak ada balasan. Rain kirim pesan juga belum ada balasan. jadi aku ke sini lagi buat ngundang kamu. kamu ikutkan?" jelas Findra panjang lebar tentang maksud kedatangannya.

Findra datang secara pribadi untuk mengundangku? seketika itu juga hati Ranita kembali berbunga. suaranya masih terdengar seperti bisikkan saat menjawab ajakan itu,

" lima belas menit lagi aku ke kamarmu. maaf sore tadi aku tidur, aku baru bangun tadi."

" ok, aku tunggu ya..." jawab Findra.

Findra menungguku, bukankah ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan?