"Heh heh, anak itu sangat tidak beruntung..."
Lin Shan membatin senang pada kesialan yang menimpa Lin Dong, ketika menatap pada si pemuda yang berdiri di arena batu. Dalam batas tertentu, Lin Yun tidak lebih rendah daripada Lin Hong. Malah, jika mereka diberikan fasilitas yang sama, akan susah membedakan siapa yang lebih kuat di masa depan. Sekarang saat Lin Dong akhirnya bertemu Lin Yun di babak ini, sepertinya perjalanan kompetisi Lin Dong akan berhenti di sini.
"Sayang sekali, padahal aku berencana memberinya pelajaran secara pribadi. Sepertinya sudah tidak perlu lagi." Lin Shan berkomentar malas sambil mengejek.
"Siapa yang menyangka kalau lawannya adalah Lin Yun."
Saat Lin Xiao mendengar lawan Lin Dong saat ini, dia tidak bisa menahan kernyit alisnya. Jelas, nama itu tidak asing baginya.
Di satu sisi, Qing Tan mengeratkan genggaman tangannya, ekspresi khawatir muncul di wajahnya yang kecil.
"Jangan terlalu khawatir, bahkan jika dia kalah dengan Lin Yun, dia sudah melakukan yang terbaik dari situasi buruk. Toh, Lin Dong juga hanya berlatih dalam periode waktu yang lebih pendek darinya," komentar Lin Xiao. Setelah dia pulih dari lukanya, dia sudah tidak terlalu keras pada Lin Dong.
Mendengar kalimat tersebut, Qing Tan tidak bicara apa-apa. Pupilnya menatap pada pemuda di arena batu, meski dia tidak tahu mengapa, di dalam hatinya dia mengharapkan hasil berbeda...
"Lin Dong-ge tidak akan kalah dengan mudah..."
Setelah Lin Ken mengumumkan lawannya, pemuda berpakaian warna abu-abu keluar dari kerumunan dalam diam, sebelum naik ke atas arena batu.
Pemuda itu terlihat kurus, namun sorot matanya setajam elang. Melihatnya, kau bisa mengatakan jika dia tidak hanya bijak, namun juga tekad yang tidak tergoyahkan.
Menyaksikan orang tuanya tewas mengenaskan di tangan penyamun, si pemuda mau tidak mau menjadi dewasa lebih cepat dibanding sebayanya.
"Lin Yun." Pemuda yang berpakaian abu-abu tersebut memberitahu namanya pelan sambil menghadap pada Lin Dong.
"Lin Dong," jawabnya sopan, sambil sungguh-sungguh menangkupkan salah satu tinjunya di telapak tangan yang lain, memberikan lawan sebuah penghormatan yang sudah seharusnya. Meski dia tidak pernah berinteraksi dengan si pemuda, Lin Dong cukup mengaguminya.
"Aku tidak akan menahan diri." Lin Yun memperingatkan Lin Dong sembari menatap padanya.
"Terima kasih." Lin Dong tersenyum.
Melihat pemandangan itu, Lin Xiao sedikit kaku, walau dia kembali normal setelahnya. Dia menatap lekat pada Lin Dong, lalu menghela napas pelan. Di tinju sang pemuda, berkedip sebuah cahaya amat samar, menandakan dia akan menggunakan Yuan Power.
"Karena kalian semua sudah hadir, pertandingan dimulai." Lin Ken melirik Lin Dong dengan tatapan khawatir sebelum melambaikan tangan dan berteriak.
"Buk!"
Setelah suara Lin Ken menghilang, mata Lin Yun menyipit. Dalam satu hentakan, dia menerjang paksa Lin Dong, kelima jari dibentuk menjadi sebuah tinju dan diarahkan untuk menyerang langsung dada Lin Dong.
Menghadapi serangan Lin Yun, Lin Dong tidak lari. Malah, yang mengherankan penonton, dia juga mengambil langkah maju bersamaan dengan telapak kanannya terulur cepat untuk menangkap tinju Lin Yun. Ketika telapak Lin Dong bertabrakan dengan tinju Lin Yun, Lin Yun tidak menyangka akan terpental ke belakang sebagai efeknya.
Tinjunya tertahan, kuda-kuda Lin Yun pun mendadak berubah, menghindari telapak tangan yang Lin Dong lancarkan padanya. Dia mengeratkan kedua tinju, tiba-tiba menjulurkan mereka untuk memukul wajah Lin Dong. Bayangan demi bayangan tinju seperti hujan es deras yang jatuh dari langit. Kekuatan semacam itu bukanlah kekuatan yang orang waras berani untuk menantang.
"Falling Rock Fist1?"
Teknik tinju yang familiar membuat Lin Dong mengangkat alis. Dia sudah melihat Lin Shan melakukan teknik tersebut sebelumnya, namun dibandingkan dengan yang digunakan Lin Yun, teknik pukulan Lin Shan terlihat penuh dengan cacat.
"Huff..."
Membuang napas dari tenggorokan, Lin Dong tahu di dalam hatinya jika kekuatan Falling Rock Fist hanya akan bertambah kuat di pertarungan jangka panjang, membuatnya semakin sulit dihadapi. Maka dari itu, dia paham jika dia tidak bisa menghindari lagi sekarang.
Karena dia tidak bisa kabur, dia hanya bisa menghadapinya langsung!
"Pa Pa Pa Pa Pa…"
Dengan ekspresi tenang di wajahnya, telapak tangan Lin Dong berubah menjadi tinju. Segera, rentetan suara gema keluar dari atas arena batu. Jika dihitung, di sana ada 8 gema!
Delapan gema Penetrating Fist!
Melihatnya, banyak orang di kerumunan sedikit khawatir. Mereka tidak pernah menyangka Lin Dong bisa menguasai Penetrating Fist hingga tahap itu di umur sekarang.
"Bocah itu, ternyata sudah maju sejauh ini..." Lin Xiao pun terkejut dengan pertunjukan mendadak Lin Dong, walau segera setelahnya, ekspresi senang muncul di wajahnya.
"Ya, tidak buruk..."
Di stan VIP, Lin Zhenthian mengusap jenggot, mengangguk pelan. Bisa memanfaatkan gema kedelapan dari Penetrating Fist di usia semuda ini adalah pencapaian luar biasa.
"Tapi kekuatan di balik Falling Rock Fist milik Lin Yun juga amat kuat, dan dibantu oleh Yuan Power. Karenanya, meski 8 gema Penetrating Fist itu kuat, masih akan kesulitan mengalahkan Lin Yun..."
Biarpun dia sepenuhnya terpukau, Lin Zhentian masih menatap tajam sambil meneliti situasi, sembari bergumam pada dirinya sendiri.
"Pa!"
Namun, setelah kalimat Lin Zhentian selesai, satu lagi suara renyah dan jelas bergema di udara. Seluruh ruang latihan langsung larut dalam keheningan.
Gema kesembilan!
Puncak dari Penetrating Fist!
Wush!
Dalam sekejap, setiap orang di kerumunan mengalihkan pandangan ke arah Lin Dong. Kali ini, mereka berhasil menemukan kilau lemah yang berkedip di tinju Lin Dong.
Yuan Power! Tempered Body level 6!
"Krak!"
Retakan muncul di cangkir teh di tangan Lin Xiao, ketika dia menatap kosong pada pemuda di atas arena batu. Gema kesembilan Penetrating Fist? Tempered Body level 6?
Lin Dong ... sejak kapan dia menjadi sekuat ini?
"Luar biasa!"
Duduk di kursi kepala keluarga, Lin Zhentian terdiam sesaat, sebelum memberikan pujian. Setiap orang yang mengenalnya, paham jika kekuatan yang ditunjukkan Lin Dong membuatnya amat puas.
Berdiri di sudut, ekspresi Lin Mang menggelap. Dia menutup rapat bibirnya dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Di belakangnya, alis Lin Hong pun sedikit mengernyit.
"Bocah itu sungguhan punya kemampuan..."
"Buk!"
Di bawah tatapan beku para penonton, seperti batu besar, tinju Lin Dong menabrak kedua tinju Lin Yun. Hentakan luar biasa timbul seiring tubuh Lin Yun terpental seperti layangan putus, sebelum mendarat di tanah di luar lingkaran arena batu.
"Woaa!"
Melihat Lin Dong mementalkan Lin Yun dengan satu pukulan, penonton di sekitarnya gempar. Mereka yang tidak pernah tahu Lin Dong sebelumnya, sampai membuka mulut lebar, karena tidak percaya dia bisa mengalami kemajuan yang mencengangkan hanya dalam waktu setengah tahun.
Lin Ken juga terpaku dengan kekuatan yang ditunjukkan Lin Dong. Beberapa saat kemudian, akhirnya dia tiba-tiba membuka mulut dan mengumumkan hasil.
"Pemenangnya Lin Dong!"
Ruang latihan tiba-tiba meledak dengan tepuk tangan dan sorakan, mereka akhirnya paham jika Lin Dong yang bisa masuk ke babak ini dengan mulus bukan karena keberuntungan, namun dari kekuatan hebat yang dia miliki.
Lin Dong melihat penonton yang bersorak dari tempatnya di arena batu, seiring senyum tipis muncul di wajahnya. Dia melompat turun dari arena batu dan mengulurkan tangan pada Lin Yun, "Kau tidak apa-apa?"
"Penetrating Fist 9 gema dan Tempered Body level 6. Kekalahanku sudah patut." Lin Yun menatap Lin Dong dengan senyum di wajahnya. Dia melanjutkan, "Jika ada kesempatan lain kali, aku ingin bertanding denganmu lagi."
Selesai dengan kalimatnya, Lin Yun tidak berlama-lama dan berbalik pergi.
Melihat punggung Lin Yun, Lin Dong pun tersenyum. Dia memiliki kesan baik pada pemuda itu. Jika di masa depan ada kesempatan, mungkin mereka bisa mengenal satu sama lain dengan lebih baik.
Namun, sebelum itu, dia masih harus mengalahkan Lin Hong, atau dia akan terus mengusik Qing Tan...
Lin Dong menolehkan kepala dan melemparkan pandangan pada posisi Lin Hong, hanya untuk melihat pemuda itu juga tengah menatapnya dengan ekspresi meremehkan samar di wajahnya.