webnovel

bab 1

#Istri_Pembantu

#Repost

Bagian 1

"Ayah... aku gamau nikah dulu," ucap seorang gadis yang tertunduk sedih.

"Kamu akan bahagia Ya, percaya sama ayah," ucap laki laki tua ayah nya seorang Fadya.

Fadya adalah gadis yang sedang tertunduk di bawah kursi sambil memegang kaki ayahnya.

Dia bersi keras tak mau di jodohkan dengan rekan bisnis nya.

"Ayahhh Aya masih mau kuliah,"

"Bantu ayah Ya, kali ini saja," ucap laki laki tua itu memohon.

***

Reno adalah seorang duda beranak satu yang di tinggal istrinya ketika Fadya, atau sering di sapa Aya lahir.

Melihat kisah di sinetron bahwa seorang ibu tiri tak pernah sayang dengan anak tiri, Reno memilih tidak menikah, ia lebih memilih menjadi single dady.

***

Fadya pov.

Namaku Fadya Zahrana, aku seorang gadis berusia 19 tahun, yang sangat di sayangi ayah.

Meski aku anak kesayangan ayah aku tak pernah manja, aku selalu melayani semua kebutuhan ayah.

Aku tak pernah mau menerima orang baru di keluarga ini, aku lebih memilih aku saja yang bertanggung jawab.

Sejak aku masuk SD kelas 3 ayah memberhentikan babbysitter ku, karena aku yang meminta.

Dari sana aku mulai terbiasa hidup mandiri, mengurusi semua tentang Rumah, walau makan sering di luar bersama ayah.

Keluargaku tidak terlalu kaya, namun cukup, dari kecil aku tak pernah sama sekali kekurangan uang, dan kekurangan kasih sayang, karena ayah selalu memberikan itu.

Aku sangat menyayangi ayah, karena ayah selalu menuruti semua keinginanku.

Sampai dimana titik aku merasa kecewa dengan ayah...

"Aya anak ayah, kamu harus bersedia menikahi rekan bisnis ayah," ucap ayah berbicara dengan ku.

"Maksud ayah? Aya gamau yah," ucapku memohon.

"Kalau kamu tidak mau menikah, maka kita akan kehilangan segalanya," ucap ayah sendu.

"Perusahaan ayah akan bangkrut Ya." Ucap ayah padaku.

Aku berlutut, sungguh bukan maksud tidak menuruti orang tua, namun, aku masih mempunyai banyak cita-cita.

Aku memohon pada ayah, agar ia tidak terus memaksaku menikah, namun...

"Kamu akan bahagia Ya, percaya sama ayah," ucap ayah dengan yakin.

Aku berlari menuju kamar dan mengunci pintu.

"Maafin Aya yah, aya masih muda, aya belum mau menikah" lirihku sembari mengemasi pakaian.

Aku kabur.

Ya ... aku memilih meninggalkan rumah, bukan karena tak sayang ayah, namun aku belum mau menikah.

"Maafkan anakmu ayah," lirihku, sembari menggeret koper menuju halte bus.

_________________________