Kehadiran Paman Luca dan kedua putrinya mampu membuat Elena menjadi lebih tenang. Sikap mereka sangat ramah dan terbuka, sama sekali jauh dari kesan orang kaya yang angkuh dan suka merendahkan orang lain.
Hal ini membuat keresahan Elena berkurang banyak dan ia perlahan-lahan dapat menarik napas lega. Mereka berbincang-bincang sedikit dan berusaha saling mengenal. Paman Luca akan mendampingi Elena berjalan ke altar pernikahan sebagai pengganti ayahnya.
Akhirnya… saat yang dinanti-nantikan itu pun tiba.
Di taman belakang mansion, tamu-tamu terbatas sudah hadir. Elleard hanya mengundang keluarga dekat dan orang-orangnya yang paling penting, bersama keluarga mereka. Sehingga acara pernikahan hari ini terasa sangat intim.
Pernikahan dilangsungkan pada sore hari dan semua orang datang tepat waktu membawa berbagai hadiah yang ditaruh di meja penerima tamu. Wanita dan pria dan kalangan atas duduk di kursi sambil mengobrol ringan tentang kedua mempelai sambil menikmati champagne.
Kebanyakan dari tamu yang hadir belum pernah melihat Elena, tetapi mereka tahu Elleard memiliki selera tinggi, sehingga mereka menduga gadis itu pasti cantik.
Sebagai orang-orang yang dekat dan simpati kepada pemimpin muda keluarga Osbart itu, mereka hanya ingin melihat Elleard bahagia. Peristiwa buruk yang menghancurkan hidupnya empat tahun lalu sepertinya sudah berlalu bagi Elleard dan ia kini sudah bisa melanjutkan hidup dengan baik.
Mereka semua berharap Elleard akan dapat hidup bahagia dengan istrinya dan terus memimpin keluarga mereka dengan baik. Saat jam menunjukkan hampir pukul 4 sore, orang-orang mulai bersiap untuk menyambut kehadiran pengantin.
Suara petikan harga segera mengalun indah membawakan lagu Wedding March, membuat suasana seketika menjadi syahdu dan romantis pada saat yang sama. Taman belakang mansion keluarga Osbart yang sudah indah itu, sore ini tampak jauh lebih indah dari biasanya.
Taman luas dengan rumput hijau yang lembut itu diisi dengan 50 kursi pesta yang dibungkus dengan kain berenda berwarna putih yang ditata menghadap ke gazebo kayu cantik di tengah taman.
Gazebo itu dipenuhi juntaian bunga putih seperti pohon merambat dan atapnya dihiasi oleh ribuan mawar berwarna biru dan putih. Di depan gazebo inilah nanti pasangan pengantin akan mengucapkan sumpah pernikahan mereka.
Rumput-rumput hijau dengan taburan kelopak mawar putih menjadi pijakan sepanjang jalan Elena mendekati altar. Di depan altar bunga putih memutari spot khusus yang disiapkan untuk Elena dan Elleard.
Elena melihat ke luar jendela kamar rias dan seketika serangan gugup hampir kembali datang. Suara musik ini menandakan ia harus segera keluar dan menemui para tamu serta calon suaminya.
"Ahhh…" Elena memejamkan matanya dan menghitung satu sampai sepuluh. Kali ini ia bisa menguasai keadaan. Elena menarik napas dan menghembuskannya, terus seperti itu berulang kali sampai ia benar-benar tenang.
Paman Luca berdiri di samping Elena memberikan sikunya untuk digandeng.
"Kau siap, Nak?" suaranya hangat membuat Elena terenyuh. Ia sudah sangat lama kehilangan ayahnya. Kini, di hari bahagianya, ia merasa sosok Paman Luca berhasil mewakili kehadiran almarhum ayahnya.
Elena mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Paman Luca tadi. Ia mencoba tersenyum walaupun ekspresinya masih terlihat sangat gugup. Tangan kanan nya mulai memegang pada lengan Paman Luca sedangkan tangan kirinya memegang buket bunga putih.
Amelia dan Hanna membuka pintu ke taman dan berdiri di sisi kanan dan kiri. Setelah Elena dan ayah mereka berjalan ke arah gazebo, keduanya berjalan ke kursi mereka untuk duduk dan menyaksikan prosesi pernikahan. Xavier mendorong kursi roda Elleard menuju ke depan gazebo, siap menerima kedatangan Elena. Xavier lalu berdiri di samping kakaknya dan memperhatikan ke arah pintu.
Kedua kedua pintu besar itu dibuka dan MC menyerukan kehadiran mempelai wanita membuat para pengunjung otomatis melihat ke arah dimana pengantin akan keluar. Petikan suara harpa kemudian diikuti oleh suara dentingan piano dari sebelah kanan membuat suasana menjadi semakin magical, mengiringi satu demi satu langkah Elena.
Begitu sang mempelai wanita muncul, semua mata segera tertuju kepadanya. Beberapa orang anggota keluargayang sangat mengenal Elleard segera menahan napas dan kemudian saling bertukar pandang.
Mereka merasa seolah melihat sosok mantan kekasih Elleard yang sedang berjalan menuju altar pernikahan. Tanpa sadar mereka mencuri pandang ke arah seorang wanita bergaun di kursi bagian belakang yang sedang mengamati kedatangan Elena dengan ekspresi terkejut.
Wanita cantik berambut cokelat dan bermata biru itu, sekilas tampak mirip dengan Elena. Ialah Lisa, mantan tunangan Elleard di masa lalu yang kini telah menikah dengan seorang anak mentri.
Ketika undangan pernikahan Elleard datang ke rumahnya, Lisa memutuskan untuk datang karena ia merasa tidak enak kepada suaminya kalau ia menolak undangan tersebut. Suaminya akan mengira ia masih memiliki perasaan terhadap Elleard.
Karena itulah hari ini Lisa hadir, ke acara pernikahan yang seharusnya menjadi moment penyatuan sakral antara dirinya dan Elleard yang gagal. Lisa bertemu dengan orang-orang yang sangat dikenalnya, para sepupu Elleard, dan juga Xavier, adik Elleard.
Sebagai kekasih Elleard selama dua tahun sebelum pria itu koma, dan selama lebih dari tiga tahun mendampingi Elleard di rumah sakit, pihak keluarga Osbart telah menganggap Lisa sebagai bagian dari mereka.
Wajah-wajah mereka terlihat sungkan dan sedih menyaksikan kehadiran Lisa di acara pernikahan Elleard. Kecanggungan itu semakin terasa ketika sang mempelai wanita berjalan keluar mansion menuju taman belakang tempat semua tamu menunggu.
Wajah dan penampilannya sangat mirip dengan Lisa. Saat Elena berjalan anggun didampingi oleh Paman Luca, Lisa ikut berdiri bersama para tamu lainnya untuk menyambut pengantin.
"Ahh…" Tanpa dapat ditahan, Lisa menekap bibirnya karena terkejut saat melihat gaun pengantin yang dikenakan calon istri Elleard.
Lisa tidak akan dapat melupakan desain gaun pengantin yang dulu dipilihnya bersama Elleard untuk pernikahan mereka. Gaun cantik yang sangat ia sukai…
Kini dikenakan wanita lain… yang penampilannya mirip dengan dirinya.
Seketika Lisa merasa kecewa.
Ia kemudian menyadari kenapa Elleard sengaja mengundangnya datang ke acara pernikahannya. Bukan karena ia sudah memaafkan Lisa… melainkan karena ia ingin menghukum Lisa.
.
.
.
________________________
Dari penulis:
Aduhhh.. Elleard kok gitu banget yaaa... Kasian Elena, dan kasian Lisa juga.
Btw, teman-teman, yang suka cerita zaman kolonial saya, Arya dan Maria (novel 1912-1932), kalian bisa baca komiknya di Webtoon lhoooo... Search ada di Webtoon "1912-1932" atau nama saya "Missrealitybites". Nanti pasti ketemu ^^