webnovel

Innocent Healer

Namaku adalah Jason Stigeweard. Aku seorang remaja yang duduk di bangku SMA. Keseharianku tidak jauh berbeda dengan remaja yang sebaya denganku. Akan tetapi, aku harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupku sehari-hari. Aku tinggal bersama nenekku. Kedua orangtuaku meninggal dalam suatu kecelakaan. Akan tetapi, sampai saat ini tidak ada yang tahu apa penyebab kecelakaan tersebut. Ditambah sekarang nenekku mengalami sakit kronis yang membutuhkan biaya yang besar untuk mengobatinya. Itulah mengapa alasanku bekerja sepulang sekolah. Suatu hari, tiba-tiba aku dipanggil dalam dunia lain. Dunia ini seperti video game yang dimainkan oleh para remaja di sekolahku. Aku tidak pernah memainkan game tersebut. Maka dari itu, aku berusaha untuk mencari aliansi dengan tujuan untuk keluar dari dunia ini karena aku tidak bisa meninggalkan nenekku sendirian. Note: Ide dari cerita ini sangat beragam. Mulai dari anime, manga, manhwa, game, bahkan sampai film. Untuk penamaannya, saya menggunakan berbagai bahasa agar terlihat menarik. Saya juga menjelaskan beberapa istilah di dalam game yang mungkin belum diketahui atau susah dijelaskan bagi sebagian orang. Jika ada masukkan, tolong tulis di komentar.

Mustika_Adiratna_2 · ゲーム
レビュー数が足りません
9 Chs

Misi Pertama yang Tak Terduga

Hari ini terlihat cerah. Kami bertiga menyiapkan kebutuhan kami untuk melaksanakan misi pertama kami. Aku merasa gelisah karena ini adalah misi pertamaku melawan monster. Selama 1 bulan ini, aku hanya berlatih dengan kak Volta dan kak Solaria. Belum pernah sekalipun menghadapi monster. Meski begitu, setidaknya aku mengetahui karakteristik dari beberapa monster dari beberapa buku di perpustakaan kerajaan. Aku rasa mengetahui karakteristik monster dapat membuat sebuah kemenangan dengan mudah.

***

"Baiklah, misi pertama kalian adalah membasmi monster yang berada di kota α (alpha). Kota α merupakan kota penghasil pangan bagi kerajaan ini. Jika kota α hancur, akan terjadi kelaparan dimana-mana" ucap raja Eden dengan tegas.

"Untuk itu, kalian beristirahatlah malam ini dengan nyenyak. Besok kalian dapat melaksanakan misi tersebut. Kalian boleh bergabung dengan party lain untuk memudahkan kalian menyelesaikan misi tersebut. Bagi party yang menyelesaikan misi akan mendapatkan imbalan" ucap bawahan raja Eden.

***

"Kak Volta, apakah wujud monster yang ada dibuku mirip dengan dikenyataan?" tanyaku.

"Mirip. 100% mirip. Apa kamu merasa gugup, Jason?" ucap kak Volta.

"Iya. Ini pertama kalinya aku bertemu dan berhadapan dengan monster" jawabku.

"Kamu tidak perlu panik. Asal kamu tidak melanggar formasi yang telah aku buat, aku jamin party kita akan baik-baik saja" ucap kak Volta untuk menghiburku.

"Tapi Volta, bukankah party kita kekurangan daya serang? Jika hanya mengandalkan seranganku, aku rasa akan membutuhkan waktu lama untuk menghadapi satu monster" sahut kak Solaria.

Apa yang dikatakan kak Solaria benar. Party kami hanya terdiri dari Tank, Alchemist, dan Healer. Damage dari party kami hanya terletak pada Alchemist saja. Aku rasa kami perlu bergabung dengan party lain. Namun, kami sudah dicap sebagai party terlemah sehingga sangat sulit bagi kami untuk bergabung dengan party lain.

"Anu, permisi" ucap seorang gadis dengan rambut pirang.

"Iya?" jawabku.

"Apa boleh party kami bergabung dengan party kalian?" tanya gadis tersebut.

"Eh?" jawabku dengan terkejut.

"Boleh. Tapi, apa kamu merasa tidak menyesal bergabung dengan party kami?" ujar kak Volta.

"Ah, kamu tidak perlu khawatir. Aku sudah mendiskusikan masalah itu bersama partyku" jawab gadis tersebut.

"Baiklah. Selamat bergabung dengan party kami" ucap kak Volta.

Gadis berambut pirang dan bermata merah tersebut memperkenalkan dirinya. Ia bernama Allaina Esther. Ia memiliki kelas Hunter. Lalu, ada seseorang yang mirip dengannya. Allaina mengatakan bahwa ia adalah saudara kembarnya. Saudara kembar Allaina bernama Allain Esther. Ia memiliki kelas Warrior. Dan terdapat satu orang laki-laki lagi yang begitu pendiam. Ia memiliki rambut dan mata berwarna hitam pekat. Ia bernama Ian Castelyn dan memiliki kelas Summoner.

Aku rasa party tersebut sangat kuat. Aku heran mengapa mereka ingin bergabung party bersama kami. Akan tetapi, aku merasa lega karena akhirnya ada juga party yang mau bergabung bersama kami. Kami bertiga merasa senang akan hal itu.

***

Kami tiba di area yang dimaksud dalam misi. Terlihat banyak ladang yang rusak akibat ulah para monster. Jika dilihat dari kerusakannya, kemungkinan monster yang menyerang kota α adalah Arour. Arour adalah monster yang mirip dengan tikus, namun ukurannya lebih besar dan lebih ganas daripada tikus. Tidak heran jika ladang tersebut mengalami kerusakan yang parah.

"Aku rasa yang menyebabkan kerusakan ini adalah Arour" ucapku.

"Arour?" ucap mereka berlima dengan nada bingung.

"Ah, aku mengatakan hal tersebut karena melihat dari segi kerusakannya. Lagi pula, Arour adalah monster yang mirip dengan tikus" jelasku.

"Kamu hebat dalam menganalisis sesuatu, Jason" ucap Allain.

Pujian yang diberikan kepada Allain membuatku merasa senang. Lalu, aku melanjutkan menjelaskan karakteristik Arour kepada mereka berlima. Mereka semua tampak mendengarkanku dengan seksama.

"Jadi, kelemahan Arrour adalah api. Namun, kita tidak dapat menggunakan api karena dapat membakar lingkungan disekitar. Lalu, bagaimana cara kita membasmi monster tersebut?" ucap Allain.

"Aku rasa dengan memberikan racun yang berefek bagi mereka. Namun, membuat racun yang memiliki efek tertentu sangat sulit. Akan tetapi, disini kita mempunyai seorang Alchemist" jelasku.

Akhirnya, kami memutuskan menggunakan strategiku untuk mengalahkan para Arour. Aku meminta kak Solaria untuk membuat racun yang hanya berefek pada Arour. Kak Solaria membutuhkan waktu untuk membuat racun tersebut. Kami berlima berusaha membantunya agar persiapannya cepat selesai.

"Lihatlah para orang lemah itu" ucap Scott.

"Mereka terlalu berhati-hati menghadapi monster. Sungguh lemah" imbuh Abigail.

"Mari kita tunjukkan bahwa party kita adalah party terkuat" ucap Ashley.

Kami semua mendengar ucapan party Scott. Akan tetapi, kami tidak mempedulikan ucapan mereka. Kami fokus membuat racun untuk mengalahkan Arour dengan mudah.

***

"Sejauh ini racun ini sangat efektif. Kerja bagus, Sol" ucap kak Volta.

"Itu karena kalian semua membantuku untuk membuatnya" ucap kak Solaria.

"Baiklah, kita teruskan saja masuk ke dalam hutan. Mungkin kita akan tahu penyebab Arour merusak ladang" ucap Allain.

Formasi dalam party gabungan kami sangat kuat. Kak Volta bertindak sebagai pemancing musuh. Lalu ada Allain yang bertindak untuk mengeksekusi musuh dari jarak dekat. Kak Solaria dan Allaina bertindak untuk mengeksekusi musuh dari jarak menengah. Sementara Ian bertindak sebagai pengawas sekaligus pelindung party. Aku bertindak sebagai support. Jadi, seperti ini yang dinamakan kerjasama tim. Aku sangat menyukainya.

"Sepertinya kita sudah masuk di bagian terdalam hutan" ucap Allaina.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seolah-olah menjauhi hutan. Party Scott berlari menjauhi hutan. Mereka seakan-akan bertemu dengan monster yang kuat yang tidak dapat dihadapi oleh mereka. Seketika kami semua terdiam karena dihadapan kami terdapat Arour yang sangat besar. Aku rasa dia adalah bosnya.

"Yosh. Inilah yang aku cari-cari selama ini" ucap Allain.

"Kau benar. Sepertinya kita berdua sangat klop" ucap kak Volta.

"Aku tidak menyangka akan bertemu dengan monster yang sangat besar di misi pertamaku" ucap Allaina.

"Meskipun begitu, kita tidak perlu takut. Kita harus menghadapinya apapun yang terjadi" ucap kak Solaria.

Aku rasa party kami siap menghadapi bos monster tersebut. Kami langsung menuju arah formasi kami. Kak Volta memancing monster tersebut. Akan tetapi, serangan tersebut gagal sehingga monster tersebut tidak terpancing untuk menyerang kak Volta. Aku merasakan bahwa monster tersebut mengincar diriku. Aku dapat merasakannya dari aura yang dipancarkannya.

"Semuanya, monster tersebut tidak mengincar kak Volta ataupun kalian. Dia mengincar diriku" ucapku dengan nada yang keras.

"Apa? Itu mustahil" ucap kak Volta yang tidak percaya.

"Kak Volta, biarkan aku yang memancing monster tersebut. Kalian semua fokus untuk menyerangnya di segala sisi" ucapku.

Mereka semua sepakat dengan rencanaku. Aku tidak tahu mengapa monster tersebut mengincarku. Aku juga tidak mau mati pada misi pertamaku. Aku terus menerus berlari tanpa henti. Bos monster ini sangat cepat dan lincah. Ia bisa menghindari semua serangan yang dilancarkan oleh Allaina dan kak Solaria. Jika begini, satu-satunya jalan adalah melakukan hal itu.

"Jason, apa yang kamu lakukan?" tanya kak Solaria dengan nada khawatir.

"Tunggu aba-abaku" jawabku.

Mereka semua terkejut apa yang aku lakukan. Aku berhenti berlari dan berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Dengan begitu, bos monster tersebut dapat mengincarku dengan mudah. Lalu, disaat serangannya akan mengenaiku, aku membunyikan aba-abaku.

"Sekarang" ucapku dengan nada yang keras.

Mereka berlima melancarkan serangan pamungkasnya kepada bos monster. Mereka terus-menerus melancarkan serangannya. Ketika mereka melancarkan serangannya, aku langsung menjauhi monster tersebut.

"Semuanya, teruskan serangan kalian. Aku akan memberikan kalian buff" ucapku.

"Blessing of attack"

Aku rasa rencanaku berhasil. Monster tersebut dapat kami kalahkan. Aku sangat senang sekali. Akan tetapi, tiba-tiba pandanganku kabur. Lalu, aku memegang bagian perut dan dadaku. Terdapat darah yang keluar.

"Eh, apakah serangan bos monster tadi mengenaiku?" ucapku.

Lalu, aku mendengar suara misterius. Suara yang selalu kudengar setiap malam. Perlahan-lahan, pandanganku menjadi gelap.

"Kerja bagus. Ternyata dirimu cukup berbakat" ucap suara misterius.

***

Hari pun menjelang gelap. Kami terpaksa berkemah di tengah hutan. Mereka semua tampak khawatir dengan keadaan Jason. Setelah mendirikan tenda, kak Solaria dan Allaina mengobati luka yang diterima Jason. Luka tersebut cukup dalam.

"Jason, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkanmu" ucap kak Solaria sambil meneteskan air matanya.

Perlahan-lahan aku membuka mataku. Lalu, aku mencoba untuk bangun. Namun, bagian perutku terasa sakit sehingga aku secara spontan mengungkapkan rasa sakitku. Hal itu membuat semua orang terbangun.

"Jason, kamu tidak perlu memaksakan diri. Berbaringlah dulu" ucap kak Solaria dengan nada khawatir.

"Lukamu cukup dalam, Jason" imbuh Allaina.

"Kau sungguh nekat yah sebagai seorang Healer" ucap Allain.

"Lain kali, aku tidak akan memaafkanmu jika kau berbuat ceroboh seperti itu" ucap kak Volta dengan nada kesal.

"..."

"Iya, iya. Aku tahu. Aku minta maaf membuat kalian semua khawatir kepadaku. Aku akan menyembuhkan diriku sendiri" ucapku.

Aku langsung menggunakan skill Heal untuk menyembuhkan lukaku. Aku benar-benar tidak menduganya. Skill Healku dapat menyembuhkan lukaku hingga benar-benar sembuh. Lalu, aku coba melihat layar statusku. Ternyata, lvl skill Healku telah mencapai level max. Haruskah aku memberitahukan hal ini kepada mereka? Aku rasa sebaiknya aku tetap menyimpannya.

Kami akhirnya tetap berkemah di tengah hutan. Untuk merayakan kemenangan pertama kami, kami memutuskan membuat pesta barbeque. Mereka melarangku untuk ikut membantu. Meskipun lukaku sudah sembuh total, mereka tetap menyuruhku untuk beristirahat. Aku mau tidak mau menuruti permintaan mereka.

Aku rasa party seperti ini tidak buruk. Entah mengapa aku merasakan bahwa alasan Allaina dan kedua anggotanya bergabung dengan party kami itu memang murni ingin bergabung. Tidak ada alasan untuk memanfaatkan party kami. Aku senang mengetahui hal itu. Lalu, aku masih memikirkan apa yang diucapkan oleh suara misterius itu. Sepertinya, aku harus memecahkan sendiri tentang masalah suara misterius itu.

***

"Yang mulia, sepertinya rencana kali ini gagal. Mereka berhasil mengalahkan bos dari Arour" ucap seseorang.

"Begitu yah. Tidak masalah, aku masih mempunyai banyak rencana untuk menyingkirkan Healer tersebut. Apa ada hal yang lainnya?" ucap raja Eden.

"Saya rasa Helaer tersebut sudah menguasai satu skillnya. Ia dapat menyembuhkan lukanya secara menyeluruh" jawab seseorang.

"Kerja bagus. Ini sangat menarik. Aku akan menantikan hal kedepannya" ucap raja Eden.