Melarikan diri
Salsabila melarikan diri, perempuan itu berlari sehingga Nikolas mengikutinya hingga ke lantai dasar apartemen.
"Hey! Jangan pergi. Tolong istriku melarikan diri." ujar Nikolas meminta bantuan pada orang-orang yang melihat mereka saling kejar-mengejar.
Namun, Salsabila menggelengkan kepala mata berkaca-kaca meminta orang-orang yang melihatnya untuk tidak memperdulikan apa kata Nikolas.
"Sayang, kita bisa bicara baik-baik." teriak Nikolas, membuat Salsabila tidak peduli, perempuan itu menaiki taksi berlalu pergi.
Salsa bila dengan bergetar mencoba untuk mencari kontak sang sahabat, Cathleen. Akan tetapi dia lupa untuk menekan password di ponselnya hingga beberapa kali gagal.
Rasa takut masih menghantui Salsabila, dan dia berhasil menemukan nomor Cathleen lalu menghubungi perempuan itu.
Tut ... Tut ...
"Salsa," panggil Cathleen dalam ponsel.
"Cath, tolong aku Cath ... Aku takut." suara gemetar itu membuat Cathleen di sebrang sana merasa khawatir.
"Sa, tolong kamu tenang. Aku akan selalu ada buat kamu. Nyalakan GPS di ponselmu." perintah Cathleen membuat Salsabila menganggukkan kepala walaupun Cathleen tidak melihatnya.
Keduanya mengakhiri panggilan telpon, Salsabila dengan cepat menyalakan GPS di ponselnya agar Cathleen dapat menemukan dirinya dengan cepat.
Berkat kecanggihan tekhnologi juga suami siaga seperti Daniel, hanya dalam kurun waktu tidak satu jam Cathleen berhasil menemukan Salsabila di salah satu tempat ibadah.
Cathleen memeluk Salsabila yang bergetar hebat seraya memeluk lututnya sendiri.
Menangis terus menerus juga mendapatkan luka-luka lebam di lengannya membuat Cathleen mengepalkan jari jemarinya.
"Beraninya kau menyakiti sahabatku! Nikolas. Aku akan memberimu pelajaran!" hardik Cathleen merasa geram dengan tingkah Nikolas.
"Cath, sayang. Biar aku yang mengurusnya." ucap Daniel pada sang istri, Cathleen menganggukkan kepala setuju dan kini mereka membawa Salsabila pergi membawa ke rumah mereka.
Dalam perjalanan menuju kediaman Cathleen, Salsabila terus saja memeluk Cathleen perempuan itu masih merasakan trauma yang mendalam atas perilaku sang suami.
Cathleen dengan bahagia, akhirnya bisa bersama dengan sahabatnya itu. Cath juga berjanji akan melindungi Salsabila dari laki-laki tidak tahu diri tersebut.
Satu jam berlalu, mereka sampai di apartemen milik Daniel.
"Siapa, dia?" tanya Dahna ketika pintu rumah ia buka.
"Dia sahabatku, ibu." jawab Cath dengan senyuman yang indah.
Dahna memeluk Salsabila, merasa iba melihat perempuan itu penuh luka lebam juga mata sembab dan mempersilahkan masuk ke dalam rumah mereka.
Wanita paruh baya itu membantu Salsabila untuk mengobati luka lebam di area lengan putih mulus, sementara Cath juga Daniel sedang berdiskusi di kamarnya untuk masalah perceraian Salsabila juga Nikolas.
Setelah berdiskusi, kini Cath menemui Salsabila dengan sang ibu tengah berada di ruang tamu mengobati luka Salsabila.
"Sa, aku harap kamu bisa berpisah dengan suami kamu ya ... Aku dan Daniel akan mengurus perceraian kamu juga akan melaporkan Nikolas atas tindakan yang dia lakukan." ujar Cath pada sahabatnya. Salsabila mengangguk setuju kini senyuman cantik dari wajah bulatnya perlahan mengembang.
"Terimakasih, Cath." Salsabila lagi-lagi memeluk Cathleen ia merasa beruntung di pertemukan kembali dengan sahabatnya.
Dengan berat hati Cathleen meminta pada sang ibu mertua untuk menjaga sahabatnya, sementara dia akan pergi bekerja bersama Daniel sang suami. Karena para pasien sudah menunggunya untuk melakukan cek-up.
"Sayang, sebelum aku ke klinik aku akan kekantor polisi untuk melaporkan Nikolas." ucap Daniel dalam perjalanan menuju klinik. Cathleen menganggukkan kepalanya.
Sementara di apartemen lainnya, Nikolas marah besar pria itu mengobrak-abrik rumahnya. Membanting segala apa yang ia lihat.
Melemparkan, pakaian-pakaian milik Salsabila lalu pria itu mengeram, menjambak rambutnya sendiri merasa tidak ada yang bisa ia lampiaskan amarahnya.
Tiba-tiba pintu apartemen berbunyi dan ia segera merapikan baju yang ia kenakan juga rambut berantakan.
"Apa anda bernama, Nikolas?" tanya pria setengah paruh baya berseragam coklat.
"Iya, saya sendiri. Ada apa ya?" dengan ketakutan pria itu menjawab.
"Anda kami tangkap, atas kasus KDRT." polisi itu menunjukan surat penangkapan untuk Nikolas.
Pria tersebut melawan pihak yang berwajib, dan kini dia tidak bisa melarikan diri karena polisi tersebut memborgolnya membawa ke dalam mobil menuju kantor polisi untuk di mintai keterangan.
Daniel melihat Nikolas dibawa oleh pihak yang berwajib, pria itu segera menghubungi istri tercintanya memberi tahukan jika Nikolas sudah tertangkap.
***
Salsabila tertidur di sofa biru, Dahna melihat wajah cantik nan bulat tersebut begitu membuat dia merasa iba. Betapa beruntungnya Dahna mempunyai putra menyayangi istrinya hingga tidak ada drama KDRT dalam rumah tangganya.
Perempuan itu terbangun merasa ada yang memperhatikan, Dahna tersenyum menganggap Salsabila sama seperti Cathleen putrinya sendiri.
Dahna memberikan handuk dan menyuruhnya untuk segera membersihkan diri karena Cathleen dan Daniel akan tiba di apartemen mereka dalam waktu beberapa menit ke depan.
Ting ... Tong ...
"Biar aku yang membuka, ibu." ucap Salsabila, setelah dia mandi juga berias diri. Dahna menganggukkan kepala merasa bahagia karena ada yang membantunya.
"Hai, Sa." ucap Cathleen, perempuan itu memeluk sang sahabat dengan penuh rasa hangat. Begitu pun dengan Salsabila perempuan itu membalas pelukan Cathleen.
Seraya berjalan ke arah meja makan, Cathleen memberikan laporan penangkapan Nikolas juga surat perceraian dari kantor urusan agama.
Tidak percaya apa yang dia lihat, Salsabila mengucapkan banyak terimakasih pada Cathleen. Perempuan itu sudah banyak membantunya hingga dia kini merasa aman dan nyaman berada di tengah-tengah keluarga Cathleen.
"Ayo kita makan terlebih dahulu, makanan sudah siap." seru sang ibu mertua membuat Cathleen begitu tersenyum, mengajak Salsabila untuk duduk di sebelah dirinya untuk makan malam bersama.
Malam itu begitu membuat Cathleen merasakan kebahagiaan yang tidak ada bandingannya, suami yang menyayangi dan mencintai dia, sang ibu mertua sudah dia anggap seperti ibu kandungnya sendiri juga sahabat kecil yang kini berada di satu atap bersama dengan dia.
Canda tawa hingga segala aktivitas Cathleen lakukan selama bekerja di klinik, ia ceritakan pada keluarganya termasuk Salsabila. Mereka duduk bersama menonton serial drama kesukaan sang ibu mertua.
Cathleen yang memang tipe orang periang juga ceria dia bisa membuat suasana lebih berwarna juga penuh kehangatan.
"Cath, apa kamu sudah terlambat bulan ini?"
Deg. Pertanyaan itu membuat Cathleen terdiam dari tawanya yang menggelegar.
Daniel menoleh pada sang ibu, tidak seharusnya perempuan itu pertanyakan soal anak dalam keadaan ada orang lain di dalam rumah itu.
"Ibu." panggil Cath, perempuan itu beralih duduk di samping sang ibu mertua, memeluknya dengan penuh rasa sayang.
Seakan meminta maaf untuk ke sekalian kalinya, Cathleen masih belum bisa memberikan cucu untuk sang ibu mertua. Dahna sedikit kecewa namun dia berusaha untuk mencairkan suasana kembali dari rasa canggung akibat pertanyaan dari dirinya.
Salsabila yang mendengar itu membuat dia merasa tersentuh hatinya, bagaimana mungkin Cathleen memiliki suami yang sangat mencintai juga menyayanginya namun dia tidak mau memiliki keturunan. Pikir wanita itu.
"Apa aku harus memanfaatkan situasi, ini?" batin Salsabila bertanya pada dirinya sendiri.