“Jadi bagaimana, apa pemikiran kalian semua tentang ucapan gadis itu kemarin?” tanya Davin.
“Yang gue pikirkan kemarin bahwa gadis itu adalah Keisya,” jawab Calvino.
“Kenapa bisa lo berpikiran seperti itu?” tanya Alvado.
“Gue sependapat dengan Vino,” ucap Xavier.
“Bagaimana dengan lo, Xander?” tanya Davin.
“Gue sependapat dengan mereka berdua. Ingat kalimat terakhir yang dikatakan gadis itu,” ucap Xander.
“Ada seseorang yang membantu gadis itu selama ini,” ucap Elvino tiba-tiba.
Sontak itu, membuat mereka semua melihat ke arah Elvino dengan tatapan bingung. “Maksud lo apa?”
“Siapa yang lo maksud?” tanya Xander.
“Felicia,” jawab Elvino.
“Felicia yang membantu gadis itu selama ini?” tanya Davin.
Elvino menganggukkan kepala. “Jadi yang bertarung dengan kita kemarin itu?”
“Ya benar. Felicia ada di sana,” papar Elvino.
“Pantas saja postur tubuhnya tidak asing,” timpal Davin
“Perkataannya yang kemarin itu dari rumah teman hanya alibi saja?” tanya Xavier.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください