Sudah satu bulan itu berlalu. Ya satu bulan. Tidak terasa mungkin waktu begitu cepat untuk dikenang namun begitu berat untuk dilakukan. Ia memberikanku tiket menuju Singapore. Zahra bilang biar mereka semua sulit mencariku, dia bilang lebih baik aku ke Singapore karena mereka tidak akan menyangka aku berdiam di negara yang begitu dengan dengan Indonesia. Namun, tanpa sepengetahuan Zahra saat sampai di Singapore aku langsung terbang menuju London. Aku menemui Bentley di malam sebelum hari pernikahannya.
Saat bell apartemenku berbunyi, aku berjalan pelan membukanya. Bentley berdiri di sana setelah tiga puluh menit aku menelfonnya. "What's wrong Yuna? Are you okay?" ucapnya dengan panik datang sendirian dengan pakaian yang menyamar, sepertinya orang tuanya benar-benar mengurungnya di istana mereka.
"Aku gagal menikah," jawabku sengaja dengan bahasa Indonesia.
"What? what are you talking about? I am not understand."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください