webnovel

menjadi..

"nih seperti biasa, tapi makannya di sini aja (gardu tol) biar gw bisa dapat jawabannya sekarang" ucap tara sambil memberikanku sebungkus nasi untuk makan siang

"oke, gw cuci tangan dulu ka" berlalu keluar menuju toilet sambil berfikir 'jawab apa ya, terima apa ga ya'

saat kembali di gardu tol aku mulai membuka nasi bungkus, baru satu suapan ku lahap tiba-tiba tara bertanya

"inka cantik gimana, lo mau kan jadi pacar gw?"

tanya tara dengan wajah berharap

"hahaaa gini ya ka oke gw terima, tapi jangan menuntut apapun ya, gimana ??"

"jadi gw di terima? gw janji ga akan pernah kecewain lo" jawab nya dengan wajah sumringah

"oke oke dicatet ya janji lo" jawabku santai dengan senyuman

"makasih ya inka sayang" jawabnya dengan senyum bahagia

ehmm selama menjadi kekasihnya semua terasa sama saja, karena jadwal kerja kami berbeda, pulang kerja aku tetap menjalani kewajibanku kuliah, kami hanya bertemu sesekali jika memang kami jadwal lembur

tidak terasa 4 bulan berjalan, kami bertengkar karena salah paham, karena tara yang sangat posesif dan menuntut aku untuk tidak bertegur sapa dengan laki-laki sekalipun itu senior kerja

"oke klo itu mau lo, kita putus aja gw ga mau dituntut begitu" ucapku dengan nada sinis di telepon, lalu ku akhiri komunikasi dengannya

"eheemmm" sambil tarik nafas aku mulai merasa menyesal pernah menjadi kekasihnya

pagi hari saat siap-siap menuju kantor

"yah ma motor bocor" ucapku pada mama

"yaudah ga usah kerja deh izin aja" jawab mama dengan nada pelan

"yah ga bisa ma, hari ini inka jadwal lembur, naik ojek aja ya ma"

mama akhirnya mengantarku menuju tukang ojek di jalan raya

"ma inka berangkat ya" ucapku dan salim pada mama

"bang pelan-pelan ya bawa motornya, hati-hati" pesan mama

lalu ojek pun berjalan menuju kantor ku tapi ternyata di tengah jalan musibah datang

ojek yang mengantar ku menuju kantor dipepet oleh motor yang berisi 2 orang lelaki dengan badan besar

"berhenti lo sini hp dan duit lo" teriak mereka yang berusaha merebut tas yang ada di depan badanku

"bang ngebut bang" ucapku pada tukang ojek

tapi ternyata tukang ojek justru berhenti dan memaksaku untuk turun dan pergi meninggalkanku untuk melawan 2 maling itu

"brengsek lo" teriakku pada tukang ojek sambil kulempar helm yang aku pakai

"sini hp lo, uang lo" ucap salah satu dari maling

"cari kerja sana, jangan jadi maling" jawabku sambil teriak karena tidak mau barang-barang yang susah payah aku beli di ambil begitu saja oleh mereka

"sini" teriak salah satu maling sambil berusaha memukul wajahku

tapi aku tetap pasang badan dan aku lawan, sampai akhirnya maling itu jatuh karena ku incar kelamin nya untuk kutendang dan ku pukul lehernya. tapi nasib sedang tidak melindungiku maling satunya memukul kepalaku keras berkali-kali dengan pukulan yang ia bawa, entah pukulan apa itu, tapi setelah itu kepala ku bercucuran darah, aku tergeletak di jalan dan tidak sadarkan diri.

kantor..

saat aplusan di gardu tol

"inka ga masuk ya pak, berarti saya lembur" ucap senior yang masuk shift malam

"iya, tapi tumben sih tuh anak ga ada kabar, biasanya klo izin dia pasti telepon kantor dan bbm teman-temannya"

"eh iya tadi pagi dijalan ada cewek berantem sama cowok, itu pacaran lagi berantem kali ya sampai tonjok-tonjokan gitu" ucap senior wanita yang tiba-tiba ikut nimbrung berbincang

"ehm jadi khawatir, itu ka inka bukan ya, dia kan ikut beladiri silat, dia juga ga pernah takut sama orang jahat. dia selalu bilang aku selalu jaga diri aku, siapapun lawannya aku ga takut, karena aku cuma takut sama Allah" ucap reva teman yang saat melamar dan diterima kerja bersama dengan inka.

dijalan..

di jalan jakarta utara tergeletak wanita berjilbab dengan kepala berlumuran darah yang ditutup koran karena banyak orang yang mengira itu wanita sudah meninggal. orang-orang hanya melihat dan berusaha telepon kantor polisi untuk melapor. tapi ada seorang security bus yang menghampiri dan mengecek langsung nafas dan nadinya. ternyata masih hidup. lalu security itu membuka tas yang dibawa wanita itu ada name tag kerjanya. lalu security itu mengantar wanita tidak sadarkan diri itu dengan taksi menuju rumah sakit, setelah selesai security itu menuju alamat kantor yang tertulis di name tag milik wanita yang bernama Inka nafisah

"selamat pagi, benar ini ibunya Inka nafisah" ucap receptionist kantor yang sedang menelpon orang tua ku untuk memberi tahu tentang kabar buruk ini

"iya, ini siapa ya" jawab mama ku

"ini saya rini bu receptionist dari PT. ×××× tempat inka bekerja, begini bu saya ingin mengabarkan bahwa inka hari ini mengalami kecelakaan, saat ini inka sudah di rawat di RS. ×××× jika tidak keberatan, harap ibu datang untuk melihat langsung keadaan anak ibu"

"astagfirullah" mama tidak berkata apa-apa lagi, mama terjatuh lemas. lalu telepon di ambil oleh kakakku " baik kami akan segera kesana"

ucap kakakku singkat lalu menutup teleponnya

suasana menjadi hening

mama menangis sejadi-jadinya, kakakku terlihat lemas sambil memeluk mamaku

lalu mereka bersiap-siap menuju rumah sakit.

rumah sakit

"mba pasien atas nama inka nafisah di rawat dimana" ucap kakakku dengan suara bergetar menahan tangis

"sebentar ya bu, kami cek dulu... Inka nafisah korban kecelakaan ya bu, ia ada di ruang ICU lt.3"

jawab receptionist dengan senyuman

"hah ICU?" ucap mama dengan suara kaget dan langsung terburu-buru menuju lift untuk melihat keadaan ku di ruang icu lt.3

sampai di lt.3 suster mengenakan mama pakaian berwarna hijau khusus untuk para penjenguk pasien ruang icu

saat melihatku, mama tidak berkata banyak

mama hanya menangis dan terus berdzikir agar tetap tenang dan tidak ikut terpuruk atau bahkan pingsan melihat keadaanku

aku tidak sadarkan diri bahkan aku koma, dengan perban terbalut di kepalaku, oksigen dihidungku, infus ditanganku, selang di telinga kananku, dan selang cairan dimulutku

"dokter anak saya kecelakaan apa, kenapa sampai separah ini keadaannya?" tanya mama kepada dokter yang menjagaku

"anak ibu menjadi korban kejahatan bu, dia sudah tergeletak dijalan pagi ini dengan kepala penuh darah"

"astagfirullah usahakan yang terbaik dok, saya ingin anak saya sembuh" ucap mama dengan berlinang air mata

"sabar ya bu keadaannya sangat kritis, harus di operasi"

"jangan dok, jangan di operasi anak saya, biar dirawat aja, kalau memang anak saya meninggal saya ikhlas. yang penting jangan dioperasi. semua kuasa Allah" jawab bapakku yang tidak mau mengikuti keinginan dokter agar aku di operasi

mama hanya bisa berdoa dan berdzikir disampingku agar aku bisa kembali sadar, melihat dunia, sehat dan bersemangat seperti hari sebelumnya.