webnovel

I was born to be a God

Aku sudah lelah bersaing menjadi Dewa di Awaland. Kini aku ingin menjadi manusia normal seperti kebanyakan orang lainnya setelah aku kembali ke dunia Nyata. Ya... Aku sudah pernah bersaing untuk menjadi Dewa di dunia lain. Dan itu melelahkan. Kau akan sadar betapa gilanya orang-orang yang terpilih untuk mengisi posisi Dewa. Dan ketika mengingatnya, itu Mengerikan. Jadi oke, masa kejayaanku sebagai Calon Dewa sudah berakhir, aku kalah, dan saatnya aku kembali ke Dunia Nyata. Tapi, aku merasa ini tidak akan berakhir secepat itu. Rasanya seperti... Aku dilahirkan kembali untuk menjadi Dewa di Dunia ini!

Mowly · SF
レビュー数が足りません
25 Chs

Pengalaman

Ashura yang saat itu menghalangiku ketika menyelamatkan Tamasha kini menawariku untuk berkeliling Bali.

"Sepertinya kau mengalami banyak peningkatan dalam waktu singkat, manusia Dewa."

Sepertinya Dewa bertampang garang ini memuji perkembanganku.

"Terimakasih Ashura, tapi jika dibandingkan denganmu pengalaman dan kemampuanku masih jauh."

Mendengar ucapanku barusan ekspresi wajah Ashura melunak.

"Jangan bercanda Manusia Dewa. Dengan kebaikan hati dan keramahan seperti itu kau tak pantas menyandang gelar Dewa perang seperti Thor, Ares, atau Mars.

Lagipula mencapai tingkatan Dewa seperti kami terlalu cepat 100 tahun untukmu."

Kami tertawa bersama. Lalu dengan tepukan tangannya dipunggungku seketika lokasi kami berpindah.

"Tadi kita berada di Gianyar, sekarang aku akan memperkenalkan salah satu karya Agung masyarakat adat setempat! Garuda Wisnu Kencana!

Kita berada di Ungasan, Kuta Selatan!"

Kami berdiri ditengah sebuah kawasan yang tampaknya dari jauh berbentuk mirip suatu makhluk mitologi masyarakat setempat.

"Jadi ini Garuda?"

Aku mengagumi karya Agung yang bernilai tinggi ini.

"Jadi ini, Manusia Dewa yang kau ceritakan, Ashura?"

Sebuah suara menggema. Tanpa menoleh otakku sudah bisa menangkap bentuk tubuhnya secara global, dan ini pasti berkat sistem syarafku yang sudah mulai membiasakan diri dengan kinerja 'Specification' & 'Detection'.

"Anda... Wisnu?"

Lagi-lagi kinerja otakku menangkap dalam sekejap. Pola...

Aku seperti bisa melihat detil dari pikiranku sendiri, juga alternatif kejadian yang akan terjadi beberapa detik kemudian.

Jika aku bisa terus mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ini, bukan mustahil aku bisa melihat pergerakan situasi lebih jauh dari ini!

"Kecepatan perkembangan yang mengerikan ya, Ashura..."

Wisnu mengabaikan pertanyaanku, tapi dari pernyataannya barusan sepertinya memang mereka terkesan dengan perkembanganku.

"Aku sungguh tertarik menuntut ilmu dari para Dewa di pulau Dewata ini."

Sekali lagi aku mengajaknya berdialog, tapi lagi-lagi Wisnu ini tak menggubrisku.

"Kita berkeliling dulu saja, Manusia Dewa! Ada beberapa Dewa lain yang ingin kupertemukan denganmu."

Ashura menepuk punggungku sekali lagi, Wisnu tak lagi ada dihadapanku, kini terlihat sebuah sosok yang cukup terkenal.

"Ah... Anda..."

Aku mencoba menerka siapa sosok itu, tapi sepertinya hanya inisialnya yang kuingat, 'G'... 'G'

Siapa Dewa berkepala Gajah ini ya.

"Dia Ganesha, Dewa Pengetahuan, Perlindungan, Penolak bencana, dan Kebijaksanaan!"

Ashura memperkenalkan sosok yang terlihat ramah didepanku ini.

"Wah, Ashura yang ini bisa akrab dengan manusia ya? Aku jadi ingin melihat kalian berdua bertarung sampai tubuh kalian hancur lebur luluh lantak!"

Apanya yang Dewa Perlindungan dan Kebijaksanaan! Ucapannya mengerikan begitu!

"Wah, kalo begitu kebetulan! Karena disini ada Ganesha, dia bisa menciptakan 'Pelindung' yang akan meredam dampak kehancuran akibat pertarungan kita!"

Ashura tampak begitu bersemangat dengan idenya bertarung denganku.

Apa ini bisa kuanggap sebagai situasi untuk berlatih ya? Seandainya kami bertarung apa aku akan selamat dan baik-baik saja?

"Oke Ashura!"

Nggak masalah! Nggak ada salahnya mencoba!

.

..

...

Wah-Wah-Wah-Wah-Wah!!!

Ini! Seru!! Menegangkan!!!

L..Li..Lihatlah gerakanku!

Aku mencoba mengkombinasi 'Evasion', 'Specification', 'Detection', dan 'Destruction' Sekaligus!

Dan...

Dan lihatlah kecepatan dan kekuatan ini!

Aku bisa mengimbangi... Nggak! Bahkan mendesak Ashura!

Aku menciptakan Tabir Udara dengan 'Creation', agar bisa meredam gesekan udara akibat kecepatan pergerakan yang mungkin bisa mencederai tubuhku!

Dengan 'Generation' dan 'Specification' aku mempercepat pemulihan otot, syaraf, dan luka yang terjadi akibat benturan hebat tubuhku ketika menyerang atau bertahan dari serangan Ashura!

'Specification' dan 'Generation' juga kugunakan untuk mengatur ritme nafasku ketika bergerak dalam kecepatan seperti ini!

"Hey! Ugh... Makhluk macam apa... kau ini!!"

Kalimat Ashura terpenggal-penggal akibat serangan beruntun yang kulancarkan padanya.

Manusia biasa nggak akan bisa melihat bagaimana pergerakan kami, tapi dengan 'Specification' aku bisa melihat detil pergerakan yang dilakukan atau bahkan akan dilakukan oleh Ashura!

Haha...

Hahahaha!!!

.

..

...

Malam itu terdengar suara gemuruh, seperti langit yang akan menyambarkan guntur.

Tapi bukan itu. Gemuruh itu berasal dari suara baku hantam antara Ashura dengan Juan.

Tabir pelindung milik Ganesha berhasil meredam benturan dan suara ledakan pertarungan Juan dengan Ashura agar tidak merusak dan menimbulkan kekacauan.

"Ini pertarungan fisik yang hebat! Bisa dibilang dia sudah berada pada level tubuh yang jauh berbeda dibandingkan dengan manusia biasa."

Ganesha tersenyum mengamati manuver yang dilakukan Juan untuk menekan Ashura.

"Aku bisa menilai dari kecepatan dan kekuatannya. Kulit manusia biasa akan hangus karena efek gesekan udara dengan kulit akibat kecepatan gerakan yang melebihi batas kecepatan tertentu.

Tentunya dibutuhkan kecepatan refleks otot, juga reaksi syaraf sensorik dan motorik yang super cepat jika memperhitungkan dari kinerja tubuh manusia.

Selain itu Hantaman yang dilakukannya untuk bisa menekan Ashura membutuhkan tenaga besar yang jika tidak sesuai dengan kapasitas otot, daging, dan tulang miliknya akan mengakibatkan kerusakan akibat benturan yang sangat hebat.

Diibaratkan kepalan tangan manusia yang digunakan untuk menghantam tanah ketika jatuh dari ketinggian 10 meter.

Ah, tapi dengan kecepatan seperti ini, mungkin malah seolah jatuh dari ketinggian 10.000 meter. Ibarat Asteroid yang terbakar oleh atmosfer akibat gesekan udara pada permukaannya."

Dewa Pengetahuan dan Kebijaksanaan itu bergumam sendiri, mengagumi bagaimana Juan yang 'hanya' dikenal sebagai manusia biasa berdasarkan proporsi dan komposisi tubuhnya, bisa menggunakan potensi hingga menimbulkan kecepatan dan kekuatan seperti itu.

Karena kekagumannya tak terasa senyumnya merekah begitu lebar, matanya terbelalak kagum.

"Jika benar ia baru saja menerima kemampuan sebagai 'Dewa', maka bisa dinilai bahwa kemajuannya begitu mengerikan!"

.

..

...

Ini seperti dalam mimpi saja!

Aku tak pernah membayangkan adegan seperti di Anime, Kartun, dan Movie superhero bisa terwujud seperti ini!

Tidak, Ashura tidak serius, yang sejak tadi dilakukannya hanya bertahan, menghindar, dan menggertakku dengan gerakan kecil.

Aku menahan gerakanku dan mundur beberapa meter untuk memberi jarak kepada Ashura.

"Hey Ashura! Kenapa kau hanya bertahan dan menghindar? Serang aku dengan kekuatanmu!"

Empat tangan yang tadinya tak bergerak kini melepas posisi awalnya.

"Jangan menyesal manusia... Dan sebelumnya, siapa namamu?"

Ia tampak menjadi lebih tenang, dengan kuda-kuda yang mengancam Insting dan Naluriku.

"Namaku Juan!"

Ini akan sangat berbahaya. Tapi aku nggak mau dan nggak bisa mundur.

Aku harus merasakan perbedaan kekuatan yang jauh sebagai motivasi untuk berkembang.

"Guillotine..."

Suara target di hadapanku tiba-tiba menggema. Salah satu tangannya mengepal, terlihat jelas kumpulan Energi yang terkumpul dalam kepalan tinju yang mengerikan itu.

"Oi-oi-oi Ashura, jangan bercanda..."

Ganesha bergumam, sesuatu yang terdengar jelas begitu ketika 'Specification' aktif seperti ini mana mungkin tak kudengar.

Dengan 'Specification' dan 'Detection' pula aku bisa menganalisa kekuatan penghancur yang sedang dihimpun oleh Ashura ini.

Panzekampfwagen, atau lebih dikenal sebagai Tank Panzer.

Bodi sebuah Tank Panzer didesain untuk meredam penetrator energi kinetik.

Dan...

Potensi pukulan Ashura ini dapat menghancurkan pertahanan serupa Tank Panzer tersebut hingga 5 kali lipatnya.

"Fist!!"

BLAAAMMMM!!!!

.

..

...

....

.....

Hempasan udara yang kuat nyaris mendorong tubuh Ganesha yang kokoh. Tak terbayangkan bagaimana kuatnya efek kepalan tinju Ashura barusan.

"Tubuhnya hancur, darahnya berceceran, beberapa tulangnya remuk."

Ganesha melihat dan menjelaskan kondisi Juan dengan jelas.

"Aku sudah berusaha meredam Daya hancurnya dengan 'Reduction', ditambah lagi menggunakan Reduction pula untuk meredam rasa sakit ketika efek serangannya tak bisa kuredam dengan baik...

Tapi tubuhku masih bisa sehancur ini..."

.

..

...

Hebat!

Bahkan kemampuan Peredam Daya hancur dari Gulungan 'Reduction' masih bisa ditembus dan mengakibatkan luka separah ini ditubuhku.

Apa artinya lain kali aku harus meningkatkan daya Reduksinya dengan 'Amplification'?

Yah, tak masalah, ini resiko bagiku karena berani menerima tantangan Dewa terlalu awal.

Nah, sekarang 'Generation' ditambah 'Amplification' untuk memaksimalkan penyembuhan lukaku.

Benar saja, lihat bagaimana luka-luka ditubuhku pulih dalam hitungan detik.

Akan kucoba menggabungkan dengan 'Specification' untuk meningkatkan kecepatan Re-Generasi pada bagian tertentu.

Kaki...

Aku harus segera berdiri dan membuktikan bahwa serangan barusan bukan masalah besar bagiku.

.

..

...

Juan berdiri dengan tubuh yang perlahan-lahan pulih dan membaik.

"Kau bahkan nggak membutuhkan kemampuan penyembuhan dari Dewa lain!"

Ganesha terlihat kagum dengan kemampuan yang ditunjukkan Juan.

"Bisa bertahan dari serangan itu dengan tubuh manusia... Kemampuan yang menarik."

Ashura yang selama ini terlihat meledak-ledak dengan semangat kini lebih tenang, tampaknya dia berhati-hati terhadap Juan.

"Serangan yang menyakitkan, Ashura... Kuharap kita nggak akan pernah berseteru setelah ini."

Juan tersenyum kecut menahan rasa sakit.

Terlihat jelas luka-luka di tubuhnya pulih dengan cepat.

Ashura sendiri membisu, tak berkomentar apapun mendengar ucapan Juan.

"Mampirlah dulu untuk menikmati jamuanku, Juan, Ashura."

Ganesha mencairkan suasana yang terlihat dingin setelah pertarungan itu.

"Ah, nggak perlu Ganesha.

Apa kau masih berencana mengajakku berkeliling, Ashura?"

Ashura tampak lesu. Baik Juan dan Ganesha menyadari perubahan ekspresinya itu.

"Sebentar lagi Fajar. Kami harus menjaga agar sebisa mungkin Manusia nggak menyadari keberadaan kami."

"Jadi, lain kali aku akan mengajakmu berkeliling lagi."

Ashura mendekati Juan.

"Ganesha, aku pergi mengembalikan manusia ini ketempatnya semula."

Sekejap setelahnya Dewa dengan jumlah lengan sebanyak 6 itu menepuk Juan dan lenyap dari tempat itu.

Mereka berdua tiba di kamar hotel. Sena terlelap, dan setelahnya Ashura segera berpamitan meninggalkan Juan.

"Kekuatan, Pertahanan, Regenerasi, Kecepatanku juga meningkat pada tahap yang tak terbayangkan sebelumnya."

Ia merebahkan diri ke ranjang. Wajahnya terlihat penuh dengan ekspresi kompleks.

"Dengan kemampuan seperti ini, gimana caraku membenahi kehidupanku dan keluargaku ya?"