Ji-eun saat ini tengah berdiam diri di balkon kamarnya. Pikirannya melayang tertuju pada seseorang yang selama ini sangat ia sayangi melebihi Taemin yang saudara kandungnya sendiri. Ji-eun tak pernah menyangka adik kecilnya, Mochi kecil nya Park Jimin selama ini telah menghadapi penderitaan yang selalu pemuda itu hadapi setiap harinya. Meski sadar dirinya bukan siapa-siapa untuk jimin tapi, ia ingin menjaga dan melindungi mochi nya itu.
Ji-eun menghela nafasnya, "Andai saja aku tak pergi saat itu, kau tak akan menderita sendiri jimin." Monolognya.
Ji-eun pun meraih ponselnya yang ada di sampingnya kemudian mencari nomor seseorang yang kini tengah ia pikirkan.
Tuuuuut.. Tuuuuut...
"Annyeonghaseyo! nuguseyo?"
"Mochi?"
"Nugu? Jimin sedang tidur saat ini."
"Jungkook?"
"Ya benar, maaf siapa di sana?"
"Ini aku Ji-eun."
"Ji-eun? Ada apa?"
"Anya, aku hanya merindukan mochi ku. Wae? Kau tak suka?"
"Aniyo, apa perlu ku bangunkan jimin?"
"Tidak perlu, nanti saja aku akan menghubunginya lagi."
"Baiklah kalau begitu."
"Ne." Ji-eun pun menutup teleponnya.
"Aish.. Jam segini masih tidur?" Ucap ji-eun sambil menggelengkan kepalanya heran.
***
Di tempat lain, jungkook yang baru saja menerima telepon dari ji-eun pada ponsel jimin, kini kembali merebahkan tubuh polosnya di samping istri mungilnya yang sama-sama tak memakai sehelai benang pun di tubuhnya hanya di tutupi selimut tebal yang menutupi tubuh polos itu hingga bahunya.
Jungkook menatap jimin yang masih terlelap akibat lelah karena pergulatan panas mereka pagi tadi. Tangan jungkook pun terulur menyingkirkan helaian rambut jimin yang berada di sekitar wajah manis itu kemudian menyibak nya ke belakang telinga. Jungkook menatap wajah lelap sangat istri dengan senyum yang merekah di bibir tipisnya.
"Aku tak pernah menyangka kau akan menjadi bagian dari hidup ku jimin-ah. Setelah apa yang telah ku lakukan padamu, kau masih bisa menerima ku. Terima kasih baby dan maaf karena pernah menyakitimu. Aku janji tak akan pernah mengecewakanmu atau pun menyakitimu karena setetes air matamu sangat berharga untuk ku. Ku pastikan kau akan selalu merasakan bahagia hidup bersama ku." Lirih Jungkook. Kemudian ia memberikan sebuah kecupan di pelipis jimin dengan setetes air mata yang kini menetes dari matanya. Air mata yang menyiratkan perasaan bahagia yang saat ini tengah jungkook rasakan.
𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜‼ 𝘼𝙙𝙚𝙜𝙖𝙣🔞
Pukul 5 sore jimin baru saja terbangun dari tidurnya. Ia merenggangkan tubuhnya kemudian mengerjapkan matanya. Jimin merasa heran karena keadaan saat itu begitu gelap di dalam kamarnya.
"Kenapa gelap sekali?" Jimin pun menolehkan kepalanya ke samping kirinya dan dapat ia lihat jungkook tengah terlelap dengan selimut yang menutupi tubuh suaminya sebatas perut. Jimin pun menaikkan selimut itu hingga dada jungkook setelahnya ia turun dari ranjang untuk ke kamar mandi membersihkan diri.
Kini jimin sudah berada di dapur, memasak beberapa masakan favorit suaminya. Asik dengan kegiatannya, ia di kejutkan dengan sepasang tangan yang melingkari perutnya.
"Kamjagiya! Kookie!" Pekik jimin.
"Baby, aku masih ingin." Bisik jungkook tepat di samping telinga sang istri sambil menciumi setiap inci kulit leher dan bahu istrinya.
"Kookie, aku sedang memasak, tadi juga sudah." Ucap jimin sambil melanjutkan aktivitasnya.
"Kau tak merasakannya hum?" Ucap jungkook sambil menggesekkan miliknya pada belahan pantat jimin.
Jimin pun menegang saat merasakan sesuatu yang keras menusuk-nusuk pantatnya dan ia pun menyadari jika suaminya masih tak memakai pakaiannya saat ini.
"K-kookie..."
"Ssttt... Aku sudah tak tahan sayang.." Setelah mematikan kompor, jungkook menarik jimin ke arah meja makan kemudian mendorong tubuh atas jimin ter telungkup di atas meja itu dengan kaki menggantung. Jungkook pun menarik turun celana training jimin hingga jatuh ke bawah bersama dalamannya.
Pipi jimin tampak merona saat jungkook membuka belahan pantatnya hingga tampak hole pink nya di depan wajah jungkook. Jungkook pun mendekatkan wajahnya ke depan pintu masuk hole itu kemudian mulai menjulurkan lidahnya menjilatinya dan sesekali menghisap dan menusuk-nusuk kan lidahnya.
"Emmmh.. K-kookie.." Jimin melenguh saat merasakan sengatan-sengatan geli yang jungkook berikan. Hingga akhirnya ia memekik nikmat saat dua jari suaminya memasuki lubangnya.
"Akh! Kook-emhh.. Shh.." Jungkook mempercepat gerak jarinya memaju mundurkan dengan tempo cepat dan kembali menambahkan jarinya hingga empat jari milik jungkook berada di dalam lubang jimin.
"Ahhh.. K-kookhh.. Shh.."
Jungkook menaikkan kaos merah jimin hingga tampak punggung mulusnya kemudian jungkook pun memberikan ciuman kupu-kupu pada tiap inci kulit mulus istrinya.
"Kau sangat indah baby." Jungkook memberikan kecupan pada kepala belakang jimin. Terlihat jimin kini bernafas terengah-engah dan keringat membasahi keningnya.
"K-kookie....
"Aku masuk sekarang baby." Jungkook menempatkan penisnya pada pintu hole jimin kemudian menekannya agar kepala penisnya masuk ke dalam lubang jimin.
"Sshh... Emmph.." Jimin memejamkan matanya saat merasakan perih pada lubangnya dan..
𝙅𝙡𝙚𝙗
"Akhh!" Sekali hentak penis jungkook seketika masuk sepenuhnya hingga dengan tepat menumbuk prostat jimin dengan keras.
"Ahh.. Kau masih sempit saja baby, padahal hampir setiap hari aku menasukinya." Ucap jungkook sambil memaju mundurkan penisnya di dalam lubang sempit istrinya.
"K-kook, t-terlalu dalamhhh.. Sshh.."
"Tenang baby.. Ah.. Aku akan menanamkan benih ku agar kita cepat membuat adik untuk jungmin.. Ahh.." Jungkook terus menghentak dengan cepat dengan salah satu tangannya mengocok penis mungil jimin dengan cepat.
Setelah 30 menit berlalu dengan jimin yang telah keluar sebanyak tiga kali sedang jungkook masih belum mendapat pelepasannya hingga akhirnya...
"Sayang ahh.. Aku akan keluar.."
"A-aku j-juga akan k-keluarhh lagi k-kookie ah.."
"Bersama baby.."
"Akhhh.." Pekikan panjang terdengar menggema di apartemen itu. Jungkook dan jimin pun tampak lelah namun lebih lelah jimin yang sudah beberapa kali mendapat pelepasan. Jungkook mengangkat tubuh jimin dengan bridal style ke arah kamar jimin tampak memejamkan matanya. Entah terlelap atau tak sadarkan diri.
Setelah sampai di kamar jungkook kembali membaringkan jimin di atas ranjang dan membersihkan tubuh jimin menyekanya dengan handuk basah.
"Maaf baby, membuatmu lelah. Entah kenapa beberapa hari ini kau tampak semakin sexy dan semakin cantik hingga aku semakin bernafsu padamu meski kau memakai baju yang kebesaran.. Hah.. Rasanya aku ingin kau setiap hari telanjang saat di dalam rumah tanpa harus repot melepas pakaianmu." Jungkook pun terkekeh geli membayangkannya.
"Aish.. Kenapa aku semakin mesum setelah menikahi mu. Ck!" Monolognya sambil beberapa kali memukul kepalanya.
𝙏𝘽𝘾