Langit masih belum berhenti menangis saat kami sudah sampai di gedung apartemen. Udara dingin membuat bibirku membiru, segelas teh hijau mungkin bisa menjadi penawar. Ya, aku akan menyeduh teh hijau saat sampai di hunian nanti.
"Terimakasih," ini kata pertamaku selama perjalanan pulang kami, dan dia sangat pandai membaca situasi untuk tidak mengajakku bicara selama itu.
"Kau pernah menonton FSOG?"
"Fifty Shades of Grey maksudmu?" Arka mengangguk dengan senyum miringnya. Oh, aku benci ini, dia pasti sedang memikirkan sesuatu yang kotor. Walaupun begitu, entah kenapa hatiku percaya kalau dia sebenarnya adalah orang baik. Konyol, bukan? "Pernah, Kenapa memangnya?"
"Kita sedang berada di dalam lift, hanya ada kita berdua."
"Lalu?"
"Mau mencobanya?"
"Lain kali," mulutku menjawab asal dan tahu apa akibatnya? Dia sedang menatapku tak percaya, jangan lupakan binar pengharapan di sana.
"Sungguh?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください