webnovel

9. Akhir dari kompetisi

Zhong Quan sudah benar benar jengkel mendengar omongan Xiao Bu dan dia sudah tidak peduli lagi ada peraturan yang melarang untuk membunuh, melihat wajah Zhong Quan yang sangat tidak enak untuk dipandang, Xiao Bu sudah menyiapkan pertahanannya agar tidak kecolongan serangan.

Benar saja Zhong Quan langsung melesat maju dengan melepaskan energi yang berada ditingkat 2 tahap Pemadat Energi, melihat serangan Zhong Quan yang sangat menyeramkan, Xiao Bu tidak berani melemahkan kewaspadaannya.

"Ohh akhirnya menyerang juga"..cibir Xiao Bu.

Dengan pertahanan dari seni Badan Emas Budhanya, melihat kecepatan Zhong Quan yang amat cepat, Xiao Bu sudah siap menerima serangan yang mustahil dihindari.

"Majulah akan kutahan pukulanmu itu". Sambil memasang wajah mengejek Xiao Bu melepaskan energinya pada batas titik tertinggi untuk menerima serang Zhong Quan.

"Sialan kau samaph, berani menantang jenius sepertiku, matilah kauu!". ucap Zhong Quan.

Dengan ilmu beladiri tingkat tingginya Zhong Quan percaya Xiao Bu tidak akan selamat dari serangannya.

*Tinju Petir Mengaum

Duaakkkk*

"Hahah mati kau sampah, karena berani menantangku hahaha". Zhong Quan merasa puas dengan pukulannya.

Terlihat Xiao Bu mundur selangkah dan mengeluarkan seteguk darah, tetapi wajahnya terlihat biasa saja, seperti tidak ada sesuatu yang terjadi padanya. Zhong Quan yang melihat Xiao Bu seperti tidak terjadi apa apa dengan cepat melebarkan matanya.

"Tidak mungkin, pukulanku, ilmu yang kupakai berada pada tingkat tinggi, tidak mungkin tidak mungkin". Zhong Quan tidak mau percaya dengan pemandangan didepan matanya.

"Apanya yang tidak mungkin, tinjumu seperti tinju anak kecil hanya berefek sedikit kepadaku". ucap Xiao Bu dengan nada merendahkan.

"Kau kau kau, kau berani merendahkan ku, kau harus mati harus mati sekarang juga kau sampah!". Zhong Quan melesat sekali lagi dengan tinju yang sama.

Xiao Bu dengan gampangnya menghindari serangan Zhong Quan yang sama seperti sebelumnya.

"Masih belum jera juga ya, baiklah akan kutunjukkan seperti apa itu tinju". uca Xiao Bu

Tinju Peremuk

Dengan kecepatan tingginya Xiao Bu dengan gampang mendekati Zhong Quan, bahkan Zhong Quan yang berada di tingkat 2 tahap Pemadat Energi tidak bisa mengikuti gerakan Xiao Bu dengan matanya.

Duaakkkkkk

Ugghhhh

Zhong Quan terlempar mundur kebelakang dengan wajah muram dan seteguk darah keluar dari mulutnya. "Bagaimana mungkin aku yang jenius bisa kalah dari sampah sepertimu!".

Perbedaan Xiao Bu dengan Zhong Quan terlalu jauh, pondasi tubuh Xiao Bu lebih kokoh dibanding Zhong Quan, serta ilmu beladiri yang dilatih Zhong Quan belum sampai tahap awal sedangkan ilmu beladiri Xiao Bu sudah lebih matang, setiap ilmu beladiri yang dia latih sudah masuk ketahap menengah dan lagi ilmu beladirinya yang didapatkan dari sistem lebih unggul dibanding Zhong Quan.

Ilmu beladiri yang berada disistem walaupun ditingkat awal itu sebanding dengan ilmu beladiri tingkat menengah yang berada didunianya.

"Sialah kau, ilmu apa yang kau pakai sampai bisa menandingi ilmu beladiriku!". ucap Zhong Quan yang masih merasa sakit dibagian perutnya.

"Kau yang akan kalah tidak perlu mengetahui ilmu beladiriku ini". Xiao Bu sudah menyiapkan serangan keduanya dan langsung melesat kearah Zhong Quan.

*Duakkk Duakkkk Duakkk

Ughhhh*

Zhong Quan tidak bisa berkutik melawan Xiao Bu yang masih berada di tingkat 9 tahap Awal Energi atau bisa dibilang setengah langkah tahap Pemadat Energi.

Orang orang yang menonton sudah tidak percaya lagi akan kehebatan Xiao Bu yang bisa mengalahkan Zhong Quan, jelas jelas tingkat kultivasinya berbeda jauh tetapi Zhong Quanlah yang terkapar di tanah dan tak berdaya sama sekali.

*Woooooooooo

Wooooooooo

Woooooooooo*

Terdengar suara sorakan kemenangan yang menandakn berakhirnya pertarungan kompetisi jenius muda.

Tidak menunggu lama tetua dari sekte Pedang Indah langsung melesat kearash Xiao Bu.

"Nak kau hebat sekali bisa mengalahkan pendekar tahap Pemadat Energi". ucap tetua smabil memuji kehebatan Xiao Bu.

"ahh terima kasih tetua atas pujiannya.". Xiao Bu sedikit menundukkan kepalanya yang menandakan dia menghormati tetua yang ada didepannya.

"Tidak perlu sesungkan itu, memang kenyataannya kau hebat nak bisa menang melawannya". tetua itu menunjuk kearah Zhong Quan dan meneruskan berbicara. " nak apakah kau mau ikut denganku ke sekte Pedang Indah". tawaran dari tetua itu membuat Xiao Bu langsung memasang wajah senyum lebarnya dan menganggukkan kepalanya.

"Baiklah kau sudah setuju kalu begitu 2 hari lagi kita akan berangkat ke sekte Pedang Indah untuk memasukkan kamu kedalam sekte Pedang Indah.". ucap tetua.

"ahh maaf aku lupa memperkenalkan diri, perkenalkan namaku Meng Lei tetua dari Sekte Pedang Indah". ucap Meng Lei

Mendengar perkataan Meng Lei, Xiao Bu langsung membuka matanya lebar lebar, orang didepannya adalah tetua dari sekte Pedang Indah yang terpandang sebagai sekte terkuat dari sekte sekte yang ada di daerah benua tempat tinggal Xiao Bu.

"ahh maafkan aku juga tidak ingat mengenalkan diri saya kepada tetua, mungkin tetua sudah tau nama saya dari para penonton, tetapi akan lebih sopan jika saya memperkenalkan diri saya sendiri, perkenalkan saya Xiao Bu dari clan Xiao". Xiao Bu menundukkan kepalanya lagi menandakan dia memberi hormatnya sekali lagi.

"Baiklah Xiao Bu, dua hari lagi kita akan bertemu didepan gerbang arena ini". ucap Meng Lei.

"Baik tetua Meng". akhirnya mereka balik ketempat masing masing.

Tidak lupa dengan hadiah yang disediakan oleh pengawas kompetisi jenius muda, Xiao Bu menerima semua hadiah yang dijanjikan sebagai pemenang kompetisi Jenius Muda.

...........

Xiao Bu sudah ada dirumahnya bersama keluarganya, hadiah yang didapatkannya dari pemenang kompetisi dia berikan semua kepada orang tuanya.

"Xiao Bu kenapa kamu memberikan semua hadiah kepada ayah dan ibu, ini adalah milikmu hasil kerja kerasmu jadi ambillah". ucap Xiao Yang sambil memberikan kembali hadiahnya kepada Xiao Bu.

"aku tidak butuh hadiahnya aku hanya ingin memperbaiki namaku di clan Xiao ayah, tujuanku ikut kompetisi bukan untuk hadiahnya melainkan rekrutan tetua dari sekte Pedang Indah dan nama baik keluarga kita saja". ucap Xiao Bu.

Perkataan Xiao Bu benar benar membuat kedua orang tuanya meneteskan air matanya, sudah sejak lama keluarganya jadi bahan omongan gara gara anaknya akan tetapi Xiao Yang dan Xiao Yin tidak peduli dengan omongan orang lain. Sedangkan anaknya Xiao Bu lebih mementingkan nama baik keluarganya.

"Kamu memang anak terbaik kami Xiao Bu". Xiao Yang dan Xiao Yin langsung memeluk anaknya dengan erat dan perasaan bahagia terpancar dari wajah mereka

Pada awalnya orang tua Xiao Bu tidak terlalu peduli Xiao Bu kalahpun yang paling diutamakan orang tua adalah keselamatan anaknya sendiri dibanding kompetisinya. Akan tetapi Xiao Bu bisa meraih kemenangannya membuat mereka semua bahagia sekaligus bangga dengan anaknya yang sudah besar lebih memikirkan keluarganya.