"Lo mau ngopi juga di sini..??" Derry menyadarkan Alfan yang sedari tadi masih memegangi tangan Yanti karena masih mengingat sesuatu.
"Oh.. ya.. maaf..!!" Ujarnya canggung seraya melepaskan.
"Gabung di meja kita aja Al.. biar tambah rame !! ga papa kan Yan..??" Gadis itu mengangguk.
"Boleh juga, tapi.. Apa kehadiran gue ga ganggu nih.. gue ga mau jadi obat nyamuk atau setan diantara kalian berdua lho ya !!" Canda Alfan.
"Ya ga lah.. !!" Ketiganya pun tertawa dan kemudian duduk.
Baik Alfan maupun Yanti keduanya masih terlihat curi-curi pandang, jika Yanti terkesima dengan penampilan keren laki-laki itu namun Alfan justru masih berpikir keras untuk mengingat dimana ia pernah melihat gadis didepannya itu.
"Jadi.. Fadil sekarang udah terjun ke bisnis Caffe Al.. ?? dimana Caffe nya ??" lagi-lagi Derry memecah lamunan Alfan, sahabatnya itu seperti tidak suka jika Alfan terlalu serius memandangi Yanti.
"Ya gitu deh.. !! kalo yang gue tahu nama Caffe yang disini namanya Caffe Mutiara.. kalo yang di daerah lain gue ga tau !!"
"Oh Caffe Mutiara ya..?? itu kan tempat temen Aku dulu kerja, namanya Mutiara juga.. hehehe!!"
Dari penjelasan Yanti barulah Alfan tersadar ternyata gadis yang didepannya itu adalah teman Ara yang bulan kemarin ikut melamar kerja bersama Ara, yang saat itu ia dengan tega ingin melenyapkan nyawa Ara karena merasa gagal memilikinya.
"Kamu tau juga Yan.. kenapa ga cerita.??" Derry terperangah.
"Ya mana Aku tau mantan atasannya Ara itu namanya Fadil..!!" Jawabnya ketus. Meski ia pernah mengirim foto Ara kepada Fadil ketika mengotak Atik handphone gadis itu, namun sepertinya ia tidak begitu memperhatikan nama dalam kontak handphone Ara tersebut.
"Oh.. kirain Ara cerita apa gitu tentang Caffe tersebut dan Atasannya..!!"
"Ga lah.. sekarang kita ga sedeket dulu. Tapi yang Aku tau dulunya Caffe itu cuma kedai kopi kecil, namun sekarang jadi Caffe besar. Dan Anehnya ya.. Ara kan cuma lulusan SMP tapi pas kedai kopi itu berubah jadi Caffe ia diangkat menjadi Sekretaris, sepertinya ada sesuatu yang janggal deh diantara keduanya..!! Kayanya mereka deket banget gitu." Yanti menerka seraya menopang dagunya dengan tangan diatas meja.
"Ga usah suudzon Yan.. sapa tau Ara emang berprestasi. Bukankah kamu pernah bilang bahwa Ara itu selalu jaga jarak karena trauma cowo dan ga akan nikah selama hidupnya..!!"
"Apa..??" Alfan kali ini bersuara setelah sekian lama hanya mendengarkan pemaparan Yanti dan Derry, ia nampak terkejut.
"Lo kenal juga Al..??"
"Ga juga..!!" ujarnya buru-buru, ia masih merasa malu atas perbuatannya dulu yang mana ia hampir saja merenggut kehormatan gadis itu.
"Gue hanya kaget aja, ko Ampe segitunya trauma Ama cowo..!!" imbuhnya lagi, meski sejujurnya saat ini ia semakin merasa bersalah. Ternyata benar ucapan Fadil dulu bahwa mendekati Ara itu butuh perjuangan, butuh ekstra kehati-hatian tidak grasak grusuk seperti dirinya. Karena gadis itu seperti selalu menjaga jarak pada laki-laki yang tidak begitu dikenalnya termasuk pada dirinya dan bahkan pada Fadil bosnya sendiri.
"Ya begitulah.. namanya juga Cewe, pasti hatinya lebih rapuh. Apalagi yang membuat traumanya itu Ayah kandungnya sendiri..!!" Papar gadis itu lagi.
"Oh ya..??" ujar kedua laki-laki itu serentak.
"Kompak banget siihh... Kalian udah mulai suka ya..??" Goda Yanti.
"Ya bukan gitu..!!" Derry langsung menyangkal, namun Alfan justru hanya tersenyum menyeringai. Ia memang sudah merasa sulit melupakan gadis itu, pernah merasa prustasi hingga berbuat nekat mencelakai gadis itu namun akhirnya ia menyesal.
"Emang sulit melupakan Lo Ra, sebenarnya gue juga benci.. kenapa gue harus jatuh cinta sama Lo yang nyatanya dari segi paras aja masih cantikan Yanti. Tapi kenapa Gue ga bisa berpaling dari semua yang ada di diri Lo, apalagi senyumnya itu. Astaga.. katakan Ra, Kakak harus gimana..??". Batin Alfan bersuara. Sejujurnya ia sangat merindukan sosok gadis itu, namun ia masih belum berani hingga ia belum mengetahui bahwa saat ini Fadil dan Ara keduanya sudah menjalin hubungan.
"Gimana kalo kapan-kapan kita ketemuan di Caffe Mutiara.. itung-itung reunian Al..!!" Derry mengemukakan pendapat.
"Wah gue ga janji..!!" Alfan langsung berkeringat, ia masih belum ingin bertemu Fadil.
"Ayolah Al... kita kan udah lama ga ngumpul..!!" Bujuk Derry lagi.
"Entar ajak Ara dan Hana ya Yan.. biar tambah rame..!!" laki-laki itu menoleh ke arah Yanti.
"Oh Aku juga di ajak.. ??" Yanti skeptis.
"Iya.. emang kamu pikir cuma kita berdua..??"
"Ya tadi kan kamu bilang reunian, berarti kan cuma kalian bertiga aja di tambah Fadil."
"Ga lah, biar lebih seru kita rame-rame.. apalagi Caffe nya punya temen sendiri pasti banyak diskon..Hahaha..!!" Derry tertawa Girang.
"Tapi beneran gue ga janji ya..!!" Alfan kembali mengingatkan.
"Ayolah Al.. sekali-kali sempetin kumpul bareng temen jangan ngurusin pekerjaan Mulu..!!" Derry masih berusaha membujuk.
"Oh ya, Ajak sekalian cewe Lo biar kenalin ke kita-kita..!!" Imbuhnya lagi.
"Cewe dari Hongkong..!!" Alfan sewot.
"Ya udah ikut aja, nanti Aku kenalin Ama Ara dan Hana kebetulan mereka masih jomblo.. termasuk Aku siihh. hehehe..!!" Yanti juga belum tahu tentang hubungan Ara dan Fadil karena Ara memang sudah tidak pernah curhat lagi padanya, semenjak peristiwa dirinya bersama Azka di perantauan dulu.
"Bukan masalah gitunya... Aduuhh Gimana ya..!!"
"Ayolah Al... ga usah banyak mikir !!"
"Ok deh.. Sebagai syaratnya Lo aja yang ngasih tau ke Fadil, gue beneran sibuk." Kali ini Alfan menyerah.
"Oke.. gue setuju !!"
Ketiganya sepakat untuk bertemu di Caffe Mutiara dengan teman-teman yang lain.
Malam harinya..
Dringgg..!! Sebuah pesan masuk di handphone Ara, gadis itu tengah sibuk mengeringkan rambutnya setelah mandi. Ia kemudian membuka handphone itu dan ternyata ada beberapa panggilan masuk yang tidak sempat ia angkat dan beberapa pesan juga yang belum dibaca.
"Ra ketemuan yuk...!! So sibuk banget siihh dari tadi ga di angkat-angkat 😡" isi pesan tersebut yang salah satunya dari Yanti.
"Sayang.. kenapa ga di angkat, masih sibuk ya ?? 😭 Kangeeen 😘" Pesan dari Fadil lengkap dengan Emoji nya.
"Ra.. jangan lupa mandi dari lagi siang itu kamu udah bau!! 😝" Diqi ikut menyemarakkan pesan di handphone Ara.
Dan sebuah nomor baru..
"Ra.. bisa kita ketemu ?? Kakak mau minta maaf perihal beberapa bulan yang lalu..!!" Tanpa menjelaskan nama.
"Jangan bilang ini Ka Alfan.. dapet nomor Aku dari siapa ya.. Aahh bodo Amat !!" ucap Ara cuek, Ia hanya membalas 3 pesan yang ia kenal saja. Tidak lama kemudian handphone nya langsung berbunyi, sebuah permintaan Video call terpampang di layar handphone tersebut. Ara menolak panggilan itu dan kemudian kembali menghubungi dengan panggilan suara..
"Kenapa dimatiin ?? dasar jahat...!!" Suara cempreng disebrang sana langsung memekakkan telinga Ara.
"Aku habis mandi Yan.. masih pake handuk masa iya harus Nerima VCall dari kamu..!!"
"Astaga Ra.. kita sama-sama Cewe lho, kaya Aku mau ngiler aja ngeliat kemolekan tubuh kamu itu..!!" Yanti seperti tidak terima.
"Lagian juga kita berdua udah sering ngeliat kaya gitu dalam satu kamar.. timbang kaya gitu aja Ampe matiin video.!!" Imbuhnya lagi ketus.
"Kamu telpon Aku cuma mau marah-marah gini..??" Ara ikut meradang. Kali ini ia tengah memakai baju, sedang panggilannya ia pakai mode loud.
"Iya ga... Abisnya siihh kamu bikin Aku ilang mood aja..!!"
"Ok deehhh Aku minta Maaf.. Sorry.. Sorry..!! Sekarang cepet... kamu ngomong mau apa ??"
"Aku cuma mau ngajakin kamu ketemuan bareng temen-temennya Derry.."
"Cowo semua..??" Ara mulai ragu, apalagi Fadil orangnya cemburuan pasti Ara tidak di izinkan untuk ketemuan.
"Ga juga siihh, kan ada Aku sama Hana !!"
"Jadi temennya Derry itu kamu dan Hana..ffffttt ??" Goda Ara menahan tawa.
"Ya ga gitu juga, maksudnya gini lho.. Derry kan lagi siang ketemu temen SMA nya dulu, dan kebetulan mereka berdua itu temenan juga sama mantan bos kamu yang punya Caffe Mutiara itu..!!"
"Oh Ya.. ??" Kali ini Ara terkejut, ia menghentikan aktivitasnya yang kembali mengeringkan rambut memakai handuk.
"Iya Ra.. jadi nanti kita ketemuannya di Caffe Mutiara itu..!!" Yanti kembali meyakinkan.
"Astaga... gimana ini, Yanti kan belum tahu kalo Aku udah jadian dengan ka Fadil. Apa Aku harus jujur aja ya..??" Ujar Ara dalam hati.