webnovel

Bab 1 - Dunia Baru

Part 1

Aku menatap Cermin dengan tidak percaya karena apa yang ditampilkan oleh cermin di depanku.

"Ini bukanlah wajahku dan sangat muda" Sebuah seruan terlepas dari mulutku saat aku menemukan diriku berada di tubuh orang lain dan terlebih lagi masih sangat muda.

Tubuh itu bukanlah milikku dan aku sangat yakin itu karena terlihat lebih muda dan sedikit tampan, aku hanya memiliki wajah rata-rata dan bahkan sedikit rata-rata, menyebalkan mengatakan itu karena membuktikan bahwa diriku kurang menarik yang menyebabkan aku tidak memiliki pacar bahkan sampai kuliah.

Tapi aku terkejut karena menemukan diriku di tubuh orang lain. Apakah ini mimpi? Tapi..... Oh, Sialan aku mati! Ingatan mengenai apa yang terjadi dengan diriku memberitahukan bahwa aku mati karena di tabrak oleh supir yang mengendarai mobilnya dengan ceroboh sehingga menabrakku dan beberapa orang lagi sebelumku.

Dengan berani aku katakan bahwa itu adalah hari tersialku dan mungkin juga takdirku, bagaimanapun aku mati dan terlahir kembali, tidak buruk ssma sekali. Tunggu... Ingatan siapa lagi ini.

"Ao Yuki umur 8 tahun, Yatim Piatu karena orang tuannya meninggal akibat perang Ninja antar 5 desa besar, Oh shit.. Aku di dunia naruto! Belum selesai... Ingatan lain... "

Ingatan kedua yang muncul adalah menceritakan mengenai diriku atau sebagian diriku? Ingatan itu adalah tentang diriku yang pergi ke Dunia lain tetapi itu adalah Dunia Kultivasi dimana mereka memanen energi untuk membuat diri mereka menjadi kuat seperti Novel-Novel China. Tetapi tidak sampai disitu saja aku juga mengunjungi berbagai alam semesta lain untuk menyelesaikan persyaratan untuk membuat Infinity Stone.

Iya Infinity Stone yang sama seperti Marvel tetapi itu hanya namanya saja, Infinitu Stone yang aku miliki ini lebih kuat jutaan kali daripada Infinity Stone di dalam Film Marvel.

Aku tidak tahu berapa lama waktu berlalu, tetapi yang pasti akhirnya selesai juga.

"Huh! Fiuh... Membosankan, untung saja setelah itu hanya aliran informasi bukannya ingatan seperti melihat Film. Tapi sepertinya aku perlu mencoba kemampuan baruku ini, ini adalah kemampuan yang lain dapatkan jadi bukan Cheat"

Sangat membosankan melihat ingatanku tetapi harus aku katakan bahwa ingatanku yang lain saat ditunjukkan seperti menonton Film Dokumenter bahkan tanpa jeda cukup bagus karena dengan itu aku bisa tahu ada dunia lainnya lagi tetapi itu hanyalah saat awal-awal aku reinkarnasi ke dunia lain setelah itu Ingatan menjadi aliran informasi, aliran itu seperti gelombang besar yang menghantam kepalaku namun aku sama sekali tidak merasakan perasaan sakit kepala ataupun mual karena ingatan itu.

Dengan informasi sebanyak itu dengan jumlah waktu yang dihabiskan oleh Aku yang Lain membuatku tersadar bahwa dunia tidak seperti yang di gambarkan. Terkadang Dunia menjadi terang beberapa saat kemudian akan menjadi Hitam. Ingatan itu tidak terlalu mempengaruhi diriku, itu hanya seperti Informasi yang tersimpan di kepalaku dan saat aku memikirkan mengenai sesuatu maka informasi itu akan muncul di dalam kepalaku hanya saja masih memberiku pengetahuan yang sangat bagus.

"Aku hanya bisa bersyukur bahwa yang mengalami itu adalah Aku yang lain, walaupun kehidupanku buruk saat dibumi tetapi tidak terlalu buruk dibandingkan dengan penderitaan yang Aku yang lain rasakan... Aku pasti tidak akan mengalami hal yang sama, karena itulah fungsi pengalaman"

Aku sangat bertekad untuk membuat hidupku lebih baik, aku sudah memiliki modal dengan memiliki ingatan yang tak terhitung waktu, pengalaman itu hanya berguna jika aku bisa memanfaatkannya dengan baik dan membuatku tidak melakukan kesalahan yang sama jika tidak maka pengalaman yang aku dapatkan hanyalah sebuah hiasan mewah di dalam ingatanku.

Aku berada di dunia naruto, dimana saat ini sedang terjadi perang, menurut ingatan tubuh ini bahwa perang saat ini adalah adalah masa damai setelah perang dunia pertama dengan Tobirama senju masih menjadi Hokage kedua. Jadi peranh dunia kedua belum dimulai namun aku tidak tahu kapan perang itu akan dimulai tetapi seharusnya 4 tahun dari sekarang.

Aku mengelus dagu dan masuk ke dalam mode berpikir dan bergumam "4 tahun adalah waktu yang panjang. Masalah kekuatan aku sama sekali tidak memiliki masalah karena dengan Infinity Stone aku bisa membunuh semua orang dengan mudah tapi aku sama sekali tidak ingin terlalu mengacaukan Timeline walaupun aku tidak bisa menghindarinya karena aku sudah memiliki pikiran mengenai Tsunade untuk menjadi kekasihku bukan hanya dia tetapi ada beberapa wanita juga seperti Kurenai, Mikoto dan wanita-wanita lainnya"

Itulah tujuan utamaku untuk membentuk harem, jika memungkinkan aku untuk melakukannya lagipula itu tergantung dengan diriku yang berusaha untuk mendapatkan hati para wanita itu.

Selain itu aku juga perlu membangun kekuatanku sendiri, aku tidak bisa mengandalkan Konoha mereka mungkin baik tetapi dengan kekuatan yang miliki hanya bisa digunakan oleh para petinggi jadi untuk Anak sekolah seperti diriku yang sama sekali tidak istimewa aku hanya bisa mengandalkan kekuatanku sendiri. Aku berencana untuk membangun Organisasi seperti Akatsuki tetapi tujuanku bukan hanya untuk mencuri para Biju, walaupun itu terdengar menyenangkan tapi aku ingin Organisasi itu tempat dimana anak yatim piatu bisa mendapatkan kehidupan yang layak.

Membangun Desa

Aku tidak bisa mengatakan aku akan berhasil dalam mengelola desa tetapi memiliki pemikiran untuk membangun desa sama sekali tidak buruk.... Tapi aku tidak bisa melakukan sekarang karena aku masihlah seorang anak kecil bahkan jika aku memamerkan kekuatanku ku hanya menimbulkan masalah jadi aku memutuskan untuk melakukannya di masa depan.

Selain itu aku juga masih memiliki Tsunade untuk dicuri hatinya jika aku pergi ke Desa lain maka kesempatan itu akan hilang digantikan oleh Dan Kato.

"Aku tidak bisa membiarkan itu karena hanya akan membuatku bertambah sulit untuk mengambil hatinya, setelah kehilangan Dan Kato dia langsung menutup hatinya membuat siapapun tidak bisa masuk ke dalam hatinya bahkan diperlukan waktu yang lama agar dia dapat memiliki perasaan terhadap Jiraya tapi itu bahkan akan bertambah sulit karena secara harfiah kita hanya akan baru saja bertemu "

Semakin yakin lagi aku untuk tidak pergi ke Desa lain sekarang, mungkin jika aku berada di umur 25-an setelah mendapatkan hati Tsunade mungkin saja aku akan pergi membuat desa.

Lalu karena aku masih akan tetap didesa dan melanjutkan kegiatan sehari-hari maka aku perlu bertindak seperti biasa, jika tidak salah aku harus pergi sekolah. Untung saja aku bangun di tubuh anak yang sudah bersiap jadi aku hanya perlu pergi ke sekolah. Aku berharap bahwa diriku tidak terlambat.

*Crack* Aku membuka pintu dan berjalan keluar dan melihat bahwa anak-anak yang lebih muda dan tidak diterima ke dalam Akademi sedang membersihkan Lantai.

"Pagi semuanya! Aku pergi ke Akademi dahulu" Aku mencoba bersikap seperti biasa bertingkah bersemangat, karena Ao Yuki dikenal sebagai anak yang ceria dan penuh semangat, aku sedikit kesulitan untuk melakukannya karena aku adalah orang yanh pendiam dan merespon seperlunya untung saja tubuh ini masih kecil jadi tidak akan menimbulkan kecurigaan bahkan jika aku tidak baik dalam memerankannya.

"Pagi Yuki"

"Pagi Yuki"

"Yuki jangan lupa bekalmu! "

"Ups, Kakak Kikyou untung saja kamu mengingatkanku, Hehehe"

"Kamu perlu menyelesaikan kebiasaan burukmu itu"

Aku terkekeh dan menggosok hidungku mengangguk malu, di depanku adalah sosok wanita dewasa yang cantik dengan tampilan lembut saat memberikan kepadaku bekalku. Kikyou umur 27 tahun, dia sudah memiliki calon suami jadi aku tidak berencana untuk mengambilnya, selain itu kesempatanku untuk mengambilnya juga rendah yang ku dengar bahwa dia sangat mencintai tunangannya.

Sunggu menyebalkan saat melihat ada wanita cantik di dekatku tapi tidak bisa menjemputnya, apalagi Payudarannya tidak kalah dengan Hinata disaat dewasa. Aku hanya bisa menghela nafas di dalam pikiranku.

"Ada apa Yuki? "

"Tidak, tidak apa-apa"

Aku tersenyum sebaik mungkin, kesalahn bahwa diriku memikirkan hal seperti itu sebaiknya aku berangkat sebelum dia mengungkitnya lagi.

"Aku akan pergi Kak Kikyou"

"En, hati-hati jalan"

"Tenang saja"

Senyumnya sangat lembut, sayang sekali... Aku tidak perlu lagi memikirkannya lagipula dimasa depan aku akan memiliki banyak sekali wanita jadi sebaiknya aku fokus saja ke Tsunade saja terlebih dahulu.

Jadi aku sebaiknya percaya diri dan rubah sikapku, kehidupan baru jadi aku harus menjadi lebih baik. Aku dengan senyum lebar memakai Sepatuku dan berjalan keluar dari pintu asuhan dengan energi yang baru.

Matahari menyinari tubuhku, perasaan hangat menyebar ke seluruh tubuhku. Hari baruku akan dimulai disini.

Part 2

Orang - orang mulai melakukan akrifitasnya, para pedagang mulai membuka toko mereka dan memasang Produk-produk yang mereka jual, rumah makan mulai dibuka, toko-toko senjata mulai dibuka juga dengan berbagai jenis senjata ada namun yang paling banyak dipajang atau Kunai, pedang, dan Shuriken, ada beberapa senjata lainnya tapi mereka cukup jarang.

Selain itu, Toko bunga, Toko mainan, dll dibuka juga dan para ibu-ibu mulai menyerbu pasar dimana mereka membeli sayuran - sayuran untuk persediaan , Ninja mulai pergi atau pulang dari misi mereka, Gerobak melintas di jalan masuk atau pergi dari desa.

Aktifitas disini sangat - sangat hidup dan juga tidak ada Polusi, udara sangat segar dan walaupun gerobak menggunakan Kuda, kotorannya tidak jatuh ke lantai.

Walaupun tidak lebih baik dari Kota Modern tapi harus aku akui, Konoha cukup baik daripada Desa lain setidaknya itulah menurut Anime.

Aku berjalan dengan santai karena saat ini masih sangat pagi dan Akademi dimulai Jam 08.00 jadi aku bisa mengamati pemandangan yang ada di sekitarku.

Saat aku berjalan aku melihat nenek-nenek yang sedang menbawa barang di punggungnya dan terlihat cukup keberatan saat membawanya. Adegan ini mengingatkanku pada Obito sebelum dia lulus Akademi dan menjadi jahat seperti sekarang, aku pikir tidak ada salahnya membantu nenek itu.

"Nek bisa aku bantu? "Aku berkata dengan semangat.

Nenek itu melihat ke arahku dan menggelengkan kepala "Tidak usah, Nak. Ini sangat berat untuk anak kecil sepertimu"

Heh, sepertinya nenek ini merehkan aku, sebagai pemiliki Infinity Stone akan sangat memalukan jika aku tidak bisa mengangkat beban seberat ini.

Aku menepuk dada dan berkata dengan percaya diri "Tenang Nek, aku sangat percaya diri dengan kekuatanku karena aku sudah banyak berlatih Taijutsu"

Itu bohong tetapi Nenek itu tidak akan pernah membiarkan aku membantunya jika aku tidak melakukan sedikit kebohongan, lagipula kebohongan untuk hal yang lebih seharusnya tidak masalah.

Aku menatap nenek itu dan melihat bahwa dia ragu tetapi mengangguk setelah berpikir. Aku tidak perlu mengaktifkan Infinity Stoneku untuk mengangkat barang itu karena aku kekuatan mentahku sudah setara dengan orang dewasa yang sehat.

Hal itu aku dapatkan bukan dari pelatihan fisi , jika Ao Yuki melakukannya sejak umur beberapa tahun masih tidak mungkin untuk menyamai kekuatan orang dewasa hanya saja aku mendapatkan kekuatan mentah itu dari Infinity Stone, seperti efek pasif.

Batu kekuatan memberiku kekuatan mentah sekuat orang dewasa dan aku bisa menyesuaikan diri dengan pelatih yang sangat berat jadi aku akan berkembang lebih cepat daripada seharusnya dalan kekuatan fisik.

"Kamu masih kuat menbawanya, Nak" Nenek itu bertanya dengan khawatir.

Aku memberikan senyum cerah kepadanya dan berkata dengan percaya diri "Tenang saja nek, aku tidak lemah sama sekali jadi aku bisa terus membawa barang ini lebih lama"

Barang itu tidak terlalu berat, selain itu aku juga tidak perlu khawatir akan kelelahan karena Batu Waktu memberiku kemampuan regenrasi yang baik jadi kelelahan dan luka akan pulih dengan cepat, bukan ditingkat Hydra tetapi beberapa kali lebih baik daripada manusia biasa.

Nenek itu mengangguk dan meneruskan perjalanan " Rumahku tidak jauh lagi, jadi aku senang kamu masih bisa bertahan"

"Oke Nek"

Kami melanjutkan perjalanan dan saat berjalan aku melebarkan mataku saat melihat gadis seumuran dengan diriku memiliki rambut pirang. Aku tahu siapa itu, itu adalah Tsunade di masa mudanya. Oh man, aku tidak berpikir akan bertemu secepat ini. Apa yang harus aku lakukan agar memeberikannya kesan tentangku?

"Cantik! Lucu "Aku berseru seakan terpesona oleh Tsunade.

Tsunade tertegun dan memilki wajah memerah saat aku mengatakan itu, walaupun dia memiliki sifat kekerasan tetapi saat muda seharusnya tidak sangat besar jadi aku mencoba untuk merayunya dengan pura-pura tidak sadar.

"L-Lucu! "Dia berkata dengan gugup saat memegang tangan seorang pria

Melihat tangan pria dewasa itu aku mencoba melihat ke atas dan aku menerima tatapan tajam dari pria itu.

"H-Hokage kedua, maafkan cucuku karena kurang aja kepada nona muda" Nenek itu langsung meminta maaf kepadanya, Orang itu adalah Tobirama senju hokage kedua.

Aku memiliki wajah berkedut saat tahu siapa yang aku hadapi dan aku juga sedikit membungkuk dan meminta maaf "Maafkan saya Hokage kedua, karena saya berkata seperti itu tanpa sadar"

Aku cukup tekrejut saat menemukan Tsunade dengan Tobirama senju, karena terlalu fokus ke dalam pikiranku sehingga aku tidak bisa melihat kedatangan mereka bahkan setelah masuk ke dalam Zona milikku.

Aku mengambilnya dari Anime Kuroko no Basket aku rasa aku nama itu untuk keterampilan pasif yang aku dapatkan dari Batu ruang.

Zona, memiliki jarak 100 meter dariku, aku bisa melihat apa saja dari seratus meter itu bahkan jika tersembunyi di dalam bangunan. Mirip dengan Ninja sensor tetapi aku tidak mendeteksi Chakra dan aku lebih cocok mirip dengan gabungan antara kamera dan Radar.

Aku sangat ceroboh, percuma saja aku memiliki kemampuan OP jika aku ceroboh seperti saat ini. Aku harus lebih baik lagi, untung saja disini aku ceroboh hanya pada orang desa jika di luar nanti hanya kematian yang menungguku.

Yahh... Kalau kepalaku dipenggal, lagipula aku tidak bisa mati karena usia tua karena Batu Realita membuatku menjadi Eternal Youn, jadi selama aku tidak dibunuh maka aku tidak akan bisa mati.

"Dia tidak melakukan kesalahan jadi tidak apa-apa dan kamu masih muda kenapa tidak pergi ke Akademi? " Tobirama senju

"Oh itu-.. " Aku

"Anak muda ini membantu saya mengangkat barang ke rumah, tuan" Nenek

Omonganku dipotong oleh nenek tapi apa yanh ingin aku katakan juga sama jadi tidak masalah.

"Jadi kalian bukan keluarga? " Tobirama senju.

"Ohh bukan, aku tinggal di panti asuhan konoha dan aku membantu nenek karena dia terlihat kelelahan menbawa barang ini" Aku melihat ke arah Tsunade yang juga melihat ke arahku, baguslah aku memberikan kesan baik kepadanya. Aku tidak pernah berpikir bahwa niat baikku akan dibalas dengan sangat cepat

Tsunade memilkki mata kasihan saat menatapku, sungguh aku tidak menyukai tatapan kasihan dari siapapun, karena aku lebih baik diberi peringatan keras daripada diberikan pandangan kasihan.

Setelah itu, Tobirama dan Tsunade pergi, aku melihat bahwa Tsunade memutar kepalanya ke arahku aku memberikan senyum kepadanya dan pipinya sedikit memerah tetapi masih membalas senyum kepadaku.

Dia sangat berani membalas senyumku, tapi aku ingat dia suka berjudi yang berarti dia sering bertemu orang asing apalagi dia adalah putri senju.

"Ayo kita pergi"

"Baik Nek"

Kami melanjutkan perjalanan selama beberapa menit sebelum akhirnya sampai di tempat tujuan.

*Kedebug*

Aku menjatuhkan barang itu dan meregangkan tubuhku setelah sedikit membungkuk cukup lama.

*Crack* *Crack* *Crack*

Karena sudah selesai maka aku memutuskan untuk segera pergi ke Akademi.

"Aku pergi ke Akademi, Nek. Selamat tinggal "

"Hey bocah ada Permen untukmu, apakah kamu tidak ingin? "

Mendengar kata permen telingaku langsung menajam, bukan berarti aku tergila-gila akan permen tetapi aku bisa menggunakannya untuk menjadi dekat dengan Tsunade.

Aku langsung berbalik dan mendekatinya lagi "Tentu saja aku mau Nenek, aku cukup menyukai permen" Aku menunjukkan senyum terbaik yang bisa aku berikan kepadanya.

Nenek itu memiliki senyum diwajah keriputnya dan memberikanku 4 permen yang memiliki pegangan. Aku menerima permen itu dengan senang hati, dan memasukkannya ke kantongku.

"Terima kasih atas permennya Nenek, aku permisi pergi dahulu"Aku sedikit membungkuk sebelum meluruskan lagi tubuhku dan berjalab pergi.

"Hati-hati, belajar yang benar agar kamu bisa menjadi Ninja yang sukses" Teriak Nenek itu.

Aku berbalik dan mengangguk sambil memberikan senyum lebar "Tentu saja, aku akan menjadi Ninja terhebat sepanjang masa"

Aku melihat senyum diwajah nenek itu, entah kenapa aku merasa senang, aku tidak berpikir akan merasa senang saat membantu orang lain. Mungkin ini adalah apa yang dirasakan oleh relawan-relawan bencana, kesehatan dll saat bertemu dengan orang yang mereka bantu.

Tidak buruk tapi apakah perasaan ini akan cocok dengan dunia ini, dunia ini sangat kejam dan aku memiliki ambisi ku sendiri, jika aku terlalu membuat perubahan besar bukan tidak mungkin gadis-gadis yang aku incar tidak akan terlahir di dunia ini.

Lagipula setiap orang memiliki masanya sendiri, walaupun aku tidak bisa membantu semua orang sekarang bukan berarti aku tidak bisa melakukannya di masa depan, aku tidak ingin melakukan hal yang terlalu besar tetapi hal kecil seharusnya tidak masalah sama sekali.

Aku masih berpegang teguh kepada keyakinanku, aku adalah orang yang egois dan tidak memikirkan orang lain, berikan kebaikan secukupnya jangan berlebihan jika tidak mereka akan menginginkan lebih, lakukan apa yang aku inginkan jika tidak bisa karena masyarakat maka cari cara untuk membuatnya bisa, gunakanlah semuanya yang penting aku bahagia.

Pikiranku sudah bengkok tetapi itulah yang aku yakini.

Melihat ke langit, sinar matahari menyinari seluruh wajahku dan aku memiliki senyum diwajahku,aku selalu suka perasaan hangat ini seakan menutupi perilaku burukku.

Part 3

Aku melihat Akademi Ninja yang ada di depanku, tampilannya sama dengan apa yang digambarkan dalam Anime bisa aku katakan sama persis, kemungkinan besar bahwa dalamnya juga sama.

"Aku akan pergi dulu ayah"

"Belajar yang rajin dan dengarkan kata guru"

"Iya ayah"

Aku melihat anak-anak diantar oleh orang tua mereka, terlihat bahwa baik anak dan orang tua sangat senang karena bisa masuk ke dalam Akademi. Aku baru ingat bahwa hari ini adalah penerimaan murid baru dan kedatangan Hokage Kedua Tobirama senju adalah memberikan kata-kata semangat yang bahkan tidak akan dimengerti oleh anak-anak.

Namun tujuan itu sebenarnya adalah untuk menanamkan sugesti ke dalam kepala anak-anak agar mereka tidak memiliki pemikiran untuk mengkhianati desa. Cuci otak memang lebih mudah dilakukan sejak kecil .

Namun untuk orang yang memiliki jiwa dewasa seperti diriku yang sudah mengenal gelapnya masyarakat, akan sangat bodoh jika aku mudah di cuci otak.

"Yuki!!!"

Aku berbalik untuk melihat siapa itu dan ternyata adalah teman dari tubuh ini sebelumnya. Anak laki-laki yang berasal dari keluarga biasa namun memiliki kemampuan untuk menjadi ninja dan juga teman pertama Yuki di Akademi.

"Yo, Akuma"

"Apakah kamu lakukan dengan menatap anak-anak itu, kamu harus kuat jangan bersedih"

Akuma menepuk bahuku dan mecnoba menyamangatiku walaupun dia sepertinya salah paham tapi kenapa aku harus berdebat dengan Anak kecil. Aku hanya perlu menganggapnya sebagai omong kosong.

" Aku tahu itu, lagipula sekarang ada penerimaan siswa baru siapa tahu aku akan bertemu dengan Hokage kedua"

"Kita bisa menyelinap, untuk melihat Hokage Kedua... Aku pernah bertemu dengannya dan bahkan aku menyapanya..."

Aku tahu ini dari inagatan Yuki, Akuma pernah bertemu dengan Tobirama beberapa bulan yang lalu dan setelah itu dia terus membual mengenai hal itu membuatku sangat ingat apa yang dia katakan walaupun ada kata-kata yang diubah atau dilebih-lebihkan.

"Sudah... Sudah, aku sudah mendengarnya puluhan kali. Aku mengingatnya dengan sangat jelas. Sebaiknya kita pergi, sebelum kelas dimulai jika tidak kamu mungkin dihukum oleh guru." Aku menghentikannya karena aku sama sekalit tidak ingin mendengarkan apapun dari mulutnya.

Menggunakan Guru sebagai alasan aku mulai berjalan masuk ke dalam Akademi meninggalkan Akuma sendirian disana.

"Yuki tunggu aku!!"

Akuma memelankan langkahnya saat dia sudah berada di sampingku.

"Kamu sangat tega untuk meninggalkanku, teman baikmu. Aku merasa sangat sedih"

Aku melihat ke arah Akuma yang berpura-pura memegang dadanya, Aktingnya jelek dia perlu melakukan banyak latihan jika ingin menjadi Aktor.

Aku mengabaikannya dan kami berdua terus berjalan sebelum akhirnya berpisah karena setelah naik kelas, kelas kita menjadi berbeda dan aku akan berada di kelas elite dimana anak-anak yang memiliki masa depan yang cerah dan kebanyakan berasal dari Klan Ninja.

"Selamat tinggal, Yuki... Jangan lupa, latihan kita nanti"

"Iya"

Akuma melambaikan tangannya dan masuk ke dalam Ruang kelasnya dan hanya menyisakan diriku seorang. latihan yang di bicarakan Akuma adalah latihan fisik, dia memiliki chakra yang sedikit jadi untuk mengatasi kelemahan itu dia melakukannya dengan melakukan latihan fisik.

Entah kenapa akuma mengingatkan diriku terhadap Ninja konoha yang sama dengan dirinya bahkan memiliki keadaan lebih buruk yang berasal dari masa depan mereka adalah Duy, Guy dan Rock Lee namun berkat Duy, Guy dan Rock Lee bisa bertahan di dunia ninja dan bahkan memberikan perlawanan yang tidak sedikit sama sekali.

Aku memiliki pemikiran bahwa Akuma adalah Ayah dari Duy tetapi mengingat bahwa Usia Duy sama dengan Minato, Kushina dll generasi yang sama maka seharusnya tidak mungkin.

Sebaiknya aku tidak banyak memikirkan itu. Aku sampai di depan kelasku dan aku harus mengambil nafas dalam-dalam, tidak ada yang penting hanya saja aku merasa perlu untuk melakukan itu sebelum membuka pintu.

"Yups, ini adalah awalku.."

Sambil mengatakan itu aku membuka pintu dan menarik perhatian dari anak-anak di dalam Kelas, entah kenapa aku menjadi pusat perhatian, walaupun mereka hanyalah anak-anak tetapi aku kurang nyaman dengan menjadi pusat perhatian seperti ini.

Aku melihat bahwa tsunade ada dikelas yang sama denganku yang berarti bahwa jiraya dan orochimaru juga ada dikelas yang sama dan bahkan Dan Kato mungkin dikelas ini juga.

"Kamu!!"

"Um.... Hallo, apakah akan membiarkan duduk di sampingmu?"

Aku berkata dengan nada sopan, dia berada di tempat duduk ujung ketiga dari bawah maupun atas yang membuatnya berada di tengah-tengah. Selain karena Tsunade, aku juga merasa bahwa tempat ini sangat cocok untuk dirinya.

Tsunade melihatku dan berpikir sejenak lalu dia menggelengkan kepalanya "Maaf tapi aku tidak bisa membiarkan kamu duduk disampingku karena sudah ada yang menempatinya"

"Baiklah, sepertinya aku hanya perlu menunggu Guru untuk menunjukkan kursi kepadaku"

Aku sudah menduga ini karena bukan hanya aku baru di kelas elite dan juga orang asing bagi Tsunade tidak mungkin dia akan membiarkanku tempat itu.

"Tapi apakah aku boleh duduk di sebelahmu untuk sementara? aku tidak tahu duduk di mana dan aku sama sekali tidak kenal siapapun disini"

"Hmm.. Boleh kalau sementara tapi kalau orangnya sudah datang aku harap kamu segera pindah"

Sungguh menyakitkan mendengar itu, aku seperti ditolak bahkan sebelum aku dapat mencoba untuk lebih dekat dengannya. Namun mengingat sifat Tsunade yang ganas aku pikir itu memang tidak bisa dihindari.

Jadi aku hanya bisa mengangguk mengenai perkataannya.

"Namaku Ao Yuki, Kamu? "

Dia memberikan tatapan aneh dan terkejut kepadaku, jika aku bisa membuat tebakan maka yang dia pikirkan adalah kenapa aku tidak tahu siapa, Putri senju dan cucu dari Hokage pertama.

Aku tahu tapi Yuki belum karena dia terlalu fokus ke dalam pelatihan, lagipula anak biasa tidak memiliki keistimewaan Anak dari Klan Ninja atau keluarga Ninja sehingga harus mengandalkan diri mereka sendiri.

"Tsunade Senju, Aku yakin bahwa diriku cukup terkenal baik itu karena latar belakangku maupun perbuatanku di tempat Perjudian"Dia sangat percaya diri dengan ketenarannya. Dia juga terlihat bangga dengan betapa terkenalnya dia itu,jika sudah dewasa dia tidak akan seperti itu lagi.

Aku menggosok hidungku dan terkekeh malu "Benarkah? Aku sangat terkejut kamu adalah Nona muda Senju yang terkenal itu, pantas saja kamu pergi dengan Hokage kedua. Aku terlalu fokus pada pelatihan jadi karena itu aki tidak terlalu tahu tentang dirimu kecuali gelarmu saja"

"Oh, apakah tidak membosankan berlatih terus? Aku saja sangat bosan dengan pelatihan yang diberikan oleh Nenek" Dia memiliki wajah cemberut.

"Tidak, karena aku memiliki Impian yang ingin aku capai "Aku berkata dengan senyum percaya diri dan menarik perhatiannya.

"Impian? Apa impianmu? "

"Menjadi Hokage itulah impianku"

" Impian yang sangat besar, kamu harus kuat seperti kedua kakekku jika ingin menjadi Hokage, mereka adalah Hokage yang sangat kuat"

"Heh! Menjadi setara dengan Hokage pertama dan kedua... Aku rasa itu akan sangat sulit"

Tsunade terkekeh melihat aku memberikan wajah sulit. Dia memiliki wajah bangga saat mengatakan Hashirama dan Tobirama.

"Tentu saja, Lagipula Kedua kakekku adalah yang terhebat"

Kebanggan Cucu kepada Kakeknya.

"Kamu ingin permen? Aku mendapatkannya dari menolong Nenek tadi" Aku mengambil Permen yang aku bawa. Tsunade mengangguk dan mengambil satu permen.

Part 4