webnovel

Bab 8 : Bermalam di Villa.

Jia Li diangkat seperti sekarung beras oleh Liu Qiang. Liu tidak menghiraukan tatapan para pengawalnya saat melihat Liu mengangkat tubuh Jia dari dalam mobil.

"Lepaskan aku...!!!" Jia memukuli bagian belakang Liu, tapi tenaganya bahkan tidak seberapa untuk membuat Liu kesakitan.

Liu hanya berjalan dengan santai memasuki Villa. Seluruh pengawal menunggu diluar Villa, membiarkan Tuan mereka bersenang-senang dengan Jia.

Liu Qiang membanting tubuh Jia di atas kasur besar berukuran king size bed. Jia yang mengaduh diatas kasut kemudian berfikir untuk segera kabur menyelamatkan diri, atau dia tidak akan tau apa yang terjadi setelah ini.

Jika berguling kesamping kanan dan berusaha untuk lari, namun belum sempat melarikan diri, Liu Qiang menarik kalau Jia. Jia sempat menendang tangan Liu beberapa kali sambil berkata, "Lepaskan aku Bajingan!!!"

Sungguh suara makian yang dilontarkannya semakin membuat Liu marah.

Kau pikir kau wanita hebat bisa memaki dan mencaci ku seperti itu! kalau bukan karena aku sedang mencalonkan diri sebagai presiden selanjutnya, aku tidak akan memilihmu sebagai wanitaku. Aku bisa saja mendapatkan wanita yang sepuluh kali lipat lebih cantik dan lebih Sexy darimu. Batin Liu dan kemudian menarik kaki Jia.

Tubuh Jia terseret dan saat ini berada di bawah tubuh Liu Qiang.

Liu menekan kedua tangan Jia untuk tidak bergerak dan mengapit kaki Jia dengan pahanya.

Jia tidak bisa bergerak sama sekali, ia terlihat kesal karena Liu memborgol pergerakannya.

"Bajingan...? apa kau mau lihat aku se bajingan apa?"

"Jia lantas langsung berusaha untuk melawan, melepaskan diri dari Liu."

Liu merobek baju Jia... menampakan belahan dada putih. Jia memakai bra berwarna putih terang saat itu, sangat senada dengan kulitnya yang juga putih terang.

Milik Jia tidak terlalu besar, seperti yang sering dilihat oleh Liu. Tapi entah mengapa ada bagian yang sangat menggoda membuat Liu ingin segera mengulumnya.

Tapi Liu tidak ingin terburu-buru. Ia mencium bibir lembut Jia sekali lagi. Sebenarnya bibir Jia membuatnya candu, karena Jia sangat polos saat berciuman. Bibirnya bergetar dan nafasnya tersengal-sengal.

Liu sedikit tersenyum sedangkan saat itu Jia sudah tidak tahan melihat dirinya dilecehkan. Ia sangat kesal dan marah, tapi Jia tak mampu mengalahkan kekuatan Liu.

"Hentikan... Hen-ti kan aku mohon.... Tuan Liu!" rintih Jia dengan suara gemetaran saat Liu memberi jeda di sela ciuman mereka.

"Bukankah aku bajingan! lalu kenapa aku harus berhenti?" tanya Liu sambil mendekati bagian dada Jia.

"Tidak...! Aku mohon Jangan...! Baiklah aku akui aku salah..." kata Jia.

Liu mendengarkan Jia dan mengangkat kembali kepalanya.

"Aku bersalah Tuan Liu Qiang, jadi tolong lepaskan aku... hiks....!" Jia menangis sesenggukan.

Tangisannya kala itu dikarenakan amarahnya kepada Liu. Dia benar-benar membenci Liu karena Liu sudah sangat melecehkannya.

Melihat Jia menangis, Liu merasa bersalah. Ia menarik tangan gadis itu, dan pelan-pelan menutupi tubuh Jia dengan jas miliknya. Jia menatap Liu dengan tatapan kecewa, Jia tidak menyangka Liu akan berbuat sejauh ini padanya.

Tapi apa yang menghentikan Liu sepenuhnya saat itu adalah karena getar ponselnya. Liu mengambil borgol di dalam laci dan memborgol tangan Jia ke besi tempat tidur. Jia terlihat sangat kesal dengan ulah Liu.

Liu beranjak dari tempat tidur untuk keluar dan mengangkat panggilan dari Zhu Yong. Zhu Yong mengatakan bahwa mereka mendapatkan masalah dalam membawa minuman keras melalu jalur laut di sempadan kota C. Zhu Yong sedang bersembunyi ditengah hutan untuk menghindari kejaran polisi kota C.

Mendengar hal itu Liu langsung mengerahkan beberapa anak buahnya untuk membantu Zhu Yong melarikan diri. Peraturan Negara C (termasuk kota C). Bahwa jika ada penyusup dan pelanggaran undang-undang maka si pelaku akan ditembak mati ditempat tanpa pengecualian.

Ya memang undang-undang Negara C bisa dibilang cukup ekstrim. Mereka membiasakan rakyatnya untuk tetap taat akan aturan pemerintah, Bahkan mereka diminta untuk mematuhi ajaran agama yang berlaku disana, dengan mengharamkan Alkohol juga berbagai narkotika lainnya. Walau begitu Liu Qiang tidak takut melakukan pem-berdagangan barang haram di negara itu. Dengan berani Liu berusaha melawan aturan pemerintah.

Memang hanya Liu, pria yang tidak punya rasa takut sama sekali. Di dunia ini Liu tidak pernah merasakan takut terhadap apapun. Itulah mengapa Liu bisa menjadi Kepala Mafia terbesar dan amat dihormati saat itu. Meski identitasnya dirahasiakan namun Liu adalah pria yang paling di takuti banyak orang dengan sebutan Lion's.

Alasan Liu mencalonkan diri menjadi prsiden adalah untuk mengubah perundang-undangan dan melawan musuhnya menggunakan kekuatan kekuasaan yang tidak dimiliki oleh mereka.

Liu sudah sangat mengatur semua Strategi secara matang. Dari menyembunyikan identitas aslinya, sampai memilih menikahi Jia. Semua itu hanyalah agar Liu bisa menggapai impian terbesarnya.

Impiannya dalam menguasai dunia, menjadi orang paling kuat dan berpengaruh di dunia. Adalah satu moto hidup yang selama ini Liu pegang. Liu memang terbiasa hidup keras, bahkan nyawanya bisa terancam setiap menit maupun detik. Hal itu membuat Liu tidak memiliki ketakutan apapun, karena setiap saat baginya adalah kematian.

Di dalam kamar Jia berusaha menarik dan sesekali mengecilkan tangannya berusaha keluar dari borgol yang terpasang.

"Dasar pria gila! Arghhh... aku sudah tidak ingin melihatnya! dasar bajingan...!"

"Siapa yang kau sebut bajingan Nona Jia?"