Tak sengaja mataku melihat tanggal yang ada di ponsel, satu minggu lagi pernikahan Evna. Dan aku masih berada di ambang kekalutan, padahal kemarin baru saja tanpa pikir panjang aku membeli tiket pulang ke kampung halamanku, betapa bodohnya aku. Setelah yakin setengah mati, sekarang aku kembali ragu. Aku akui kemarin aku kemakan bujuk rayu Evna yang terus menerus menelfonku untuk pulang dan datang ke pernikahannya. Gimana tidak, bukan hanya membujuk, tapi dia juga mengancamku untuk tidak ingin bertemu lagi denganku jika aku memutuskan untuk tidak hadir di pernikahannya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください