webnovel

Free Roam

Diriku terbangun pagi sekali, jam menunjukkan pukul 3:00 pagi.

Aku pun mulai sarapan pagi, setelah itu berganti pakaian olahraga. Karena aku akan melakukan jogging sebelum matahari muncul.

Diriku berlari mulai dengan mengelilingi kompleks sekitar, aku berpapasan dengan toko ramen yang entah kenapa buka, terus supermarket 24 jam, serta beberapa spot yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya.

"Ahh Miria-sensei..." terdengar suara familiar di dekat ku, saat ku menoleh ternyata itu Rin.

"Ohh hai Rin, kau juga jogging di pagi buta seperti ini. Mau menemani ku?"

"Ahh tentu saja~"

Kami pun berlari bersama, dan kali ini Rin menunjukkan beberapa spot yang lebih menarik dari yang kutemukan saat ini.

"Woah, ada restoran wagyu disini. Mungkin nanti aku akan kesini..."

Rin entah kenapa terdiam.

"Kenapa dengan mu?"

"Sensei, bolehkah aku bertanya?"

"Tentu saja, katakan apa yang kau pikirkan saat ini... " setelah itu, ekspresi wajah nya berubah.

"Apakah Sensei saat ini masih marah?"

"Apa maksudmu Rin?"

"Perihal Mikoto-chan..."

"Ahh itu..." Sekarang aku mengerti, Rin dan Mikoto-san adalah teman dekat, diriku sebagai guru pasti akan dianggap marah besar setelah dilawan oleh murid nya sendiri.

"Aku tidak marah kepada nya, malahan aku merasa ia memiliki potensi untuk menjadi lebih kuat. Tetapi aku juga mengharapkan semoga nilai akademis nya pun tetap berada setingkat atau lebih dari kemampuan Esper nya." kata ku dengan nada santai, namun menjadi serius saat membahas tentang akademis. Rin yang mendengarnya hanya tertawa kecil.

"Tentu saja, Mikoto-chan itu adalah orang yang peduli terhadap sekitar. Bahkan setelah kejadian itu ia mengusulkan badan keamanan kepada Walikota. Organisasi yang diisi pelajar dengan rasa keadilan tak peduli tipe kekuatan Esper nya seperti apa. Dan Walikota pun menyetujui nya, nama organisasi tersebut adalah Justified." kata Rin dengan membanggakan diri, mungkin karena Mikoto-san adalah teman nya. Sungguh sebuah privilege yang bisa di flexing sampai tujuh keturunan...

"Apakah Ketua Organisasi tersebut adalah Mikoto-san itu sendiri?"

"Tidak, ia menolak tawaran dari Walikota tersebut. Sebagai gantinya ia akan mengawasi organisasi tersebut untuk berjaga-jaga bila usulan yang dibangun Mikoto-cham tersebut berganti melawan balik Kota Sains." kata Rin, aku mulai kagum dengan Mikoto Aisa ini. Mungkin aku akan berdiskusi dengan Fixer tentang hal ini, siapa tahu aku bisa barter dengan ia informasi tentang pemilik kontrak yang menurutku agak kurang waras tersebut. Orang sebaik Mikoto-san diincar oleh seseorang, bukankah itu sangat aneh?

Sebenernya lebih aneh diriku yang mengambil asal kontrak ini.

"Wow... what da bold gal~" puji ku tersenyum, Rin entah kenapa menatap ku dengan wajah terkagum entah kenapa.

Eh?

"Miria-sensei, apakah kau bisa mengajariki bahasa Inggris? Aku lupa bahwa kau orang Inggris." Ok, perkataan nya membuat ku sedikit kesal.

"Untuk pertama, aku bukan Inggris... Tetapi orang yang tinggal di Finlandia. Lalu Bahasa Inggris yang kugunakan bercampur logat Scottish dan Irish, jadi aku tak bisa mengajari mu banyak." ucap ku seraya menjentik kening Rin

"Ouch!"

Setelah itu kami pun kembali menuju apartemen, ruang masing masing lalu bersiap menuju Tokihana.

Setelah briefing dengan Kepsek dan beberapa rekan guru ku, aku lantas menuju kelas dan menyapa seisi ruangan.

"Selamat pagi, bagaimana kabar kalian hari ini?" ucap ku yang dibalas beragam tanggapan.

"Hari ini, saya akan mengajari kalian cara menggunakan kekuatan Esper secara bijak."

"Kalian semua harap berganti pakaian, saya akan menunggu di lapangan luas itu." Setelah itu aku meninggalkan kelas. Mereka pasti mengerti karena kelas ini sebelumnya mempelajari mata pelajaran praktek pengendalian kekuatan Esper masing-masing sebelumnya secara mandiri.

Aku yakin Mikoto-san mengajari mereka, karena yang kulihat dari draft ini. Gadis itu sudah menjadi guru sukarela sekaligus murid di kelas nya setelah kejadian Grimoire Slime.

Saat menunggu di tengah lapangan, akhirnya mereka datang berombongan dengan pakaian olahraga masing-masing.

"Baiklah, pelajaran akan dimulai. Dimulai dari kau... Nekoyama Rin!"

"Ehh aku?" Rin menengok kiri-kanan sebelum menunjuk dirinya sendiri. Lalu maju kedepan.

"Tentu saja, kemarilah. Hari ini saya akan menjadi lawan tanding mu, jangan sungkan..." ucap ku saat kami berdua saling berhadapan, Rin merenggangkan tubuhnya pemanasan sebelum ia mengatakan siap.

Jujur aku merasa janggal terhadap nya, lebih tepatnya saat Rin mendatangi ku pagi hari sebelumnya. Aku tak mendengar suara langkah kaki nya.

Disaat itulah insting ku berdering, segera diriku berguling ke samping. Menghindari kulkas yang jatuh dari atas langit.

Apa yang...

"Hehh, Sensei ternyata bisa menghindarinya juga." ucap Rin yang entah kenapa berada di depan ku. Diriku langsung melancarkan serangan es, namun ia entah kenapa menghilang.

Sesaat kemudian ia berdiri dari arah samping.

Kekuatan ini... Teleportasi?

"Boleh juga..." Diriku lantas melemparkan beberapa beberapa pasak (tumpul) es kearah Rin

"Icicle Bullet!" Seperti biasa, ia menghilang. Dan menurut perhitungan ku ia akan muncul disini.

"Kena kau!" Diriku langsung melancarkan serangan semburan es sesaat Rin muncul kembali.

"Wide Frosty!"

"Akh dinginnya!!!" Rin pun membeku setengah badan akibat serangan ku dan segera menyerah, diriku menjentikkan jari. Membuat es tersebut meleleh dan membuat pakaian nya basah kuyup.

"Uhh, aku dibasahi air kehidupan Miria-sensei."

"Kau ingin menjadi sarden beku?!"

Setelah itu, aku menjelaskan pertarungan dan kekurangan yang harus Rin segera benahi. Lalu menatap kumpulan murid ku ini.

"Apakah ada yang ingin adu tanding dengan ku selain Nekoyama Rin ini?" tanya ku yang dibalas acungan seseorang.

"Boleh, kau maju lah!!!" Ia pun maju dari belakang para murid, dirinya masih mengenakan seragam sekolah. Namun entah mengapa berbeda dari seragam SMA Tokihana. Mikoto-san yang dari tadi memperhatikan pun terkejut bukan main.

"Murasaki Kaede, sedang apa kau disini?" tanya Mikoto, tatapan nya menunjukkan bahwa Nona Murasaki ini adalah orang yang sangat mengerikan.

"Ahh Mikoto-cchi, sudah lama tidak berjumpa. Sudah berapa bulan kita tidak bertemu, 2 bulan?" ujar nya tersenyum yang membuat Mikoto kesal.

"Hooh, kau masih tidak kapok setelah membuat kerusuhan dan mendapatkan akibatnya. Ingin ku setrum lagi hah?!"

Merasakan hal buruk akan terjadi, diriku setelah menengahi kedua gadis yang berdebat tersebut.

"Kalian sudahlah jangan berkelahi disini, ini sedang jam pelajaran." ucap ku berusaha melerai mereka, entah kenapa tatapan Murasaki Kaede teralih kepada ku. Lalu mendekatkan wajah nya ke telinga ku, membisikkan sesuatu.

"Winter Fox, aku menunggu mu seusai sekolah di pinggir sungai dekat Bank Central Integrity." Setelah itu ia pun pergi, Mikoto lantas mendekati ku dan bertanya.

"Ia bilang apa kepada mu?"

Aku tak menghiraukan nya dan kembali mengajar, yang pasti membuat semua orang disini bertanya-tanya tentang hubungan ku dengan Murasaki Kaede.

Apakah komplotan itu menyebarkan identitas ku? Tapi menurut ku, Esper yang dikalahkan oleh seseorang apalagi wanita sepertiku memilih diam atau penilaian kekuatan terhadap Esper tersebut akan menurun. Itu yang kuketahui tentang Science City Power Level Balancing. Tapi Murasaki Kaede, datang entah kenapa dan mengetahui diriku, siapa ia sebenarnya?

Jawaban nya hanya satu.

To be continued...