webnovel

Menempel Kepadanya (1)

編集者: Wave Literature

Bahkan, bisa dikatakan bahwa sebelum ayahnya mengenal ibunya, ayahnya sudah berhubungan dengan wanita yang bernama Hong Mudan.

Ayah Liuli Tian, Liuli Fu memilih menikah dulu dengan ibu Liuli Tian demi mendapatkan kekuasaan dari keluarga ibu Liuli Tian, lalu diam-diam dian menyembunyikan harta berharganya yaitu Hong Mudan. Setelah kekuasaan telah berada pada posisi aman, lalu dia mengenalkan harta berharganya yang disembunyikannya bertahun-tahun yaitu Hong Mudan, yang kemudian dijadikannya selir.

Setelah mengetahui kebenaran, ibu Liuli Tian terkejut kemudian hidupnya seperti dilempar dengan batu-batu dari beribu gunung. Seketika ibunya terserang penyakit jantung, bahkan hatinya terasa sangat sakit. Ditambah lagi adik kelima Liuli Susu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Setelah kejadian itu, sakit jantung ibunya semakin parah dan sulit disembuhkan.

Selama ini, Hong Mudan dan anak laki-laki yang menjadi kakak Liuli Tian bertahun-tahun selalu membuat jebakan untuk membuat dia dan ibunya pergi.

Di sisi lain, Liuli Tian semakin lama semakin menjadi anak yang tidak disayang. Bahkan, setelah dua adiknya lahir, Liuli Tian malah sering menerima perlakuan tidak baik.

Selama bertahun-tahun dia, ibunya, dan adiknya yang baru lahir Liuli Guoguo menjalani hidup dengan sangat buruk. Bahkan, ibunya juga sakit-sakitan.

Liuli Tian sangat tidak mengerti dengan sikap ayahnya, dia dan semua saudaranya adalah sama-sama anak ayah, tapi ayahnya begitu pilih kasih. Hatinya semakin lama semakin mendingin, bahkan hubungan ayah dan anak menjadi hambar tidak seperti dulu.

"Berdirilah." pinta Xuanyuan Pofan bersuara, 'Ehem" lalu dia lanjut berkata: "Apakah di sini masih ada kamar untukku raja dan pengawal-pengawal raja?"

"Hah? Apa?" Liuli Tian terkejut.

Idolanya akan menginap di kediaman Cheng Zhu ini.

"Um? kenapa, apa kamu tidak menyambutnya?" tanya Xuanyuan Pofan.

"Ada ada ada, hamba sangat menyambut tuan, Tuan ingin menginap di sini adalah keberuntungan besar untuk hamba! Hamba akan meminta pelayan menyiapkan kamar untuk Tuan dan pegawal-pengawal Tuan!" kata Liuli Tian yang hampir gila karena terlalu bahagia.

Liuli Tian tidak menyangka, yang awalnya dia berpikir bahwa hari ini dia akan mendapat musibah besar, namun hari ini justru menjadi keberuntungan dan kebahagiaan besar untuknya.

"Eh... itu... siapa Liu ... apa, siapkan satu kamar juga untukku." pinta Xuanyuan Poxi mengayunkan ketapel di tangannya. Walaupun sebenarnya dia takut kepada kakak keenamnya, tapi dia tidak pernah berhenti mengikuti kakaknya saat mengarungi gunung sungai untuk berkeliling.

Sejak Xuanyuan Poxi mulai memahami sesuatu, dia sangat suka mengikuti kakak keenamnya, bahkan ia seolah menjadi ekor di belakang kakaknya. Hal itu tidak lain karena kakak keenamnya bisa dengan sepuasnya keluar berjalan kemanapun dan dimanapun kakaknya ingin pergi.

Bahkan, Xuanyuan Poxi berusaha sekuat tenaga untuk menghafalkan buku 'Shu Xin Jing' untuk membuat ayah dan ibunya senang dan melakukan berbagai taktik lain, sehingga dia baru boleh ikut kakaknya keluar.

Kalau memang kakak keenamnya tidak pulang, maka Xuanyuan Poxi juga tidak mungkin dengan begitu bodohnya pulang sendiri.

"Baiklah, pangeran kedelapan." Liuli Tian segera menjawab pangeran kedelapan.

Liuli Fu yang hampir menjadi mayat, masih terbaring lemah di halaman sambil menatap ke depan. Dia tidak pernah menyangka, akan ada hari dimana jabatan yang diperoleh dengan tidak mudahnya akan dicabut dan akan jatuh ke titik mengenaskan seperti ini. Dan itu terjadi hanya karena dia memperlakukan istri dan anaknya dengan tidak baik.

Jika saja Liuli Fu tahu kalau anaknya itu Liuli Guoguo sangat berharga, maka dia akan memanjakan dan merawatnya seperti menyembah budha. Tapi, sayangnya sekarang penyesalan pun sudah terlambat.

"Tuan, kamu tidak apa-apakah?" tanya Hong Mudan yang dari tadi mengawasi dari kegelapan, dia tidak tahan melihat semua kejadian di depan matanya, lalu dia segera berlari ke Liuli Fu yang muntah darah. Dia membantunya berdiri, lalu dia pun menggertakkan giginya dan tampak matanya menggelap.

Setelah waktu satu dupa habis terbakar.

Liuli Guoguo yang tetap terjaga di samping ibunya mengucek-ucek matanya, dia sudah bersin delapan belas kali sampai membuat mata besar seperti anggurnya itu merah dan berair.

Setelah selesai menangani pemindahan jabatan Wali kota, Xuanyuan Pofan kembali ke kamar, lalu dia melihat Liuli Guoguo yang berada di samping ranjang ibunya, seketika dia menggeleng-gelengkan kepalanya.

Xuanyuan Pofan berjalan mendekati Liuli Guoguo, lalu mengelus rambut kepala Liuli Guoguo dan berkata, "Kamu tidurlah dulu, di sini biar Cui Yin dan Cui Le yang menjaga, nanti kalau ibumu sudah bangun, mereka akan memanggilmu, ya?"

"Tidak mau, aku mau menunggu ibu sadar baru aku tidur." kata Liuli Guoguo sambil mengerutkan keningnya, seusai bicara dia bersin lagi, dan akhirnya kemuarlah air mata dari mata anggurnya.

"Baiklah, kalau begitu menunggu ibumu sambil aku gendong ya, bagaimana?" pinta Xuanyuan Pofan.

"Tidak mau, aku mau menemani ibuku." kata Liuli Guoguo.

"...." pikiran kedua pelayan tidak karuan.

Tampak penuh keringat di kening kedua pelayan, saat mereka sedang menjaga. Setelah itu, bahu mereka gemetaran dan mereka benar-benar cukup terkesan dengan nona mereka. dalam batin mereka berkata, Berani-beraninya dengan terus terang menolak ajakan Xuanyuan Pofan. Ini, ini... jangan-jangan Raja Huayou akan marah? Tidak bagus ini! Harus membantu nona bicara yang baik-baik! 

"Tuan, nona kami ini dia...." kata pelayan.

"Luka di kakimu belum sembuh, kalau kamu tetap berdiri di sini itu tidak baik untuk kakimu, jika ibumu sadar, lalu melihat kakimu yang tetap tidak baik itu maka hatinya pasti bersedih." bujuk Xuanyuan Pofan pada Liuli Guoguo.

Kedua pelayan yang baru membuka mulutnya yang mau bicara seketika membatalkan niatnya. Xuanyuan Pofan kembali membujuk Liuli Guoguo untuk tidur, bahkan dia tidak mempermasalahkan apapun yang dikatakan oleh Liuli Guoguo. Bahkan, dia memikirkan berbagai strategi untuk membuat Liuli Guoguo pergi tidur.

"..." pikiran kedua pelayan tidak karuan.

Ketika para pelayan melihat pemandangan di depannya, mereka menarik napas lega sambil mengusap keringat di kening mereka. Di sisi lain, ketika Liuli Guoguo mendengar ucapan Xuanyuan Pofan, dia lalu berpikir dan seketika merasa bahwa apa yang dikatakan oleh Xuanyuan Pofan masuk akal. Dan tentunya dia tidak ingin membuat ibunya bersedih.

Xuanyuan Pofan mengira bahwa Liuli Guoguo belum bisa terbujuk dengan ucapannya, ketika dia mau membujuk dengan mengatakan hal lain, tiba-tiba Liuli Guoguo berbalik dan membuka kedua tangannya ke arahnya, dia memperlihatkan tanda Liuli Guoguo yang ingin digendong.