webnovel

I need love

kisah seorang gadis yang mencari cinta sejati setelah dia menemukan nya ternyata pria itu menghianatinya bagaimanakah kisah cinta gadis itu seterusnya?baca kidah lengkap nya di novel ini

Lita_ · 若者
レビュー数が足りません
49 Chs

26. Hutang yang harus dibayar

Mereka pamit sama ibu. Baru saja mau masuk mobil Retha pulang. Ia senang melihat Rea.

"Rea" ujarnya dan langsung memeluk tubuh Rea.

Dengan canggungnya membalas pelukan Retha. Rasa kaget dan bingung menghantui kepalanya.

kenapa tiba-tiba kak retha bersikap hangat begini. bahkan selama ini dia tidak pernah memelukku.

"bagaimana kabarmu" bertanya setelah melepaskan pelukannya.

"A aku baik, kakak bagaimana?" sedikit gugup. tidak biasa dengan keadaan ini.

"ibu, tuan Alqi saya permisi dulu ya ingin bicara berdua sebentar dengan Rea" menarik tangan Rea masuk kedalam rumah.

"iya" jawab ibunya dan Alqi bersamaan. sementara Rea hanya diam dan mengikutinya saja. tidak tau apa yang diinginkan kakaknya.

Tapi dalam hati dia senang. Ada rasa bahagia. karena selama ini kakaknya tidak pernah bersikap hangat padanya. apa lagi memeluk dan bertanya kabarnya. tapi sekarang kakaknya melakukan itu membuat Rea sedikit tertegun.

Setelah berada diruang keluarga Retha berhenti. jarak yang aman dari ibu dan Alqi pikirnya.

Mata Rea tidak lepas memandang Kakaknya.

"Rea aku mau bicara serius" nadanya sudah berubah menjadi dingin dan jutek seperti biasanya. hilang sudah sikap hangatnya.

Ternyata cuma akting.

"apa?"

"Kamu kan sudah menikah dengan Alqi, yah secara kamu sudah jadi orang kaya. jadi kamu harus membayar semua uang kuliah yang aku berikan padamu"

Betapa terkejutnya Rea dengan ucapan Retha. Ia tidak menyangka bahwa kakaknya akan berpikir dengan sangat licik.

"apa yang kakak katakan?"

"hei, ayolah. Kau pasti tau apa yang keinginanku. KAU HARUS MEMBAYAR UANG KULIAH YANG AKU BERIKAN PADAMU!!!" Ucap Retha dengan menekan kalimat Akhirnya.

"kak Retha aku tidak mungkin meminta uang pada Alqi"

"kenapa memangnya, dia kaya. kau tinggal minta saja padanya. mudahkan. aku yakin dia akan memberikannya"

"apa kakak pikir aku menikah karena uang"

"tidak. aku tidak berpikir begitu. aku tau hati adikku ini sangatlah baik" menunjuk dada Rea dengan telunjuknya.

"kakak aku ti.." belum selesai Rea bicara Retha sudah memotong perkataanya.

"tapi aku juga tau bahwa kau punya hutang padaku. Ayolah Rea jika aku tidak membayar uang kuliahmu maka kau tidak akan bisa tamat kuliah seperti ini. pikirkan Rea kau harus membayar apa yang sudah aku beri padamu"

"Tapi kak, mungkin aku tidak bekerja lagi"

"aku tidak peduli. aku sudah bilang padamu minta saja uang pada suamimu itu. suami kaya harus dimanfaatkan Rea. bodoh sekali kau ini"

"kakak mengertilah sedikit" belum selesai Rea bicara Retha sudah menentangkan tangannya. menyuruh Rea berhenti bicara.

"aku tidak minta kau membayar seluruhnya. kau cuma harus membayar sebulan sekali, seharga uang kuliahmu satu bulan"

"kakak...."

"aku tidak mau mendengar kata-katamu. yang penting kau harus membayarnya. aku beri keringanan, kau harus bayar mulai bulan depan. mengerti. dan bersikap biasa didepan Alqi dan ibu"

Rea hanya diam menundukkan kepalanya.bingung harus jawab apa.

tidak mungkin membantah aku memang berhutang padanya. tapi tidak seperti ini juga ujungnya.

"ayo" menarik tangan Rea agar keluar.

Didepan ibunya dan Alqi Retha lagi-lagi bersikap sangat manis. seratus delapan puluh derajat dari sikapnya tadi.

"ya baiklah, kalian hati-hati dijalan ya"

"iya" jawab Rea. tidak ikhlas sebenarnya.

"Rea nanti datang lagi. rumah sepi tanpamu"

Pandai sekali dia berakting. aku benci melihat wajah liciknya itu.

"iya kak. nanti aku datang"

setelah itu mereka lalu pulang. Didalam mobil Rea hanya diam saja. memikirkan ucapan kakaknya.

bagaimana aku harus membayar uang Retha. apakah setelah menikah aku akan tetap bekerja. sebelum menikah aku sudah bilang pada Alqi bahwa aku akan tetap bekerja tapi melihat keluarganya mereka mungkin akan marah. kalau aku bekerja itu berarti aku sama saja memalukan keluarga Alqi. Tapi dari mana aku harus mendapat uang empat juta dalam satu bulan. meminta Alqi sangat tidak mungkin. sepertinya aku memang harus bekerja.

Rea sibuk dengan pikirannya. Alqi memandang Rea yang hanya diam dan termenung. dalam pikiran Alqi Rea begitu karena ia menciumnya tadi. Rea tampak terkejut dengan kejadian itu tadi.

"Rea" belum mendapat sahutan

"Rea" belum juga

"Rea" meninggikan suara dan Rea langsung menoleh

"ah ya" terdengar kaget.

"maaf aku tidak bermaksud meninggikan suara. aku tadi memanggilmu tapi kau tidak menyahut"

"ah ya. tidak apa-apa. hm ada apa kau memanggilku?"

"Rea aku minta maaf untuk kejadian tadi. maaf aku tidak bisa menahan diri tadi"

"kejadian apa?"

"kejadian dikamar tadi saat aku menciummu. maaf Rea aku tidak bermaksud melakukan itu"

Ah aku bahkan melupakan kejadian itu karena ucapan Retha.

"tidak apa-apa. aku memaafkan mu"

"benarkah?"

"iya"

"apa aku boleh melakukannya lagi?"

"hei, dasar mesum" malu. wajahnya memerah.

"haha aku hanya bercanda sayang"

Rea hanya diam. Lalu ia teringat sesuatu.

"hemm Alqi"

"ya"

"boleh aku meminta sesuatu padamu" sedikit ragu

"apapun yang kau minta pasti aku berikan"

"Alqi, apakah aku boleh bekerja seperti biasa" menunduk sambil memainkan jemarinya. tidak berani memandang Rea.

"apa kau mau bekerja?"

"iya"

"kenapa?"

"bukankah sebelum menikah aku sudah bilang bahwa aku akan menikah"

"iya aku tau. dan aku bertanya kenapa?"

"kenapa apanya" tidak mengerti dengan pertanyaan Alqi

"kenapa kau mau bekerja. apa kau takut aku tidak memberikan uang. kalau soal uang kau tenang saja. aku akan memberikan uang belanja setiap bulan padamu. bahkan lebih besar dari gajimu bekerja"

"hem ti tidak. i ini bukan soal uang. a aku hanya berpikir kalau aku akan merasa bosan bila berada dirumah seharian. kau tau kan Alexsa kuliah, jadi nanti aku tidak punya kegiatan dirumah itu. izinkan aku bekerja"

"apa dengan bekerja kau merasa bahagia?"

"i iya. aku bahagia. karena nanti aku akan ada kegiatan dan bisa bertemu teman kantor"

"baiklah. kalau kau bahagia aku akan mengizinkan. tapi ingat jika kau lelah tidak perlu bekerja. dan satu lagi. kau akan tetap menjadi sekretaris pribadiku"

"i iya, aku mengerti" tersenyum bahagia.

Akhirnya aku bisa membayar uang Retha setiap bulan. aku merasa sangat lega.

Mereka sampai dirumah pukul 17:55.

Rea dan Alqi masuk rumah tentunya disambut dengan wajah manja Alexsa.

"kakak" ia datang dan berlari kearah Alqi dan langsung memeluk Alqi.

"kakak aku rindu padamu" belum melepaskan pelukannya.

"Alexsa" hanya itu yang diucapkan Alqi.

Rea hanya tersenyum simpul. senang sekaligus terharu melihat kakak adik ini sangat akur. tidak seperti dia dan Retha.

Andai aku bisa bermanja dengan kakakku.

"kakak ipar kenapa wajahmu sedih" melepaskan pelukannya.

"ah tidak. aku tidak sedih"

"kakak iparmu ini sedang cemburu melihat kau memelukku seperti itu" berjalan sambil meledek Alexsa. Alqi tau Rea tidak seperti itu. Rea mengikuti gerak Alqi. berjalan menuju kamarnya.

"benarkah?" mengikuti juga

"tidak Alexsa. kakakmu hanya bercanda.

"jadi kenapa kakak ipar sedih" berhenti diujung tangga

Rea membalikkan badanya menghadap Alexsa. dan tersenyum

"aku tidak sedih. aku hanya terharu melihat keakraban kalian berdua. aku bahkan tidak pernah merasakan itu"

"benarkah? bukankah kakak ipar juga punya kakakkan. kakak perempuan lagi. pasti menyenangkan"

"Alexsa kakak iparmu ini mau istirahat dan mandi. nanti saja bicaranya" ujar Alqi.

"ah ya. yasudah kakak ipar istirahat ya"

Rea tersenyum dan berjalan mengikuti Alqi dari belakang.